World Health Organization (WHO) merekomendasikan para ibu di seluruh dunia untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan guna mengoptimalkan tumbuh-kembangnya. Manfaat lain yang didapatkan bayi ialah menurunnya risiko terserang infeksi gastroenteritis serta intervensi paling efektif untuk mencegah kematian.

 

Meski kampanye ASI eksklusif selama 6 bulan sudah digaungkan secara terus-menerus, mitos bahwa bayi juga membutuhkan air selain ASI masih sering terdengar di tengah-tengah masyarakat. “Makanan pelengkap, termasuk air, seharusnya hanya diperkenalkan ketika bayi mencapai usia 6 bulan,” ungkap Sri Sukotjo, Spesialis Gizi UNICEF, seperti dikutip melalui situs UNICEF Indonesia.

 

Kalau air putih dianggap minuman paling mujarab karena memiliki banyak manfaat untuk tubuh, ini belum berlaku bagi bayi di bawah usia 6 bulan. Malahan, dilansir melalui Kompas.com, terdapat 4 bahaya yang akan mengancam kesehatan bayi 0-6 bulan jika diberikan air putih!

 

Terkena Infeksi Bakteri

Air putih yang diberikan pada bayi di bawah 6 bulan, jelas dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, CIML, IBCLC., dari Sentra Laktasi Indonesia, bisa jadi tercemar oleh bakteri sehingga dapat mengakibatkan serangan infeksi. Jadi jika Mums memberikan air putih kepada bayi, dan tiba-tiba fesesnya mengandung darah, maka itu mungkin disebabkan oleh bakteri yang terdapat dalam air putih atau peralatan minum yang tidak dibersihkan secara tepat.

 

Mengganggu Aktivitas Otak

Di awal-awal kelahirannya, organ tubuh bayi belum berkembang sempurna, salah satunya adalah ginjal. Apabila bayi minum air putih, maka urinenya akan membawa elektrolit, misalnya natrium dan kalsium, dari dalam darah. Dan jika elektrolit dari seluruh organ tubuh ikut terbuang dalam jumlah yang banyak, bayi dapat mengalami masalah kesehatan, seperti kejang-kejang yang tentunya akan mengganggu aktivitas otak.

 

Terjadi Masalah pada Ginjal

Seperti disebutkan sebelumnya, ginjal bayi 0-6 bulan masih dalam tahap perkembangan, sehingga belum bekerja secara optimal. Pada anak-anak dan orang dewasa, ginjal sudah mampu mengatur keseimbangan cairan yang masuk dan keluar di dalam tubuh. Jadi kalau minum lebih banyak, maka Kamu akan buang air kecil lebih sering. Nah, hal ini tidak terjadi pada bayi. Ketika diberikan tambahan air putih, tubuh bayi akan kelebihan air dan ginjal tidak dapat memprosesnya.

 

Keracunan Air

Berdasarkan penelitian dari John Hopkins Children's Center di Baltimore, Amerika Serikat, pemberian air kepada bayi di bawah usia 6 bulan akan meningkat risiko mengalami keracunan air. Dokter Jennifer Anders, salah satu peneliti, menjelaskan bahwa bayi memiliki refleks haus atau keinginan untuk minum. Ini merupakan salah satu keterampilan mereka untuk bertahan hidup.

 

Jika ibu menambahkan air putih karena merasa bayinya terus haus, padahal sebenarnya tidak, maka tubuh akan mengeluarkan sodium bersamaan dengan kelebihan cairan yang diasup bayi. Kehilangan sodium dapat berdampak pada aktivitas otaknya. Bayi pun akan menjadi rewel, pusing, mengalami perubahan mental, suhu tubuh menurun, pembengkakan pada wajah, hingga kejang-kejang. Tidak mau kan hal-hal tersebut terjadi pada bayi Mums? Jadi jangan berikan air putih sebelum waktunya, ya!