Dalam kondisi normal, sebenarnya setiap orang memiliki tulang belakang yang lurus dari leher hingga ke tulang ekor. Namun karena faktor tertentu, dapat terjadi perubahan kelengkungan tulang belakang, yang salah satunya disebut dengan skoliosis.

 

Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang yang melengkung ke arah kiri atau kanan. Meski banyak dialami oleh para wanita, namun sebenarnya kelainan ini belum dapat dipastikan penyebabnya. Meski begitu, sejumlah pakar menduga jika faktor genetik lah yang menjadi salah satu penyebabnya.

 

Untuk mengetahui keparahan skoliosis yang dialami seseorang, maka bisa dilihat berdasar lengkungan dan sudut rotasi batang tubuhnya seperti berikut ini :

  • Skoliosis ringan (kurang dari 20 derajat), tidak membutuhkan penanganan khusus

  • Skoliosis sedang (25-70 derajat), masih belum jelas akan menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari atau tidak

  • Skoliosis berat (lebih dari 70 derajat), dapat memengaruhi pernapasan

  • Skoliosis sangat berat ( lebih dari 100 derajat), memengaruhi paru-paru dan jantung, namun sangat jarang terjadi.

 

Meski memiliki kelainan pada bagian tulang belakang, bukan berarti seorang wanita penderita skoliosis tidak bisa hamil dan melahirkan seperti wanita pada umumnya. Kehamilan pada wanita penderita skoliosis tidak akan menambah derajat kemiringannya, hanya saja wanita hamil yang menderita skoliosis biasanya akan lebih rentan mengalami nyeri pada bagian punggung belakang. Yang perlu diingat lagi adalah jika skoliosis yang diderita oleh ibu hamil tidak akan membahayakan janin yang ada di dalam kandungannya, jadi Mums tidak perlu merasa khawatir dengan kondisi ini.

 

Walaupun wanita yang menderita skoliosis telah dinyatakan tetap bisa hamil dan juga melahirkan, namun ada beberapa keadaan tertentu yang memerlukan perhatian khusus, diantaranya :

  • Dengan bertambahnya ukuran rahim, maka rongga dada akan semakin mengecil. Dengan kapasitas yang tersisa tersebut, maka ada kemungkinan jika pernapasan menjadi lebih berat.

  • Seorang wanita hamil dengan skoliosis ringan, dapat melahirkan secara normal. Hanya saja, proses mengejannya dapat dipastikan akan menjadi lebih berat.

  • Seorang wanita dengan skoliosis yang memilih untuk melahirkan secara caesar, dapat dilakukan anastesi secara spinal, hanya saja prosesnya akan lebih sulit.

 

Untuk mengurangi keluhan nyeri pada tulang ketika sedang hamil, wanita dengan skoliosis dapat rutin melakukan olahraga. Pilihlah olahraga air yang tidak terlalu berat dan membani tulang punggung seperti berenang atau hanya sekedar berjalan di dalam air selama 30 menit. Selain itu, wanita hamil dengan skoliosis juga bisa melakukan senam hamil yang ringan. Namun, tetap ada baiknya jika berkonsultasilah dulu dengan dokter serta instruktur mengenai kondisi skoliosis yang diderita. Aneka olahraga tersebut bertujuan untuk menstimulasi otot, khususnya punggung supaya menjadi lebih kuat dan dapat diandalkan untuk menopang berat badan dan kehamilan. Selain itu, olahraga juga dapat membuat saraf-saraf menjadi tidak kaku.

 

Oh ya, di sela-sela kegiatan sehari-hari, jangan lupa untuk menyempatkan diri melakukan stretching. Hal ini baiknya dilakukan sebelum ibu hamil merasakan sakit punggung, pegal, atau timbul keluhan di daerah belakang badan. Jadi, misalnya saat Mums sedang berada di kantor, Mums bisa melakukan stretching sekitar 15-30 menit atau sekadar jalan-jalan di ruangan.

 

Agar keluhan bisa semakin dikurangi, jangan lupa juga untuk selalu mencukupi kebutuhan gizi selama masa kehamilan dan hindari mengangkat atau membawa beban yang terlalu berat. Apabila mulai timbul rasa nyeri pada bagian punggung, segeralah beristirahat. Lebih baik jika beristirahat dengan memposisikan diri dengan berbaring ke arah kanan atau kiri. Jangan ragu meminta bantuan suami untuk memberikan pijatan lembut di seputar area punggung yang terasa nyeri.

 

Meski skoliosis tidak memengaruhi kesuburan dan juga kondisi janin, bukan berarti Mums bisa mengabaikannya ya. Justru ada baiknya jika Mums berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum merencanakan kehamilan, terlebih jika Mums mengalami kondisi skoliosis yang tergolong berat. Tujuannya adalah agar Mums bisa lebih siap dengan risiko-risiko kehamilan yang mungkin terjadi nantinya. (BAG/OCH)