Sumber gizi makro yang utama adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Meskipun dibutuhkan tubuh, namun selalu ada isu terkait konsumsi karbohidrat dan lemak. Misalnya, menyebabkan kenaikan berat badan dan gula darah, jika dikonsumsi berlebihan. Berbeda dengan protein. Semua orang setuju bahwa protein adalah zat gizi penting, terlebih di masa pandemi ini. 

 

Memperingati momen Hari Kesehatan Nasional, Frisian Flag Indonesia (FFI) bersama PERGIZI PANGAN Indonesia menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Jawa Barat, menyelenggarakan kegiatan webinar #IndonesiaSIAP (Sadar Gizi, Inisiatif, Aktif dan Peduli) yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang di masa Adaptasi Kebiasaan Baru.

 

Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Siska Gerfianti, MH.Kes, SpDLP menjelaskan, data Dinas Kesehatan Jabar mencatat, jumlah penderita gizi kurang di Jawa Barat mencapai 15,1%, sedangkan angka prevalensi stunting sebesar 29,2%, mendekati angka prevalensi nasional yaitu 30,8%.

 

Tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, perilaku dan kebiasaan tidak sehat sering ditemui dan menyebabkan masalah gizi di keluarga. Padahal, asupan gizi seimbang sangat penting pada fase pertumbuhan anak, maupun Wanita Usia Subur (WUS) dan calon ibu hamil selama fase sebelum dan masa kehamilan. Wanita penting mengonsumsi gizi sehat dan seimbang untuk mencegah kelahiran anak dengan kondisi stunting. Mereka membutuhkan asupan gizi seimbang dan beragam termasuk protein hewani.

 

Baca juga: 5 Makanan yang Bisa Menambah Tinggi Badan

 

Peran Protein Hewani untuk Perbaikan Gizi

Pengurus PERGIZI PANGAN Indonesia, DR. dr. Lucy Widasari, M. Si memaparkan, pencegahan berat badan bayi lahir rendah dan stunting sebaiknya dilakukan dengan mempersiapkan diri sejak masa prakonsepsi, yakni periode sebelum wanita mengalami kehamilan.

 

Berbagai studi menunjukkan, pemenuhan gizi bagi wanita sejak masa prakonsepsi, dapat berdampak positif bagi kesehatan ibu dan anak kelak. Meski demikian, data Riskesdas 2018 menunjukkan masih banyak wanita yang kurag gizi. Buktinya, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat dari 37,1% pada 2013, menjadi sebesar 48,9%.

 

Pentingnya asupan gizi seimbang untuk mengatasi permasalahan kesehatan serta, di situasi pandemi juga ditekankan Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Dr. Hardinsyah, MS. Di tengah isu pandemi yang masih mengancam, pemenuhan gizi seimbang termasuk asupan pangan protein hewani menjadi kunci untuk menjaga kesehatan keluarga.

 

Protein hewani yang berkualitas salah satunya susu. Susu menganduni asam amino yang lengkap dan berperan penting pada masa kehamilan dan pertumbuhan anak setelah masa ASI eksklusif, serta meningkatkan sistem imunitas.

 

Asam amino lengkap disertai asam lemak dan penambahan asam folat, vitami A, vitamin D, zink, zat besi, B kompleks pada susu akan memiliki manfaat penting bagi ibu dan bagi pertumbuhan perkembangan janin dan mendukung proses metabolisme tubuh.

 

"Tak kalah penting, asam folat yang terkandung berfungsi membentuk sel darah merah, serta membangun sel-sel dalam tubuh, sehingga bermanfaat dalam mencegah permasalahan anemia yang kerap muncul pada ibu hamil dan anak,” jelas Hardinsyah.

 

Karenanya, edukasi, intervensi dan pemenuhan gizi berkualitas baik pada remaja, ibu hamil, dan fase periode kritis pertumbuhan (1000 Hari Pertama Kehidupan) menjadi sebuah keharusan, agar ke depan dapat tercipta generasi Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas.

 

Baca juga: Wabah Virus Corona, Makan Apa ya untuk Menambah Daya Tahan Tubuh!