Kita semua pasti ingin produktif dan tidak ingin terus bermalas-malasan. Namun, kok rasanya tubuh lelah terus padahal sudah cukup berisitirahat, ya? Sampai-sampai, kelelahan yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari. Wah, jangan-jangan kamu terkena sindrom kelelahan kronis alias ME, nih!

 

Berkenalan dengan Myalgic Encephalomyelitis (ME)

Myalgic Encephalomyelitis (ME) umumnya dikenal sebagai Chronic Fatigue Syndrome (CFS). Penyakit ini menyebabkan disfungsi sistem metabolisme neurologis, kekebalan tubuh, endokrin, dan energi.

 

Menurut statistik dari situs MEAction, 75% penderita ME tidak dapat bekerja secara maksimal dan 25% penderitanya sampai sulit bangun dari tempat tidur. Diperkirakan 15-30 juta orang di seluruh dunia menderita sindrom ini.

 

Penyakit ini tidak bisa dipandang remeh lho, Gengs. Soalnya, kualitas hidup penderita ME jauh lebih rendah daripada mereka yang menderita multiple sclerosis, stroke, diabetes, gagal ginjal, penyakit paru-paru, gagal jantung, hingga kanker.

 

Gejalanya sendiri bisa muncul tiba-tiba atau secara bertahap. Bahkan, banyak kasus penderita ME sulit dideteksi karena gejalanya bisa muncul dan hilang kembali. Sekitar 80-90% kasus ME tidak terdiagnosis. Makanya, untuk mengukur faktor kesehatan terkait sindrom ini, penderita ME harus diobservasi selama setahun, bukan hanya dalam hitungan minggu atau bulan. Kabar buruknya, sekitar 75-80% jumlah penderita ME adalah wanita!

 

Gejala-gejala ME

Secara garis besar, gejala sindrom kelelahan kronis adalah kelelahan sesudah berkegiatan. Meskipun aktivitas yang dilakukan tidak banyak ataupun berat, penderita bisa merasa sangat kelelahan seolah-olah sudah melakukan banyak hal sekaligus.

 

Beberapa gejala khas ME lainnya termasuk:

  • Gangguan nyeri sendi.
  • Sudah tidur teratur, tetapi masih lelah.
  • Gangguan nyeri otot.
  • Sakit kepala seperti migrain, tetapi rasanya lebih parah.
  • Gangguan kognitif, seperti disorientasi, kesulitan berbahasa, gangguan ingatan, mudah bingung, hingga ketidakstabilan dalam bergerak.
  • Lebih peka terhadap cahaya, suara, aroma, hingga pergerakan dan sentuhan. Untuk aroma, penderita biasanya mudah sensitif dengan aroma makanan dan zat kimia.
  • Mual-mual dan sakit perut.
  • Kelelahan dan kelemahan pada otot serta gangguan koordinasi tubuh.
  • Gangguan endokrin yang menyebabkan masalah pada suhu tubuh, seperti tidak tahan terhadap suhu panas atau dingin.
  • Gangguan pada sistem kekebalan tubuh, seperti masalah kelenjar getah bening, sakit tenggorokan yang berulang, demam, atau gejala lain yang mirip dengan flu.

 

Beberapa Kemungkinan Penyebab ME

Sayangnya, hingga kini penyebab pasti sindrom ME belum diketahui. Namun, ada beberapa penderita dengan kondisi dan gangguan kesehatan tertentu yang membuat mereka rentan terkena ME, seperti:

 

  • Infeksi virus

Virus yang mencurigakan, termasuk virus Epstein-Barr, virus herpes tipe-6, dan virus leukemia tikus. Belum ada hubungan jelas mengapa virus-virus tersebut memicu ME.

 

  • Gangguan kekebalan tubuh

Belum diketahui apakah gangguan kekebalan tubuh memicu sindrom ME atau sebaliknya. Namun, penderita ME ada yang juga mengalami masalah ini.

 

  • Ketidakseimbangan hormon

Orang yang memiliki sindrom kelelahan kronis juga kadang-kadang mengalami kadar hormon abnormal dalam darah yang diproduksi di hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar adrenal. Kendati demikian, kejelasan mengenai kelainan ini masih belum diketahui.

 

Faktor-faktor Lain yang Menjadi Potensi Memicu ME

Beberapa faktor ini juga menjadi potensi pemicu ME:

- Meskipun sindrom ini dapat diderita oleh siapapun, mereka yang berusia 40 hingga 50 tahun ke atas yang paling rentan terkena ME.

- Meskipun menurut statistik wanita tercatat lebih banyak terkena ME, kemungkinan besar wanita juga lah yang lebih terbuka soal kondisi kesehatan mereka daripada pria.

- Stres rentan melemahkan kekebalan tubuh dan dapat memicu sindrom kelelahan kronis.

 

Beberapa Komplikasi Akibat ME

Sindrom kelelahan kronis tidak hanya merugikan kesehatan tubuh, melainkan juga mengganggu interaksi sosial. Beberapa komplikasinya adalah:

  • Depresi.
  • Isolasi sosial (akibat kelelahan dan sering membatalkan janji temu dengan orang lain)
  • Pembatasan gaya hidup (akibat isolasi sosial).
  • Sering tidak masuk kerja bagi yang bekerja di kantor.

 

Cara Mendiagnosis ME

Seperti yang sudah disebutkan tadi, mendiagnosis ME tidak mudah. Bahkan, sampai 90% penderita tidak terdeteksi mengalami sindrom ini. Meskipun tidak ada tes laboratorium tunggal yang dapat mendiagnosis ME, pasien dengan kelainan biologis yang konsisten dapat menjalankan serangkaian tes untuk memeriksakan diri.

 

Karena kurangnya pendidikan dan kesadaran tentang ME, banyak pasien tidak terdiagnosis atau salah didiagnosis dengan kondisi lain. Belum lagi stigma sosial yang salah mengira penderita sebagai orang yang malas, sehingga semakin sulit bagi penderita untuk mendapatkan bantuan medis yang dibutuhkan. Bila dirasa terkena ME, segeralah mencari bantuan para ahli ya, Gengs. (AS)

 

Referensi

https://www.meaction.net/about/what-is-me/

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-fatigue-syndrome/symptoms-causes/syc-20360490

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/24/200000220/waspada-tanda-tanda-sindrom-kelelahan-kronis?page=all