Kebanyakan orang berpikir bahwa risiko tenggelam akan hilang ketika sudah keluar kolam. Nyatanya, masih ada lho risiko tenggelam atau istilahnya adalah ‘dry drowning’ alias tenggelam kering. Tenggelam kering ini dapat terjadi beberapa jam setelah seseorang keluar dari kolam. Tidak hanya di kolam renang, kasus ini juga dapat terjadi di pantai, danau, bahkan bathtub.

 

Kasus dry drowning kebanyakan dialami oleh anak-anak,meskipun bisa saja terjadi pada orang dewasa. Contohnya adalah seorang anak laki-laki berusia 4 tahun di Texas, Amerika Serikat yang kisahnya dikutip dari Metro.co.uk pada awal Juni tahun ini. Bocah laki-laki yang dipanggil Frankie ini diyakini menderita tenggelam kering. Setelah berenang ia mengeluh sakit perut diikuti dengan muntah-muntah dan diare. Beberapa hari setelahnya, Frankie merasakan sakit luar biasa di bahu. Tak lama kemudian saat ia bangun dari tidurnya, ia meninggal dunia. Ia meninggal dunia satu minggu setelah berenang.

 

Kasus yang sama juga telah terjadi, namun kali ini sang anak berhasil selamat setelah ayahnya menemukan artikel yang berkaitan dengan keadaan Frankie. Gio, sang Anak, mengeluh sakit kepala beberapa saat setelah berenang. Sebelumnya, ia juga dilaporkan telah menelan sedikit air saat berenang. Setelah mengetahui kejadian yang dialaminya mirip dengan kisah Frankie, Gio dibawa ke unit gawat darurat dan dilaporkan bahwa terdapat sejumlah air di paru-parunya, sedikit saja telat, nyawa Gio tidak bisa tertolong.

 

Dilansir dari WebMD, pada ‘tenggelam kering’, tidak ada air yang benar-benar sampai ke paru-paru, melainkan pita suara mengencang dan menutup jalan napas. Bernapas di dalam air membuat pita suara menjadi kejang. Lalu setelah beberapa saat bangkit dari kolam, pita suara benar-benar menutup dan membuat anak kesulitan bernapas. Gejala yang biasa terjadi jika terjadi dry drowning, yaitu:

  1. Terjadi suatu insiden di kolam.
  2. Sangat kelelahan.
  3. Perubahan keadaan secara mendadak seperti merasa pusing dan mengantuk.
  4. Muncul batuk-batuk dan tampak kesulitan bernapas.

 

Jika tanda-tanda seperti tadi tidak kunjung menghilang, segera datangi unit gawat darurat, sgar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Selanjutnya, akan dilakukan penanganan terhadap jalur napas dan pengawasan kadar oksigen. Beberapa ahli kesehatan mengatakan walaupun kasus dry drowning sangat jarang terjadi, bukan berarti tidak ada peluang untuk keadaan ini terjadi.

 

Untuk mencegah terjadinya dry drowning, berikut tipsnya. 

  1. Perhatikan dengan saksama saat anak berada di sekitar dan dalam air.
  2. Izinkan anak berenang di area yang memiliki penjaga.
  3. Jangan biarkan anak berenang sendirian.
  4. Jangan lupa untuk memastikan apakah anak sempat tenggelam atau tidak saat berenang.