Konstipasi atau sembelit ternyata keluhan umum yang dirasakan ibu hamil. Sehingga, Mums tidak perlu khawatir jika sering merasakan hal ini semenjak hamil. Lalu, apa saja upaya yang Mums lakukan untuk mengatasi sembelit ini? Rasanya memang begah ya, Mums! Namun, penyebabnya pun dapat dijelaskan secara medis, lho. Berikut beberapa penyebab konstipasi yang sering ibu hamil rasakan:

 

  • Bentuk dan ukuran perut yang semakin besar. Tak dipungkiri bentuk perut yang membesar ini kerap menjadi penghalang beberapa aktivitas, mulai dari posisi tidur hingga masalah kesehatan bagian dalam seperti sembelit ini. Ya, benar. Ukuran perut yang besar khususnya pada trimester ketiga membuat tekanan rahim pada aliran darah semakin besar. Khususnya pada pembuluh darah balik panggul dan vena cava inferior atau pembuluh darah balik besar pada tubuh bagian kanan, yang menerima aliran darah dari tubuh bagian bawah). Tekanan inilah yang memengaruhi kinerja usus halus dan usus besar dalam mengolah makanan.

 

  • Penekanan rektum. Merupakan aktivitas dan dampak lanjutan dari ukuran perut yang semakin besar. Ternyata, penekanan ini berdampak juga pada rektum atau bagian terbawah dari usus besar. Tekanan pada rektum menyebabkan jalur feses menjadi terhambat sehingga menyebabkan konstipasi.

 

  • Produksi hormon Progesteron yang meningkat. Ketika hamil, hormon dalam tubuh sang ibu meningkat berkali lipat. Padahal, kinerja hormon progesteron adalah membuat rileks otot-otot halus termasuk diantaranya memengaruhi kinerja otot di usus halus dan lambung untuk mencerna makanan. Namun, seiring pertambahan hormon ini, membuat otot-otot yang ada di dalam sistem pencernaan menjadi rileks dan memberikan hasil yang lebih lambat. Akibatnya, waktu transit makanan di lambung semakin lama dan proses mencerna makanan di usus halus pun semakin lambat serta sulit untuk dikeluarkan.

 

  • Terlalu banyak mengonsumsi zat besi. Zat yang satu ini memang memberikan dampak kurang baik pada sistem pencernaan, khususnya dalam membuat proses pencernaan menjadi lambat. Untuk itu, sebelum mengonsumsi zat ini, yang biasa Mums temukan dalam suplemen, ada baiknya untuk berkonsultasi dahulu kepada dokter atau membatasi pemakaiannya.

 

  • Kurang mengonsumsi serat. Baik ibu hamil maupun kondisi normal, asupan serat yang seimbang sangat dibutuhkan tubuh untuk mengurai makanan dalam sistem pencernaan. Maka dari itu, membiasakan anak untuk konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan. Terlebih lagi pada kondisi khusus seperti masa kehamilan, asupan serat yang lebih banyak dapat sangat membantu sistem pencernaan dalam mengolah makanan hingga menjadikannya feses.

 

  • Kurang berolahraga. Olahraga untuk ibu hamil mungkin dirasa simpang siur kebenarannya. Sebab, ada yang mengatakan jika olahraga tidak dianjurkan untuk ibu hamil, tetapi ada yang justru sebaliknya. Namun, tahukah Mums bahwa jalan kaki saja sudah merupakan bentuk dari olahraga lho! Mums tidak perlu melakukan olahraga fisik berlebih seperti menggunakan beban. Dengan melakukan gerakan-gerakan sederhana saja, ternyata dapat merangsang otot perut dan usus untuk mencerna makanan dan terlebih mencegah terjadinya konstipasi.

 

Dari semua sebab, sebenarnya hanya terdapat satu hal penting yang perlu Mums perhatikan yaitu serat! Serat sendiri terdapat dua jenis yaitu yang larut dalam air dan yang tak dapat terurai. Salah satu contoh dari serat tak terurai itu adalah karbohidrat. Umumnya zat ini akan diolah tubuh menjadi sumber energi. Lain halnya dengan serat yang terurai atau larut dalam air, seperti kacang-kacangan, buah-buahan, biji-bijian, dan havermut yang nutrisinya langsung disalurkan melalui darah. Lalu, manakah jenis serat yang baik untuk mencegah konstipasi? Serat yang paling baik untuk fungsi ini justru yang tidak teruarai. Sebab, sifatnya yang padat dan menyerap air justru akan merangsang otot usus untuk mengeluarkan feses lebih cepat. Selain karbohidrat, serat yang termasuk dalam jenis ini adalah wortel, roti gandum, beras merah, tomat, dan timun. 

Penuhi serat untuk kehamilan yang sehat, ya Mums! (BD/OCH)