Setelah hamil dan melahirkan, perjuangan seorang ibu masih terus berlanjut, yakni dengan menyusui si Kecil. Tak sedikit ibu menyusui yang menemukan beragam tantangan selama perjalanan proses menyusui ini. Nah, untuk membantu Mums, berikut beberapa hal yang perlu Mums ketahui mengenai panduan menyusui yang tepat.

 

Persiapan untuk Sukses Menyusui

Untuk sukses menyusui si Kecil, diperlukan manajemen laktasi atau persiapan menyusui dari Mums. Persiapan ini tak hanya dilakukan ketika si Kecil sudah lahir, tetapi justru dilakukan sejak Mums masih hamil. Hal ini tentu saja untuk mengurangi kepanikan dan juga stres selama menyusui.

 

Persiapan pertama yang dapat Mums lakukan adalah memperbanyak informasi seputar menyusui. Informasi ini dapat diperoleh dari konsultasi dengan konselor laktasi ataupun dokter spesialis anak yang memang menguasai.

 

Selanjutnya, Mums juga harus senantiasa menjaga kebersihan payudara, mulai dari puting dan juga areola. "Bagaimana pun juga, saat menyusui dibutuhkan puting dan areola dengan kondisi yang baik. Oleh karena itu, Mums perlu rajin membersihkan area payudara secara perlahan menggunakan handuk lembut. Namun, hindari menggosok terlalu keras karena bisa membuat puting terluka dan kering," ungkap dr. Ria Puspitasari, Sp.A, CIMI.

Tak kalah penting, dr. Ria juga menganjurkan asupan nutrisi dan lingkungan yang nyaman serta mendukung juga menjadi faktor-faktor dalam keberhasilan menyusui.

 

Pentingnya Posisi dan Pelekatan yang Tepat Selama Menyusui

Kunci keberhasilan menyusui juga terletak pada posisi serta pelekatan yang tepat. Kedua hal ini berpengaruh besar terhadap konsumsi ASI yang optimal untuk bayi.

 

Bagi Mums, pastikan posisi selama menyusui terasa nyaman dan juga rileks, misalnya dengan bersandar, kaki tidak menggantung, atau menggunakan bantuan bantal menyusui untuk menyangga bayi.

 

Ada berbagai posisi menyusui yang dapat Mums terapkan, seperti cradle position, crossccradle position, atau bahkan football hold, laid back position, dan side position. Pada tahap awal menyusui, Mums mungkin dapat menerapkan cradle position, karena posisi ini sangat mudah dan nyaman. Namun, seiring waktu, Mums dapat menyesuaikan kembali posisi mana yang memang nyaman untuk Mums. Berikut ini posisi-posisi menyusui yang dapat Mums terapkan.

 

1. Cradle hold position

cradle_hold_guesehat

Cradle hold merupakan salah satu posisi menyusui yang paling sering digunakan. Posisi ini dilakukan dengan menempatkan kepala bayi pada lekukan siku tangan pada sisi payudara yang menyusui, sementara lengan bawah tangan menopang seluruh tubuh bayi. Jadi, jika bayi disusui pada payudara sebelah kanan, kepala bayi dan tangan Mums yang digunakan untuk menopang tubuhnya juga dari sisi kanan.

 

2. Cross Cradle Hold Position

crossover_guesehat

Posisi menyusui ini sebenarnya hampir mirip dengan posisi cradle hold. Hanya saja, lengan tangan yang digunakan untuk menopang bayi pada posisi ini justru berlawanan dengan payudara di mana bayi menyusu. Jadi, jika bayi menyusu pada payudara sebelah kanan, kepala bayi juga akan berada di sebelah kanan. Namun, tangan yang menopang kepala dan tubuh bayi adalah tangan kiri.

 

3. Football hold position

football_hold_guesehat

Posisi football hold dilakukan dengan cara mengapit bayi pada sisi tubuh, tepatnya di bawah lengan Mums. Lengan yang digunakan untuk mengapit adalah lengan pada sisi tangan yang sama dengan payudara yang digunakan untuk menyusui.

 

4. Laid back position

laid_back_position_guesehat

Posisi laid back atau bersandar merupakan posisi menyusui yang paling nyaman dan biasanya dilakukan ketika Mums menyusui bayi untuk pertama kali. Posisi ini dapat dilakukan dengan sangat mudah. Mums hanya perlu bersandar pada kursi atau sebuah bantal yang disandarkan pada tempat tidur, kemudian bayi berada pada posisi tidur menghadap Mums. Pastikan agar kepala bayi sejajar dengan dada Mums sehingga ia dapat mengisap puting dengan benar.

 

5. Side position

side_laying_guesehat

Posisi ini dikenal juga dengan posisi berbaring. Caranya, Mums tidur dengan posisi menyamping menghadap bayi. Kemudian perlahan miringkan tubuh bayi dan berikan sedikit dorongan pada punggung bayi agar ia bisa mencapai puting payudara Mums.

 

Posisi bayi selama menyusu juga harus dipastikan benar-benar menghadap tubuh Mums dan menempel, mulai dari kepala hingga tubuh. Jika posisi sudah tepat, faktor selanjutnya yang perlu Mums perhatikan adalah mengenai pelekatan bayi yang tepat. Pelekatan yang kurang tepat tidak hanya membuat bayi tidak bisa memperoleh ASI dengan optimal, tetapi juga dapat membuat puting ibu menjadi lecet dan akhirnya bengkak.

 

Menurut dr. Ria, pelekatan yang tepat diawali dengan mulut bayi terbuka lebar agar yang tercakup tidak hanya bagian puting, tetapi juga areola masuk ke mulut bayi, bisa setengah, sepertiga atau dua pertiga. Hal ini bervariasi, karena ukuran areola berbeda setiap ibu. Jadi, pastikan dagu bayi menempel ke payudara ibu dan bibir bayi terlipat ke luar.

 

Pada saat menyusui, pipi bayi tidak boleh kendur. Perlu diingat bahwa ini bukanlah proses mengisap, tetapi memerah ASI. Selain itu, bayi juga tidak boleh mengeluarkan bunyi decak saat menyusu.

 

Terakhir, jika pelekatan tepat, ibu tidak akan merasa sakit selama proses menyusui, serta bayi juga tenang dan tidak gelisah.

 

Pastikan Tubuh Terhidrasi dengan Baik Selama Menyusui

Sekitar 88-90% komponen ASI terdiri dari air. Oleh karena itu, jika Mums ingin menjaga produksi ASI, maka Mums juga harus mencukupi kebutuhan cairan tubuh yang lebih banyak dibanding saat Mums tidak menyusui.

 

Jika dihitung secara kuantitas, ibu menyusui membutuhkan kurang lebih sekitar 2,5-3 liter per hari. Dengan kata lain, saat menyusui, Mums membutuhkan tambahan sekitar 3 gelas lagi per harinya atau menjadi 10-12 gelas per hari.

 

Kekurangan cairan atau dehidrasi selama menyusui tidak hanya dapat memengaruhi produksi ASI, tetapi juga dapat membuat Mums merasa kelelahan, mual, sakit kepala, kram otot, hingga perubahan suasana hati. Oleh karenanya, memastikan kecukupan cairan selama menyusui sangat penting dilakukan oleh Mums. Selain itu, pastikan juga air mineral yang Mums konsumsi memiliki kandungan yang baik dan aman untuk tubuh.

 

"Pilihlah air minum dari sumber yang baik dan terlindungi, seperti misalnya dari pegunungan karena jauh dari polutan, limbah industri, maupun limbah rumah tangga. Kedua, air yang dipilih harus memiliki kandungan mineral yang lengkap, seperti kalium, kalsium, natrium, dan sebagainya. Terakhir, tidak kalah penting harus diproses juga dengan cara yang baik," tutup dr. Ria. (BAG)

 

Referensi: