Program Keluarga Berencana (KB) yang dicanangkan oleh pemerintah yang menganjurkan untuk cukup memiliki 2 anak dalam satu keluarga dimaksudkan untuk mengendalikan angka pertumbuhan penduduk. Adanya mitos yang mengatakan semakin banyak anak, semakin banyak rejeki adalah salah satu sebab terjadinya ledakan jumlah penduduk di Indonesia. Dalam rangka mendukung program tersebut, berbagai alat kontrasepsi pun mulai dipopulerkan.

Apa itu kontrasepsi?

Kontrasepsi merupakan metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan, ada yang bersifat sementara dan bersifat permanen. Adapun ada berbagai jenis kontrasepsi yang populer digunakan di Indonesia di antaranya adalah metode kontrasepsi alami, pil, suntik satu bulan, suntik 3 bulan, susuk, spiral dan kondom. Masing–masing alat kontrasepsi ini memiliki cara kerjanya masing-masing dan dengan angka kegagalan kontrasepsi yang berbeda-beda. Adapun metode kontrasepsi yang mengandung hormon, baik pil, susuk maupun KB suntik berpotensi untuk mengakibatkan gangguan haid, seperti perdarahan di antara siklus haid atau haid yang memanjang. Kontrasepsi hormonal ini bekerja untuk mencegah terjadinya pelepasan sel telur sehingga dapat mencegah pembuahan.

Metode Kontrasepsi Alami

Metode kontrasepsi alami merupakan metode kontrasepi yang dapat digunakan dengan melakukan prediksi masa subur seorang wanita. Bagi mereka yang haid secara teratur, maka masa suburnya dapat diprediksi sehingga pada saat menjelang masa subur sebaiknya tidak dilakukan hubungan seksual. Dengan melakukan pencatatan tanggal haid pertama selama 3 bulan atau lebih, maka seseorang dapat menghitung lama siklus menstruasi mereka. Adapun masa subur adalah waktu di sekitar terjadinya pelepasan sel telur yang terjadi 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Untuk mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.

Pil KB sebagai Alat Kontrasepsi

Pil, merupakan alat kontrasepsi yang baik, dengan angka kegagalan yang relatif kecil jika diminum dengan cara yang benar. Akan tetapi, kontrasepsi dengan menggunakan pil apabila tidak diminum pada waktu yang sama setiap harinya, akan mengurangi efektivitas dari pil tersebut. Hal ini banyak tidak diketahui oleh para pengguna kontrasepsi sehingga banyak pengguna pil kontrasepsi “kebobolan”. Selain itu efek samping berat badan yang bertambah, jerawat dan timbulnya flek pada wajah seringkali tidak disukai oleh para wanita dan yang sering dikeluhkan adalah timbulnya jerawat setelah bercinta dengan pasangan sehingga penggunaan pil ini seringkali berhenti ditengah-tengah. Padahal sebenarnya pil kontrasepsi ada bermacam-macam, mulai dari pil kontrasepsi yang disubsidi oleh pemerintah, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengurangi jerawat, serta pil kontrasepsi yang tidak mengakibatkan kegemukan. Selain itu, beberapa pil kontrasepsi juga dapat digunakan untuk meregulasi haid yang tidak teratur serta mengatasi nyeri haid pada pasien dengan kista coklat. Selain itu perlu diperhatikan pula kandungan dari pil kontrasepsi ini, karena akan memengaruhi cara penggunaanya. Ada pil kontrasepsi yang terdiri dari 21 pil yang diikuti dengan 7 hari bebas pil atau 28 pil yang sudah mengandung 7 pil yang berisi plasebo. Ada pil kontrasepsi yang berisi esterogen dan progerteron, atau pil yang hanya mengandung progesteron. Selain cara penggunaan dan efek samping, perlu diperhatikan juga bahwa penggunaan pil yang mengandung esterogen tidak disarankan bagi mereka yang mempunyai keturunan kanker payudara atau kanker dinding dalam rahim serta mereka yang sedang menyusui, sementara pil kontrasepsi yang mengandung progesteron sebaiknya tidak digunakan pada mereka yang punya tekanan darah tinggi karena sifat retensi cairannya akan meningkatkan tekanan darah.

Suntik KB sebagai Alat Kontrasepsi

Suntikan kontrasepsi yang popoler dikalangan masyarakat ada 2 macam, yaitu kontrasepsi yang berlaku untuk satu bulan dan tiga bulan. Suntikan KB satu bulan mengandung estrogen dan progesteron, sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang menyusui karena akan mengurangi produksi ASI. Umumnya mereka yang menggunakan KB suntik satu bulan dapat mengalami menstruasi setiap bulan. Ingat kontrasepsi satu bulan berarti kontrasepsi yang digunakan dapat melindungi kita dalam 28 hari. Lalu bagaimana dengan suntikan kontrasepsi tiga bulan? Berbeda dengan suntikan KB satu bulan, suntikan KB tiga bulan atau yang sering disebut Depo, hanya mengandung hormon progesteron. Suntikan ini boleh digunakan oleh wanita yang menyusui, namun umumnya pengguna KB suntik 3 bulan ini tidak mendapat haid. Selain pil dan suntikan, juga dikenal KB susuk atau implan. KB jenis ini dapat digunakan hingga tiga tahun dan hanya mengandung hormon progesteron sehingga dapat digunakan pada wanita yang menyusui.

Spiral sebagai Alat Kontrasepsi

Bagaimana dengan penggunaan spiral? Kontrasepsi dengan menggunakan spiral tidak menghambat pelepasan sel telur, namun spiral yang diletakkan dalam rahim ini akan mengganggu sperma yang masuk dan menyulitkan terjadinya implantasi (masuknya sel telur yang sudah dibuahi kedalam lapisan endometrium/ lapisan dalam dinding rahim). Banyak mitos yang berkembang tentang penggunaan spiral sebagai alat kontrasepsi. Masyarakat umum masih banyak yang takut untuk menggunakan spiral sebagai metode kontrasepsi pilihan, karena adanya mitos bahwa spiral yang dipasang bisa jalan-jalan sampai ke dalam perut hingga ke otak. Selain itu, banyak juga yang takut mennggunakan spiral karena takut tidak bisa bekerja berat, padahal sebenarnya tidak demikian. Adapun sebenarnya punggunaan spiral justru paling aman dibandikan dengan metode yang lainnya, karena tidak mempunyai efek sistemik yang hanya bekerja dalam lingkungan rongga rahim, sehingga tidak mengakibatkan adanya tekanan darah tinggi, pertambahan berat badan, timbulnya jerawat atau flek pada wajah serta tidak mengganggu kesuburan. Untuk itu, wanita yang menggunakan spiral akan dapat segera hamil setelah dilepaskan spiralnya. Pengguna spiral akan mendapatkan haid secara teratur, namun jumlah darah haid akan sedikit lebih banyak daripada sebelumnya. Selain metode kontrasepsi alami, metode kontrasepsi hormonal dengan pil, suntik dan susuk, serta spiral, metode kontrasepsi dengan menggunakan kondom juga dapat digunakan untuk mencegah pertemuan sperma dan sel telur. Selain untuk kontrasepsi, kondom juga dapat membantu mencegah penularan penyakit yang dapat menular lewat hubungan sekual seperti sifilis, hepatitis dan HIV. Apakah Anda sudah menentukan pilihan kontrasepsi yang akan digunakan? Disarankan untuk menggunakan kontrasepsi minimal dua tahun setelah melahirkan, terutama bagi Anda yang melahirkan dengan cara seksio sesaria atau sesar  karena penyembuhan optimal terjadi setelah 18 bulan.