Sebagian besar Mums mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Hb atau kepanjangan dari Hemoglobin. Pada beberapa kondisi seperti pada pendonor darah, wanita hamil, item ini sering diperiksa. Tahukah Mums, jika Hb ini memiliki fungsi yang penting bagi tubuh kita.

 

Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan mengembalikan karbon dioksida dari jaringan kembali ke paru-paru. Bisa Mums bayangkan ketika seseorang memiliki Hb yang tidak mencukupi atau tidak berfungsi dengan baik, tubuh akan kekurangan oksigen yang dibutuhkan.

 

Hemoglobin juga berfungsi menjaga bentuk alami sel darah merah yaitu bulat dengan bagian tengah lebih pipih. Dengan bentuk alaminya, sel darah merah dapat dengan mudah mengalir di dalam pembuluh darah.

 

 

Baca juga: Step by Step Mencegah Anemia pada Ibu Hamil

 

Berapa Kadar Hb yang Normal dan Apa Penyebab Hb Turun?

Kadar normal Hb pada manusia dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia. Pada dewasa laki-laki, kadar Hb normal berkisar antara 13 - 17 g/dL, sedangkan pada wanita dewasa 12 – 15 g/dL. Pada bayi kadar Hb normal 11- 18 g/dL dan pada anak-anak berkisar 11 – 16.5 g/dL.

 

Kondisi Hb turun secara garis besar disebabkan oleh :

1. Tubuh kita menghasilkan lebih sedikit sel darah merah dari biasanya

2. Tubuh kita menghancurkan sel darah merah lebih cepat daripada yang dapat diproduksi

3. Kehilangan banyak darah

 

Ada kondisi dan penyakit tertentu yang dapat menyebabkan 3 (tiga) hal di atas terjadi antara lain:

 

1. Tubuh kita menghasilkan lebih sedikit sel darah merah dari umumnya disebabkan antara lain oleh :

    Anemia defisiensi besi:  Zat besi merupakan komponen penting pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi yang bisa disebabkan dari pola makan rendah zat besi, kehamilan, menstruasi, gangguan penyerapan zat besi, penyakit tertentu seperti radang usus menyebabkan kadar Hb turun.

 

   Anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat: Vitamin B12 dan asam folat dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah baru. Asupan makanan rendah vitamin B12 dan asam folat atau pada gangguan penyerapan dapat menyebabkan Hb turun.

 

   Anemia aplastik : Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah merah dalam jumlah cukup karena gangguan di sumsum tulang, yang merupakan produsen sel darah di dalam tubuh. Dapat terjadi akibat efek samping obat-obatan, radiasi, paparan zat beracun atau penyakit autoimun.

 

  Penyakit kronis tertentu  seperti reumatoid artritis, kanker, hipotiroid, Irritable Bowel Syndrome (IBS), leukimia, gagal ginjal.

 

 

Baca juga: Selain Anemia, Ini 6 Jenis Kelainan Darah yang Wajib Diwaspadai
 

2. Tubuh kamu menghancurkan sel darah merah lebih cepat daripada yang dapat diproduksi:

Anemia hemolitik: pada kondisi ini tubuh lebih cepat menghancurkan sel darah merah dibandingkan produksinya. Kondisi dan penyakit yang dapat menyebabkan anemia jenis ini antara lain thallasemia, infeksi, penyakit autoiumun atau efek samping obat-obatan.

 

Anemia sel sabit (sickle cell anemia) : anemia tipe ini terjadi akibat kelainan genetik di mana bentuk sel darah merah abnormal menyerupai bulan sabit dan lebih cepat hancur sehingga tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup.

 

Pembesaran limpa (splenomegali) : Organ limpa berfungsi menyaring dan menghancurkan sel darah yang rusak, menyimpan cadangan sel darah merah dan trombosit, serta mencegah infeksi. Pembesaran organ limpa dapat menyebabkan fungsinya terganggu dan menyebabkan Hb turun.

 

3.  Kehilangan banyak darah

-    Perdarahan akut : trauma, tindakan operasi

-   Perdarahan kronis : dapat terjadi pada kondisi atau penyakit seperti wasir, ulkus atau luka pada saluran cerna, kanker usus.

-    Perdarahan haid yang banyak (menorrhagia)

-    Efek samping obat-obatan seperti non steroid anti Inflammatory (NSAID), ibuprofen

 

Hb yang turun ditandai dengan gejala pada tubuh antara lain lemah, letih, lesu, pusing, sering mengantuk, kulit terlihat pucat atau kekuningan, detak jantung tidak teratur, nafas pendek, tangan kaki dingin.

 

Jika Mums mengalami gejala-gejala tersebut disertai dengan faktor risiko, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.

 

 

Baca juga: Beda Tipe Anemia, Beda Pula Penanganannya!

 

 

Referensi

1.   Charles Patrick, 2021. Hemoglobin: Normal, High, Low Levels and Causes. https://www.medicinenet.com

2.   Tim Jewell. 2019. Hemoglobin (Hgb) Test Results. https://www.healthline.com/health/hgb

3.  World Health Organization. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity. https://www.who.int