Saat memasuki masa ovulasi atau masa subur, wanita akan mengalami beberapa perubahan hormon dan menyebabkan sejumlah gejala fisik. Maka itu, dengan memperhatikan keadaan tubuh, Kamu bisa mendeteksi ketika sedang melewati masa subur. Bahkan, dengan memahami tubuh secara baik, Kamu tidak perlu melakukan metode pendeteksi ovulasi yang ribet dan mahal. Gunakanlah pertanda-pertanda alami tubuh untuk mendeteksi masa subur Kamu. Apa saja sih tanda-tandanya? Simak artikel ini, ya!

 

Lendir Serviks Berwarna Putih Telur 

Tubuh Kamu secara alami akan melakukan persiapan menjelang masa ovulasi dengan memproduksi lendir atau cairan serviks yang biasa kita sebut dengan keputihan. Sebelum mendekati ovulasi, cairan serviks akan terasa lengket atau tebal. Cairan tersebut akan mempersulit masuknya sperma ke tubuh Kamu karena terhalangi lendir tersebut. Namun, lendir yang diproduksi tepat sebelum ovulasi dan berwarna putih telur mentah itu tipis dan elastis. Maka itu, sperma bisa lebih mudah masuk melewati serviks menuju rahim untuk membuahi sel telur. Maka itu, Kamu bisa langsung berhubungan seks ketika keputihan mulai terlihat seperti putih telur mentah.

 

Merasa Lebih ‘Basah’

Lendir serviks tidak hanya menjadi lebih tipis dan elastis ketika ovulasi mendekat, cairan tersebut juga menjadi banyak. Kalau Kamu merasa sulit mendeteksi konsistensi keputihan, Kamu bisa merasakan jika vagina Kamu menjadi lebih basah dari biasanya. Ketika masa ovulasi, vagina Kamu akan terasa basah sepanjang hari, tidak hanya ketika terangsang atau sedang berhubungan seks.

 

Payudara Melembut

Tepat setelah ovulasi, kadar hormon progesteron Kamu akan meningkat. Hal ini menyebabkan meningkatnya temperatur tubuh walaupun hanya sedikit. Peningkatan kadar progesteron juga seringkali membuat payudara terasa lebih lembut selama masa ovulasi. Beberapa wanita merasakan kelembutan payudara tersebut mirip dengan kelembutan payudara sebelum menstruasi. Maka itu, kalau Kamu merasa payudara melembut, makan kemungkinan besar Kamu sedang atau baru saja selesai ovulasi.

 

Serviks Tinggi, Lembut, dan Terbuka

Posisi serviks juga bisa mendeteksi masa subur Kamu. Tepat setelah selesai menstruasi serviks Kamu akan terasa rendah, keras, dan tertutup. Ketika ovulasi mendekat, posisi serviks Kamu akan naik dan terasa lembut dan lebih terbuka. Untuk mengecek serviks Kamu, pastikan jari bersih sebelum dimasukkan ke dalam vagina. Namun, Kamu harus memasukkan jari agak dalam. Kamu akan merasakan seperti benjolan kecil yang terbuka.

 

Gairah Seks Meningkat 

Kalau Kamu merasa lebih sering terangsang, maka itu bisa menjadi pertanda bahwa Kamu sedang ovulasi. Wanita seringkali merasakan gairah seks yang meningkat mendekati ovulasi. Para peneliti juga mempelajari hubungan gairah seks wanita terhadap ovulasi. Hasilnya, wanita yang tengah memiliki peningkatan gairah seks sedang melewati masa ovulasi.

 

Muncul Vlek Darah 

Pernahkan Kamu mengalami vlek meskipun masa menstruasi sudah lewat dari jauh-jauh hari? Banyak wanita yang menganggap vlek tersebut hanyalah sisa darah dari menstruasi. Tapi, kalau vlek terjadi sesaat sebelum ovulasi, maka kemungkinan besar vlek tersebut adalah vlek ovulasi.  Vlek tersebut terkadang terjadi ketika sel telur dilepaskan dari folikel saat ovulasi. Vlek juga bisa terjadi tepat sebelum atau setelah ovulasi akibat perubahan hormon.

 

Kram Perut 

Sekitar 20% wanita mengalami sakit atau kram perut ketika sedang berovulasi. Rasa sakit ini umumnya disebut sebagai mittelschmerz. Kemungkinan besar, rasa sakit tersebut akibat dilepaskannya sel telur dari folikel. Kram juga bisa terjadi ketika tuba falopi berkontraksi untuk memindahkan sel telur ke rahim.

 

Sakit Kepala Atau Migraine 

Beberapa wanita mengalai migraine akibat menstruasi. Kalau Kamu seringkali mengalami migraine atau sakit kepala ketika sedang menstruasi, maka kemungkinan besar rasa sakit tersebut akan kembali ketika sedang berovulasi. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon. (GS/OCH)