Apa sih tiger parenting itu? Bagi yang suka menonton serial komedi Fresh Off The Boat, karakter Jessica Huang (diperankan oleh Constance Wu) merupakan contoh sempurna tiger mom. Jessica selalu menuntut ketiga putranya berprestasi tinggi dan tidak pernah melakukan kesalahan sekecil apa pun. Sekeras itukah metode pengasuhan ala tiger parenting, yang juga dikenal sebagai helicopter parenting? Lalu, bagaimana dengan kebalikannya, yaitu drone parenting?

 

Sekilas tentang Tiger Parenting

Amy Chua, penulis buku The Battle Hymn of The Tiger Mother, menceritakan kisahnya membesarkan kedua putrinya, Sophie dan Lulu. Chua menuntut agar mereka selalu mendapatkan nilai A hingga berlatih main piano dua jam sehari. Baginya, tidak ada alasan buat Sophie maupun Lulu untuk bermalas-malasan.

 

Bahkan, Chua tidak segan-segan membentak anak-anaknya sendiri bila mereka gagal mendapatkan nilai bagus di sekolah. Pola pengasuhan semacam ini lazim diterapkan oleh banyak orang tua zaman dahulu. Alasannya tentu saja agar anak disiplin, menurut, dan terpacu untuk berprestasi bagus.

 

Mungkin banyak anak yang dulunya diasuh dengan model tiger parenting yang sekarang menjadi orang sukses. Namun, apakah mereka benar-benar dan selalu bahagia? Sebuah studi pada tahun 2013 untuk Asian-American Journal of Psychology menemukan bahwa metode pengasuhan tiger parenting adalah menggabungkan cara yang positif dan negatif dalam waktu bersamaan.

 

Makanya, orang tua tipe ini sering disalahpahami sebagai sosok yang kasar dan tidak berperasaan. Padahal, maksud mereka adalah agar anak terus berprestasi. Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Queen Mary University London membuktikan bahwa tiger parenting juga rentan membuat anak stres dan tidak bahagia di rumah. Bahkan, anak pun jadi mempunyai kesulitan untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan mereka.

 

4 Macam Pola Asuh Anak

Ada empat macam pola asuh anak, yaitu:

  1. Uninvolved

Orang tua kurang atau nyaris tidak terlibat sama sekali dalam pola pengasuhan tipe ini. Anak cenderung dibebaskan, sehingga rentan berbuat semaunya sendiri. Bila sudah tahu mana yang benar, tidak masalah. Lain cerita bila anak masih harus belajar membedakan mana yang benar dan salah.

 

  1. Indulgent

Pola pengasuhan ini adalah yang paling problematik. Karena terlalu mengikuti kemauan anak, orang tua praktis dijajah oleh anak sendiri. Cara ini dapat membahayakan perkembangan kesehatan mental anak. Karena terbiasa dituruti, anak akan tumbuh menjadi sosok egois dan tidak tahu cara berbagi maupun bersikap toleran dengan orang lain.

 

  1. Authoritarian

Tiger parenting berada di spektrum ini. Pola pengasuhan ini adalah kebalikan dari indulgent. Anak harus mengikuti semua perintah orang tua dan sama sekali tidak boleh membantah. Pola pengasuhan semacam ini masih lazim diterapkan di negara-negara Asia atau keluarga yang masih menganut feodalisme.

 

  1. Authoritative

Meskipun orang tua masih berperan besar sebagai figur yang berkuasa, metode pengasuhan ini tidak seekstrem tiger parenting. Secara demokratis, diskusi antara orang tua dengan anak selalu terbuka dalam hal apa pun.

 

Lalu, di manakah posisi drone parenting, yang disinyalir sebagai kebalikan dari tiger parenting?

 

Sekilas tentang Drone Parenting

Kebalikan dari tiger parenting atau helicopter parenting, metode pengasuhan ini merupakan favorit banyak orang tua generasi milenial. Di sini, mereka cenderung tidak mengekang anak agar anak punya cukup ruang bernapas. Dengan cara ini, anak dapat lebih leluasa mengeksplor hal-hal baru yang menarik minat mereka.

 

Bila tiger parenting dapat menghasilkan anak-anak sukses dan berprestasi, maka drone parenting menghasilkan anak-anak ekspresif. Mereka cenderung lebih berani dalam mengungkapkan pendapat. Bahkan, bila diizinkan menggunakan gawai atau perangkat teknologi lainnya, mereka juga cenderung cepat tanggap.

 

Sayangnya, anak-anak hasil didikan drone parenting juga punya efek samping yang kurang baik. Mereka menjadi sulit diatur dan mudah kecanduan teknologi. Drone parenting sebenarnya juga disebut uninvolved parenting. Meskipun terkesan mandiri, bisa jadi anak diam-diam juga merasa orang tuanya sendiri tidak peduli.

 

Mana yang Lebih Baik Bagi Kesehatan Mental Si Kecil?

Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka. Berbagai pertimbangan, seperti latar belakang budaya, kebiasaan keluarga, hingga karakter orang tua, memengaruhi pilihan orang tua akan metode pengasuhan anak.

 

Agar kesehatan mental si Kecil tetap terjaga dan anak tumbuh dengan perasaan bahagia, sesuaikan metode pengasuhan dengan usia mereka. Misalnya,untuk mengajarkan struktur disiplin dan tanggung jawab sejak kecil, metode tiger parenting memang layak dipilih.

 

Namun, bila anak sudah bertambah usia dan mulai punya keinginan sekaligus mengerti batasan sendiri, bolehlah orang tua sedikit lebih demokratis. Banyak anak yang tetap bisa sukses dengan dukungan, alih-alih paksaan, dari orang tua sendiri.

 

Sumber:

https://www.haibunda.com/parenting/20171103162118-62-9000/tiger-mom-dan-pola-asuh-yang-diterapkan-untuk-anak

https://parenting.orami.co.id/magazine/memahami-drone-parenting-dan-plus-minusnya