Mulai dari soal makanan hingga rebutan perhatian dengan Mums, si Kecil cenderung posesif dengan mainan kesayangannya. Memang sih, itu mainan yang dibelikan Mums untuknya. Namun jangankan meminjamkan, kakak atau adiknya baru memegang mainan tersebut sebentar saja, si Kecil langsung marah-marah. Mengapa anak tidak mau meminjamkan mainannya?

 

Anak Belum Paham Makna Berbagi

Ini juga sama dengan soal berbagi makanan. Konsep berbagi adalah sesuatu yang masih asing bagi anak usia balita. Meskipun sedang tidak dimainkan, si Kecil tidak rela bila mainan kesayangannya tiba-tiba dipegang atau dimainkan oleh orang lain. Bahkan, si Kecil tidak peduli bila yang meminjam masih bayi sekalipun.

 

Dalam rentang usia 1-5 tahun, si Kecil tengah belajar tentang dirinya sendiri. Anak berusaha mengenal diri sendiri, termasuk mengenai keinginan, perasaan, hingga kebutuhannya. Makanya, jangan heran bila si Kecil terkesan egois dan enggan berbagi apa pun dengan orang lain.

 

Memaksanya untuk berbagi bahkan dengan ancaman akan menyita mainannya, sama sekali bukan tindakan bijak. Yang ada anak malah menangis dan semakin antipati dengan konsep ‘berbagi’.

 

Kabar baiknya, fase ini akan berlalu, terutama dengan arahan yang baik. Chris Moore, psikolog perkembangan dan direktur Early Social Development Lab di Kanada, menekankan, fase ini mencapai puncaknya pada usia 2 hingga 3 tahun.

 

Makanya, fase ini juga termasuk pendukung istilah ‘terrible twos and threes’ – yaitu fase usia anak-anak balita sering bersikap menyulitkan. Tidak hanya soal berbagi makanan dan meminjamkan mainan, pendirian si Kecil juga sering berubah-ubah. Namun, biasanya sehabis usia 3 tahun sudah mulai berkurang kok, Mums. Asal si Kecil mendapatkan arahan yang tepat, ia akan kembali menjadi anak yang lebih menyenangkan.

 

Beberapa Alasan Anak Tidak Mau Meminjamkan Mainannya

Sebelum kesal, perhatikan dulu kemungkinan si Kecil tidak mau meminjamkan mainannya, bahkan pada saudaranya sendiri:

 

  1. Si Kecil sedang asyik memainkannya

Bayangkan Mums sedang asyik menonton satu acara TV, tahu-tahu Dads atau si Kecil meraih remote control dan memindahkan saluran TV sesuka hati tanpa meminta izin atau bertanya apakah Mums keberatan dengan tindakan tersebut. Pastinya Mums akan kesal, bukan?

 

Seperti itulah perasaan si Kecil yang sedang asyik bermain dengan permainan kesayangannya. Bila tiba-tiba kakak merebut mainan tersebut tanpa izin, pastinya dia akan marah. Meskipun sudah meminta baik-baik, jangan harap anak akan memberikan mainannya bila masih asyik bermain.

 

Tunggulah agar si Kecil selesai bermain sampai puas. Sesudahnya pun, ingatkan si Kecil bahwa selama dia tidak sedang memainkannya, berarti boleh dong kakak atau adik meminjam mainannya?

 

  1. Si Kecil takut mainannya akan rusak atau hilang

Perasaan ini lazim, mengingat sisi posesif anak balita masih sedang kuat-kuatnya. Ada rasa tidak percaya bila si Peminjam mainan akan menjaga mainan kesayangannya baik-baik. Apalagi bila sebelumnya sudah pernah ada kejadian mainannya rusak atau hilang setelah dipinjam.

 

Ini saatnya Mums harus bersikap adil. Alih-alih langsung memarahi si Kecil, bila memungkinkan tegur anak yang entah kenapa senang merusak mainan si Kecil. Solusi lain, Mums bisa memberikan mainan yang lain agar mainan si Kecil tidak diganggu.

 

  1. Si Kecil takut mainannya tidak akan dikembalikan lagi

Ini juga mirip dengan poin sebelumnya. Apalagi bila si Kecil pernah mengalami kejadian ini. Misalnya, si Kakak bilang pinjam, lama-lama meminta paksa agar mainan tersebut jadi hak milik. Contoh lain adalah adik yang belum paham makna kepemilikan langsung mengakui mainan tersebut sebagai miliknya. Mau tidak mau, Mums harus intervensi total. Mulai dari menegur kakak agar tidak merundung si Kecil, hingga mengingatkan adik bahwa niatnya tadi hanya mau meminjam.

 

Meminjam artinya mengembalikan mainan begitu sudah selesai dimainkan. Untuk si Kecil, Mums bisa mengingatkan bahwa dia bisa bersikap tegas kepada si Peminjam agar mengembalikan mainannya sesudah selesai dimainkan

 

  1. Yang meminjam caranya kurang menyenangkan

Nah, ini juga berhubungan dengan poin-poin sebelumnya. Bila si Kakak atau adiknya memintanya dengan cara kurang sopan, jangan heran bila si Kecil jadi marah dan enggan. Di sini, Mums harus memberikan pengertian ke semua anak mengenai cara meminjam dengan cara yang sopan dan menyenangkan.

 

Mengapa anak enggan meminjamkan mainannya? Sekarang Mums tahu ada berbagai kemungkinan. Ingat, sebelum menegur atau memarahi, validasi dulu perasaan si Kecil. Selain itu, ajarkan kebiasaan berbagi serta meminta dengan sopan secara bertahap dan sabar. Memang butuh waktu lama, tetapi lama-lama si Kecil bisa paham kok, Mums. (AS)

 

Referensi                                                             

Parents: Why Your Toddler Does Not Need to Share With Others

AskDrSears.com: 11 Ways to Teach Your Child to Share

Raising Children: Sharing and learning to share

Today's Parent: Why your toddler won't share

Baby Sparks: Why is it So Hard for Toddlers to Share?