Ai Kecil akhir-akhir ini kok, berlaku aneh ya, Mums? Tidak hanya mengeong mengikuti kucing peliharaannya, gerak-geriknya pun ganjil. Mulai dari suka pura-pura berjalan dengan dua tangan dan kaki, hingga…astaga! Dia berusaha menjilat tubuhnya sendiri seperti kucing saat membersihkan diri. Mengapa anak suka berpura-pura menjadi hewan peliharaan mereka? Ini normal enggak ya, Mums?

 

Eksplorasi si Kecil

Di usia balita, sisi kreatif si Kecil mulai berkembang. Rasa penasaran membuatnya selalu banyak bertanya, ingin tahu segala sesuatu, hingga ingin merasakan berbagai pengalaman berbeda. Salah satu caranya adalah dengan melakukan role-playing atau bermain peran.

 

Nah, saat bermain peran, si Kecil bisa memilih menjadi siapa saja. Misalnya, bermain menjadi boneka kesayangannya, berpura-pura menjadi kakak, teman sekelas, atau bahkan meniru Mums dan Dads. Tentu saja, tak ketinggalan pula, dia meniru hewan peliharaannya atau binatang lain yang menarik minatnya.

 

Menurut Tracy Gleason, dosen psikologi dari Wellesley, fase ini normal bagi anak-anak – terutama yang masih balita. Mereka banyak bereksplorasi untuk membayangkan rasanya menjadi orang lain atau sosok lain. Apakah interaksi dan rasanya kira-kira akan berbeda bagi mereka?

 

Menurut dr. Gleason, perkembangan kognitif si Kecil yang masih balita ini disebut dengan “teori pikiran” atau “theory of mind”. Dengan cara ini, anak dapat memahami bahwa orang maupun sosok lain juga punya pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan mereka pasti berbeda dengan yang dimiliki si Kecil.

 

Di satu sisi, sebenarnya lucu juga melihat si Kecil suka berpura-pura menjadi hewan peliharaan mereka. Hal ini bisa membantu mengembangkan sisi kreatifitas dan empati anak pada binatang. Bisa jadi si Kecil senang melakukannya sendirian atau saat bermain dengan saudara atau teman-temannya di sekolah.

 

Kapan Sebaiknya Membatasi Perilaku Ini pada si Kecil?

Menurut dr.Yamalis Diaz, asisten profesor klinis untuk ilmu psikologi di Hassenfeld’s Children Hospital di NYU Langone, ada empat (4) alasan umum yang menjadi kemungkinan anak suka berpura-pura menjadi hewan peliharaan mereka:

 

  1. Menghindari pertanyaan.

Misalnya: si Kecil mengeong atau menggeram setiap ditanya.

 

  1. Mencari perhatian.

Meskipun dengan cara negatif, intinya si Kecil tetap mencari perhatian Mums dan Dads.

 

  1. Meminta sesuatu (meski dengan cara berbeda).

Misalnya: meminta makanan dengan cara mengeong atau menyalak.

 

  1. Berkomunikasi (terutama bila belum bisa berbicara banyak).

Ini biasa terjadi bila anak balita belum mengenal cukup banyak kosakata. Meskipun kadang terasa mengganggu, terutama bila berkelanjutan, sebaiknya jangan langsung memarahi si Kecil, Mums. Menurut dr.Diaz, cara langsung dan frontal ini dapat membunuh imajinasi si Kecil. Lagipula, bila waktunya memang sedang tepat, biarkan si Kecil bermain peran hingga puas. Toh, fase ini juga akan berlalu seiring bertambah usia anak.

 

Mums bisa mencoba melakukan beberapa hal ini:

  1. Tentukan batasan waktu.

Misalnya: si Kecil hanya boleh berpura-pura sebagai hewan peliharaannya atau binatang apa pun pada waktu bermain. Mums juga mengingatkan bahwa di saat-saat lain, seperti waktu makan, anak harus kembali berbicara seperti anak manusia normal.

 

  1. Minta anak berbicara normal bila bukan waktu yang sudah disepakati bersama.

Misalnya: Mums mengingatkan si Kecil seperti ini: “Kitty si Kucing baru boleh muncul kalau Adik sudah mau ganti baju/makan dulu.” Menurut dr.Gleason, boleh juga Mums menggoda si Kecil dengan pura-pura ikut menirukan suara hewan, namun dengan cara yang akan mengganggunya. Dijamin, anak akan langsung berhenti dan kembali berbicara seperti manusia.

 

  1. Bersikap cuek bila tujuan si Kecil mencari perhatian.

Jika dilakukan pada waktu bermain, kebiasaan si Kecil yang satu ini memang masih lucu. Namun bila terlalu sering, lama-lama mengganggu. Apalagi bila Mums sedang ingin berbicara serius dengannya.

 

Mums bisa mencoba untuk tidak meladeni si Kecil yang terus mengeong-ngeong. Mums juga bisa menegaskan padanya: “Mums baru mau akan ngomong sama Adek kalau Adek pakai suara manusia.”

 

  1. Berikan dukungan bila si Kecil sulit berkomunikasi.

Anak balita masih mempunyai kesulitan dalam mengelola emosi mereka. Saat sedang marah atau sedih, ada kalanya anak jadi susah untuk berbicara. Ekspresi yang keluar bisa menggeram seperti binatang.

 

Misalnya: tanyakan si Kecil yang mengeong sambil menunjuk botol susunya, “Adik mau minum?” Bila si Kecil sedang sedih, ajaklah untuk sama-sama menarik napas panjang. Kemudian tanyakan mengenai hal yang membuatnya merasa sedih.

 

Mengapa anak suka berpura-pura menjadi hewan peliharaan mereka, Mums? Sekarang Mums tahu kemungkinan alasannya. Fase ini akan berlalu, namun semoga si Kecil tumbuh menjadi anak yang berempati pada semua mahluk hidup.

                                                           

Referensi

Parent24: Help! My child spends hours every day pretending to be a cat! Is this normal?

Wellesley: Why Do Kids Pretend to Be Animals? Wellesley Professor Explains

The New York Times: Why Won’t My Kid Stop Pretending to Be a Lion?