Operasi bedah minimal invasif dengan bedah laparoskopi sudah berkembang sejak awal tahun 1990. Bedah laparoskopi adalah teknik pembedahan minimal invasif yang menggunakan sayatan kecil pada perut untuk memasukkan alat bernama laparoskop, yang dilengkapi kamera dan lampu untuk melihat organ dalam.

 

Seiring perkembangannya, bedah laparaskopi terus mengalami perkembangan. Salah satu terobosan penting dalam teknik bedah minimal invasif adalah bedah robotik. Malaysia baru saja meluncurkan kehadiran robotic-assisted systems (RAS) terbaru, hinotori™, yang merupakan sistem bedah robotik asal Jepang.

 

Hinotori™ diperkenalkan di Mahkota Medical Centre (MMC) di Melaka dan Regency Specialist Hospital (RSH) di Johor, yang merupakan bagian dari grup layanan kesehatan regional HMI Medical, pada 22 dan 23 September 2025.

 

Hanya ada 3 di Asia Tenggara

 

Peluncuruan hinotori di Regency Specialist Hospital, Johor

 

Hinotori™ telah digunakan di 87 rumah sakit di Jepang, namun di Asia Tenggara baru Singapura dan Malaysia yang menggunakannya. Sebelumnya hinotori™ sudah ada di Singapore General Hospital sejak tahun 2024. Hinotori™ telah mendapatkan persetujuan dari Medical Device Authority (MDA) Malaysia dan kini siap mentransformasi prosedur bedah di Malaysia.

 

Robotic-assisted systems (RAS) ini diciptakan untuk meniru ketepatan gerakan seorang ahli bedah yang penting dalam keberhasilan suatu tindakan operasi. Dibandingkan dengan bedah terbuka dan laparoskopi, sistem ini memberikan akurasi yang lebih tinggi, risiko komplikasi yang lebih minimal, dan pemulihan yang lebih cepat.

 

Selain itu Dengan bedah jenis ini, pasien cenderung merasakan nyeri pasca-operasi yang lebih ringan, dapat kembali beraktivitas lebih cepat, serta menghemat biaya rawat inap seiring berjalannya waktu.



"Dengan diluncurkannya robotic assisted surgical systems dari Jepang pertama kali di kedua rumah sakit kami di Malaysia, kami berharap dapat terus menunjukkan komitmen dan kesiapan kami untuk melayani lebih banyak pasien internasional, termasuk dari Indonesia. Kami menyadari kebutuhan mereka yang semakin meningkat akan perawatan robotik canggih dengan harga yang sebanding dengan nilai yang diberikan untuk mengerti lebih dalam mengenai kondisi kesehatan mereka," kata Mr. Stanley Lam, CEO HMI Malaysia.



RAS bisa digunakan untuk berbagai tindakan operasi, khususnya untuk kasus prostat, urologi, ginjal, bedah umum, dan kesehatan wanita atau ginekologi. Sistem robotik, mengubah paradigma hasil bedah selama ini. Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 11.000 prosedur telah dilakukan di Asia Tenggara.

 

Dokter Lebih Percaya Diri  dan Pasien Lebih Nyaman

Dr. Lim Huay Cheen, Konsultant Bedah Umum dari Regency Specialist Hospital, membagikan bagaimana bedah robotik meningkatkan hasil bedah dan mempercepat pemulihan pasien dalam bedah umum. 

 

Ia menyatakan, "Untuk kondisi seperti penyakit prostat dan ginjal, robotic-assisted surgery memungkinkan kami untuk melakukan tindakan bedah dengan lebih akurat dan minim trauma yang memberikan waktu pemulihan lebih cepat bagi pasien agar bisa kembali menjalani rutinitas sehari-hari."

 

Sementara Dr. Sevellaraja A/L N. Supermaniam atau biasa disapa dr. Selva, Konsultan Obstetrik dan Ginekologi dari Mahkota Medical Centre, menyoroti bagaimana bedah robotik meningkatkan kesehatan wanita melalui prosedur ginekologi yang lebih aman dan lebih presisi. Ia memberikan contoh kasus endometriosis. 

 

"Endometriosis adalah kasus yang sulit ditangani. Saya sudah melakukan ribuan prosedur laparoskopi untuk menangani endometriosis, namun ada beberapa area yang sulit terjangkau sehingga menyulitkan kami, para dokter. Untuk prosedur bedah endometriosis, hinotori™ menawarkan visibilitas yang lebih optimal, sehingga dapat dilakukan pengangkatan lesi secara tuntas yang meningkatkan peluang kesuburan pasien."

 

Dokter mengoperasikan bedah robotik hinotori

 

Dari sisi dokter bedah yang mengoperasikan alat ini, baik dr. Lim dan dr. Selva sepakat, bahwa sistem robotik hinotori™ membuat dokter lebih percaya diri karena robot ini bisa menirukan gerakan tangan manusia, dan mengoperasikannya dengan duduk sehingga dokter tidak kelelahan. Kalaupun lelah, dokter bisa istirahat sejenak dan kemudian meneruskan opereasi kembali.

 

“Secara desain, sistem robotik hinotori™ ini lebih ergonomik untuk tubuh dokter, sehingga dokter menjadi lebih nyaman dan percaya diri saat melakukan operasi,” pungkas dr. Lim.