Saat menstruasi datang, mau tak mau Kamu pun harus menggunakan pembalut untuk menampung darah kotor yang keluar. Beberapa di antara Kamu mungkin masih memilih menggunakan tampon sebagai alat sanitasi selama masa haid tiba. Tampon yang dipasang dengan benar akan membuat Kamu merasa lebih nyaman daripada pembalut dan mengurangi kesempatan darah yang mungkin merembes ke celana hingga kasur. Namun, pertanyaan klasik selanjutnya yang biasanya muncul adalah, apakah kita dapat menggunakan tampon saat tidur malam?

 

Adakah bahaya dari membiarkan tampon selama berjam-jam? Kenyataannya, penggunaan tampon dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaaan tubuh Kamu saat menstruasi. Tidak ada yang melarang Kamu menggunakan tampon selagi tidur atau beristirahat. Tetapi, ada baiknya Kamu memperhatikan beberapa hal berikut ini untuk mencegah penyerapan darah yang terlalu berlebih pada tampon. Selain itu, Kamu juga perlu mengetahui potensi penyakit Toxic Shock Syndrome (TSS) yang mungkin terjadi dari pemakaian tampon yang terlalu lama. Check this out, Ladies!

 

Perhatikan Hal Ini Sebelum Memakai Tampon saat  Tidur!

Seperti yang telah disebutkan, Kamu para wanita dapat memilih secara bebas untuk menggunakan tampon atau tidak saat hendak tidur. Pilihan tersebut sangat bergantung pada dua hal berikut, yakni keadaan aliran darah yang keluar dan lama waktu tidur Kamu. Pertama, Kamu harus tahu volume darah menstruasi yang keluar dari tubuh. Jika dirasa darah yang keluar sangat banyak, Kamu disarankan untuk tidak memakai tampon sepanjang malam. Busa yang terdapat pada tampon mungkin tidak dapat menampung semua darah yang keluar, terlebih jika Kamu menggunakannya di hari kedua atau ketiga masa haid. Bukannya membuat tidur Kamu semakin nyenyak, tampon yang menyedot terlalu banyak darah justru akan menganggu kenyamanan. Kedua, pemakaian tampon juga bergantung pada rencana waktu tidur Kamu. Jika Kamu ingin beristirahat total dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya Kamu tidak memilih tampon.

 

Menurut Dr. Ghodsi dari American Board of Obstetrics and Gynecology, pemakaian tampon yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 8 jam. Jika lebih dari itu, ada dua hal yang dapat Kamu lakukan: mengganti tampon dengan pembalut malam atau memasang alarm untuk mengganti tampon setelah 8 jam tertidur. Ya, tampon boleh dipakai saat tidur, tapi pastikan Kamu hanya memakainya selama kurang dari 8 jam. Lebih baik lagi jika tampon sudah diganti setelah pemakaiannya selama 6 jam. Ingatlah, tampon sangat berbeda dengan pembalut! Penggunaan tampon yang dipasang di dalam tubuh memungkinkan terjadinya perubahan keadaan cairan dan rongga pada vagina. Tak jarang, perubahan tersebut mengarah pada penyediaan ruang yang baik bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini juga berkaitan dengan pembahasan selanjutnya mengenai potensi penyakit TTS berikut ini.

 

 

Potensi Terkena Toxic Shock Syndrome (TSS)

Pernah mendengar nama penyakit ini? Toxic Shock Syndrome atau TSS adalah penyakit infeksi yang berasal dari keberadaan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes dalam darah atau tubuh. Mungkin Kamu pernah mendengar larangan dari kerabat yang menyuruh Kamu untuk tidak menggunakan tampon terlalu lama. Salah satu hal yang dikhawatirkan dari kondisi tersebut adalah potensi munculnya penyakit TSS ini. Infeksi ini dapat membuat tubuh menerima racun dari aliran darah sehingga menyebabkan beberapa gejala, seperti demam, diare, muntah, nyeri otot, hipotensi, hingga shock. Memang, tampon bukanlah menjadi faktor satu-satunya yang dapat mempercepat perkembangan bakteri TSS.

 

Anak-anak maupun laki-laki nyatanya juga dapat terkena gangguan ini. Namun, wanita yang terkena menstruasi lebih mudah rentan untuk terkena penyakit TSS dari bakteri Staphylococcus yang biasanya terdapat pada tampon dari bahan sintesis. Tingkat risiko terkena TSS akan semakin meningkat jika Kamu menggunakan jenis tampon dengan daya serap yang tidak sesuai dengan aliran darah. Misalnya, Kamu menggunakan tampon dengan heavy absorbency di saat darah yang dihasilkan tubuh sedikit saat menstruasi terjadi. Intinya, bahan pembuatan tampon turut memengaruhi pertumbuhan bakteri penyakit TSS dalam tubuh. Selain tampon organik, kandungan kimia dan zat yang terdapat pada kapas tampon juga dapat menumbuhkan bakteri Staphylococcus. Sehingga pemakaiannya saat waktu tidur pun dikhawatirkan dapat menambah potensi penyakit TSS pada diri Kamu. Now, it’s your choice, Ladies! Jika Kamu tetap lebih nyaman menggunakan tampon saat tidur dibanding pembalut, jangan malas untuk menggantinya jika dirasa sudah penuh, ya! Kenyamanan Kamu memang penting, tetapi kesehatan Kamu jauh lebih penting bukan? (GS/OCH)