Haruskah senang atau takut ketika memberitahu atasan jika Mums sedang mengandung? Mungkin tak semua perusahaan memiliki kebijakan untuk karyawan perempuannya yang sedang mengandung. Apakah akan diberikan cuti saat mengandung atau hanya saat melahirkan? Tapi tenang, khusus untuk Mums yang segan membicarakan ini pada atasan sebaiknya mengikuti beberapa tips berikut ini!

  • Pilih-pilih waktu. Tak dapat dipungkiri jika tidak semua atasan memberi respon baik terhadap berita kehamilan. Namun, tak sedikit pula yang justru mendukung dikarenakan hubungan yang terjalin sangat harmonis, bahkan seperti keluarga. Akan lebih baik jika Mums mulai mencari waktu untuk memberitakan kabar gembira ini pada atasan. Khususnya ketika telah melewati trimester pertama, yang mana risiko kegugurannya jauh lebih kecil. Selain itu, pastikan jika kehamilan Mums positif tidak hanya melalui alat uji pribadi melainkan melalui konsultasi dengan dokter kandungan. Sedikit tips, sebaiknya cari situasi saat atasan sedang dalam mood baik untuk memberitakan kabar ini.

 

  • Pelajari kembali kebijakan kantor. Apabila ini adalah kehamilan pertama Mums di kantor saat ini, sebaiknya cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebijakan yang telah ditetapkan mengenai kehamilan. Jangan sampai kehamilan justru mengganggu pekerjaan karyawan lain karena izin cuti yang tak disetujui.

 

  • Mulai persiapkan rencana untuk mengambil cuti kehamilan. Rencana ini tak hanya berguna untuk melengkapi tugas dari atasan ataupun kebijakan perusahaan, tetapi dapat pula berfungsi untuk mempermudah Mums ketika diwawancara oleh atasan. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang perlu dipersiapkan jawabannya:

- Tentukan tanggal mulai cuti

- Prediksikan berapa lama cuti yang akan Mums ambil, termasuk cuti yang diharuskan membayar

- Tentukan waktu cuti dengan rinci, apakah ingin mengambil cuti sekalgus banyak atau terpisah beberapa minggu.

- Diskusikan terlebih dahulu dengan suami, apakah ia juga mengambil cuti atau tidak. Sebab, hal ini berpengaruh pada rencana cuti Mums ke depan lho!

- Apabila Mums mengalami masalah pada kehamilan, sebaiknya sampaikan pada atasan dan negosiasikan apakah dapat bekerja dari rumah sampai proses kehamilan tiba atau tidak?

- Setelah bernegosiasi, yakinkan atasan Mums jika setelah melahirkan tepatnya setelah cuti, akan bekerja lebih baik lagi. Namun, berikan janji ini jika terjadi negosiasi yang alot, ya!

  • Putuskan jangka waktu Mums untuk mengambil cuti dari jauh-jauh hari.

 

  • Pikir ulang mengenai komitmen kantor. Kehidupan seorang ibu tentu berbeda saat masih sendiri. Terlebih ini adalah kehamilan pertama bagi Mums. Maka dari itu, cobalah untuk memikirkannya dengan matang, apakah Mums siap dengan komitmen sebagai pekerja kantoran atau masih diambang kebimbangan. Sebab, tak sedikit karyawan wanita yang memilih resign setelah melahirkan. Tentu saja banyak pertimbangan, mulai dari merawat anak hingga impian dalam karir. Semua pilihan memang membutuhkan pengorbanan, Mums. Hanya saja, pilihlah yang menguntungkan Mums dan anak, ketimbang keuntungan diri semata.

 

  • Mempersiapkan rencana B, meskipun rencana A telah disusun dengan matang. Rencana yang dimaksudkan di sini adalah rencana Mums dalam bekerja. Tentu atasan akan mempersoalkan tentang rencana ke depan yang akan dilakukan saat kembali bekerja. Namun, alangkah baiknya untuk mempersiapkan rencana B, jika rencana tidak berjalan dengan lancar. Tidak ingin kan diganggu tentang pekerjaan saat cuti?

 

  • Ingat kesehatan diri saat mempersiapkan rencana cuti. Saat-saat ini tanpa Mums sadari ternyata penting dan sering terlewatkan. Khususnya saat mempersiapkan rencana cuti yang pasti tidak sedikit. Sebisa mungkin, usahakan agar Mums tidak memaksa diri untuk menyelesaikan semua pekerjaan tertunda untuk menutupi hari cuti. Bagaimana jika cuti yang akan diambil sangat banyak? Perhatikan pula kesehatan janin agar persalinan dan saat cuti pun terlaksana dengan lancar.  (BD/OCH)