Tahukah Mums kalau ternyata calon ayah juga bisa merasakan kehamilan, lho. Beberapa calon ayah ikut merasakan gejala-gejala kehamilan sama seperti Mums. Gejalanya seperti mual dan muntah, pusing, sakit perut, perubahan nafsu makan, kembung, berat badan bertambah, ngidam, konstipasi, kram pada kaki, kelelahan yang ekstrem, sakit punggung, dan perubahan suasana hati yang naik turun.

 

Kondisi tersebut dikenal dengan couvade syndrome atau sympathy symptoms atau sympathetic pregnancy. Menurut studi oleh St. George University di London, Inggris, kehamilan simpatik ini akan dialami oleh 20-80 persen calon ayah di trimester pertama dan ketiga kehamilan sang Istri. Perasaan yang awalnya merupakan rasa simpati bisa berubah menjadi kecemasan dan rasa cemburu.

 

Sama seperti Mums, para calon ayah bisa jadi ikut merasa stres mengenai kehamilan sang Istri. Penyebabnya bisa karena kondisi finansial atau kesiapan menjadi seorang ayah. Lalu, mereka juga berharap ikut merasakan rasa sakit yang Mums rasakan atau bisa juga suami ingin turut berbagi perhatian dan kebahagiaan yang Mums rasakan.

 

Menurut ahli, kehamilan sang Istri berpengaruh pada kadar prolaktin dan kortisol suami yang cenderung meningkat. Sebaliknya, kadar testosteron dan estradiol justru menurun di trimester pertama dan ketiga kehamilan istri. Naik turunnya hormon ini ikut memengaruhi kesiapan suami untuk mendalami perannya sebagai seorang calon ayah.

 

Bagaimana cara calon ayah untuk menghadapi gejala ini?

Coba alihkan rasa simpati Dads tersebut kepada aktivitas-aktivitas yang lebih produktif. Dads bisa membantu menggantikan tugas pekerjaan rumah seperti bersih-bersih dan memasak dan berolahraga. Sebagai suami, Dads dapat ikut membantu istri dalam menghadapi gejala-gejala kehamilannya atau ikut lebih banyak dalam persiapan kelahiran sang Bayi. Dads juga bisa mengobrol lebih mendalam dengan pasangan atau bersama teman yang telah menjadi ayah.

 

Para calon ayah juga dianjurkan untuk bisa mengontrol tingkat stresnya. Lalu Dads juga bisa mengikuti kelas atau seminar sebelum melahirkan demi mempersiapkan dirimu menjadi seorang ayah.

 

Sayangnya, tidak semua gejala-gejala simpatik akan menghilang begitu saja pasca istri melahirkan. Ada yang merasakan gejala simpati berlebih saat istrinya hamil dan juga pasca melahirkan. Ada juga yang hanya merasakan gejala di saat sang istri hamil. Ada pula laki-laki yang tidak merasakan gejala simpatik baik saat istri hamil atau pasca melahirkan.

 

Jika Mums termasuk yang tidak merasakan gejala-gejala seperti ikut mual dan muntah atau sakit apa pun, hal tersebut bukan berarti Dads tidak merasa simpati terhadap pasangan. Setiap laki-laki mempunyai cara yang berbeda untuk mengekspresikan perasaannya. (AR/OCH)