Dengue atau biasa kita kenal dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang memiliki urgensi tinggi. Hampir sepanjang tahun, kasus dengue ditemui dan umumnya akan mencapai puncak di musim hujan.

 

Indonesia adalah negara endemik dengue, dan menghadapi permasalahan yang sama setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, hingga minggu ke-52 pada tahun 2023, terdapat 98.071 kasus di Indonesia, dengan kematian sebanyak 764 jiwa.

 

Siapa saja bisa terjangkit DBD, tanpa melihat usia, strata sosial, atau di mana mereka tinggal. Penyakit ini dapat sangat berbahaya karena menyebabkan kematian. Namun, sampai dengan saat ini belum ada pengobatan khusus yang spesifik untuk mengobati DBD.

 

Dalam upaya memperkuat pengendalian serta pencegahan DBD di Indonesia, Farid Nila Moeloek Society bekerja sama dengan Bio Farma dan PT Takeda Innovative Medicines menyelenggarakan Diskusi Publik “Pentingnya Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue” di Jakarta, 17 Januari 2024. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 500 peserta, baik secara daring maupun luring, dan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan terkait.

 

Puncak DBD di Februari

Wakil Menteri Kementerian Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono menyebut bahwa dalam 10 tahun terakhir, kasus DBD Indonesia meningkat seiring dengan pergantian iklim. Ia mengatakan, biasanya kasua akan mulai naik di bulan November dan puncaknya terjadi sekitar bulan Februari. Apalagi dengan suhu panas yang sekarang dibawa oleh El Nino.

 

Menurut Wamen, berbagai upaya pngendalian dengue telah dilakukan tetapi incidens rate kmbali naik karena fenomena El Nino. “Tiap kali El Nino datang, insiden meningkat, misalnya dengan kejadian El Nino pada tahun 2008, 2016, dan tahun ini pun sudah mulai ada peningkatann.”

 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, DR. dr. Maxi Rein Rondonuwu DHSM MARS, menambahkan, peningkatkan kasus DBD akan selalu ada karena faktor alam yang tidak bisa kita cegah. “Saat El Nino suhu permukaan laut naik dan udara menjadi lebih kering. Pasca El Nino akan diikuti musim hujan di mana kasus dengue biasanya akan naik. Hal ini karena telur bisa bertahan berbulan-bulan di udara kering, saat kena air langsung menetas.”

 

Upaya Pengendalian DBD dengan 3M Plus dan Vaksin

Target pengendalian DBD adalah mencapai nol kematian di tahun 2030. dr. Maxi melanjutkan, “Target kita tahun 2024 adalah 10 kasus/100.000 penduduk. Ini (target yang) sulit meskipun sudah dilakukan semua upaya. Pemerintah Indonesia melalui RPJMN 2020-2024 berkomitmen untuk mengendalikan DBD sebagai bagian dari strategi peningkatan pengendalian penyakit, yang mencakup aktivitas seperti: pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit; penguatan health security; peningkatan cakupan penemuan kasus dan pengobatan; serta pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian penyakit dan penguatan sanitasi total berbasis masyarakat.”


Saat ini vaksin menjadi salah satu langkah yang efektif untuk mencegah dengue. Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Prof Hartono Gunardi SpA menjelaskan bahwa vaksin yang saat ini direkomendasikan adalah vaksin dengue yang berisi 4 antigen dari 4 serotipe virus dengue.



Efikasi vaksin dengue telah diteliti di 8 negara endemik dengue dengan lebih dari 28 ribu sampel berusia 1.5-60 tahun. Hasilnya vaksin dengue bisa melindungi dari rawat inap sampai 84%.



Hasil uji klinis juga menunjukkan tidak ditemukan risiko keamanan dan keparahan penyakit sampai 54 bulan setelah vaksin kedua. Di Indonesia vaksin dengue sudah disetujui BPOM sejak Agustus 2022 untuk usia 6-45 tahun.

 



Sumber:

Diskusi Publik “Pentingnya Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue”