Maraknya berita mengenai bubur bayi sebagai makanan pendamping ASI atau MPASI yang tak memiliki izin BPOM membuat sebagian besar orang tua ibu dalam pemilihan makanan untuk anaknya. Pasalnya, makanan bayi yang beredar tersebut tidak melalui uji lab kelayakan pangan dan dikatakan juga mengandung bakteri e coli yang berbahaya untuk balita. Untuk itu, Anda sebagai ibu tentunya sangat perlu mencermati kandungan yang ada di dalam makanan bayi yang dijual di pasaran. Tidak ada larangan bagi Anda untuk membeli makanan bayi dalam bentuk instan. Namun sebaiknya Anda perlu waspada dalam pemilihan produk bayi dan kandungan yang ada di dalamnya. Lalu, apakah ada kelebihan dan kekurangan, seperti bahaya MPASI Instan terhadap kesehatan anak dan adakah perbedaannya dengan makanan bayi yang dibuat sendiri di rumah?

MPASI Instan

Jika Anda termasuk ibu yang lebih senang dengan hal yang praktis maka makanan bayi jenis instan biasanya menjadi pilihan yang utama. Sudah banyak jenis makanan untuk bayi dengan berbagai varian rasa yang mudah ditemukan di supermarket, warung, maupun toko. Banyaknya merek produk yang menjual MPASI dengan berbagai varian rasa ini tentunya harus melalui uji lab dan uji kelayakan untuk dikonsumsi oleh balita. Hasil uji lab tersebut biasanya akan dikeluarkan oleh pihak BPOM sebagai aparatur negara yang menjamin layak atau tidaknya suatu makanan untuk dikonsumsi masyarakat. Akan tetapi dibalik amannya suatu produk, Anda masih perlu memperhatikan kandungan yang ada di dalamnya. Makanan yang mengandung kadar gula dan lemak yang cukup tinggi tentunya tidak baik untuk buah hati Anda. Anda bisa membandingkan angka kecukupan gizi dan kadar bahan lainnya yang terkandung di dalam MPASI tersebut yang biasanya tercantum di bagian box bungkus produk. Makanan yang instan memang kebanyakan lebih disukai oleh balita Anda ketimbang MPASI yang Anda buat sendiri. Mengapa demikian? Makanan instan tentunya bisa lebih awet bertahan dalam beberapa waktu sesuai dengan tanggal kedaluwarsanya karena ada kandungan bahan pengawet di dalamnya. Bahan pengawet tersebut salah satunya periksa rasa yang diklaim sebagai MSG. Akan tetapi berdasarkan Joint FAO atau WHO Expert Commite on Food Additives (JECFA) termasuk ke dalam kategori Acceptable Daily Intake (ADI) Not Specified, yang mana memiliki arti bahwa MSG tersebut masih aman untuk dikonsumsi oleh bayi. Dengan catatan diberikan dalam batas yang wajar atau normal dan dengan cara yang sesuai dengan anjuran. Sebenarnya ada atau tidaknya kandungan MSG yang ada di dalam produk makanan balita masih membingungkan. Tekstur makanan yang berupa tepung dengan sistem pembuatan freeze dryning juga bisa membuat suatu makanan bisa awet bertahan hingga berbulan-bulan. Akan tetapi, ada pula produk MPASI yang tidak mengandung bahan pengawet yang telah teruji kelayakan BPOM.

MPASI rumahan

Sedangkan MPASI yang Anda buat sendiri di rumah untuk buah hati Anda, tentu MPASI rumahan lebih menyehatkan karena dari segi sanitasi dan kebersihan memang lebih terjamin. Akan tetapi yang perlu Anda perhatikan saat balita Anda tidak menyukai masakan yang Anda buat, coba perhatikan dengan cara masaknya. Memasak makanan untuk bayi di rumah memang lebih higienis, tetapi jika salah memasakanya maka kandungan lauk pauk dan gizinya bisa hilang. Jadi, perlu untuk Anda memerhatikan metode memasak dan jenis sayuran dan buah yang akan diolah. Sudah tepat atau belum dalam memadukan sayuran satu dengan yang lain. Tidak hanya itu, biasanya jika Anda tidak memberikan variasi kandungan pada MPASI yang Anda olah sendiri di rumah juga bisa berpengaruh pada kurangnya pemenuhan kebutuhan gizi Si Kecil. Berbeda dengan MPASI instan yang biasanya akan lebih dicampurkan berbagai gizi dalam satu makanan padat yang disajikan. Untuk itu, Anda yang lebih senang membuat MPASI rumahan juga perlu memperhatikan kandungan gizinya, terutama zat besi agar kebutuhan nutrisi anak tetap terjamin. Sebetulnya jika Anda memberikan MPASI instan ke buah hati Anda sah saja. Akan tetapi, jangan biasakan anak untuk selalu mengonsumsi makanan instan. Berikan variasi rasa juga asupan makanan lain seperti jus buah atau rebusan sayuran lain. Selain untuk menambah kebutuhan nutrisi, anak juga bisa berlatih menggigit dan mengaktifkan indra pengecapnya. Jangan menyerah ketika anak menolak makanan yang Anda buat sendiri. Cobalah untuk memilih bahan makanan serta cara mengolah yang lain. Catatan bagi Anda bahwa sebaiknya jangan dulu menambahkan perasa seperti garam dan gula pada makanan bayi karena sebenarnya anak masih belum memerlukan kedua rasa tersebut di dalam tubuhnya. Pilih saja bahan makanan yang mengandung rasa manis serta gurih yang alami.