Di antara sekian banyak gangguan pencernaan, diare adalah salah satu yang paling membuat tidak nyaman. Bayangkan saja, selama beberapa waktu sekali Geng Sehat harus bolak-balik ke toilet untuk buang air besar.

 

Sudahlah sering, konsistensi kotoran yang dikeluarkan juga cair bahkan terkadang seperti air. Tubuh pun menjadi terasa lemas karena kekurangan air dan elektrolit pada saat diare terjadi.

 

Diare bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Mulai dari toksin alias racun yang terdapat dalam makanan atau minuman yang kita konsumsi, infeksi mikroba seperti bakteri dan jamur, hingga tanda dari adanya gangguan pencernaan lain seperti kolitis. Diare juga dapat terjadi sebagai efek samping dari konsumsi obat-obatan tertentu, misalnya antibiotik dan obat kemoterapi untuk kanker.

 

Untuk membantu meredakan gejala diare, ada beberapa obat yang dapat dipilih. Obat-obatan ini ada yang merupakan obat bebas, sehingga dapat dibeli tanpa resep dokter. Ada pula yang terdaftar sebagai obat keras, sehingga membutuhkan resep dokter untuk mendapatkannya. Berdasarkan pengalaman saya sebagai apoteker, ini dia macam-macam obat untuk meredakan gejala diare beserta cara kerja dan dosis yang umum digunakan!

 

Atapulgit

Atapulgit (attapulgite) adalah sebutan untuk senyawa pilosilikat magnesium dan alumunium. Senyawa ini ada di dalam saluran cerna dan bekerja sebagai absorben alias penyerap. Yup, atapulgit akan menyerap toksin penyebab diare yang berada di saluran cerna, sehingga dapat membantu meredakan diare.

 

Atapulgit ditujukan untuk digunakan pada kasus diare non-spesifik alias diare yang belum diketahui apa penyebabnya. Atapulgit tersedia dengan berbagai merek dagang di Indonesia.

 

Beberapa merek menggabungkan atapulgit dengan pektin, yang juga memiliki fungsi sebagai absorben. Geng Sehat dapat mengetahui komposisi ini pada kemasan obat. Atapulgit dapat dibeli bebas tanpa resep dokter, bahkan tersedia juga di minimarket atau warung. Umumnya, obat ini dianjurkan untuk diminum 2 tablet setiap setelah buang air besar selama diare menyerang. Penggunaan maksimum adalah 12 tablet dalam waktu 24 jam.

 

Hal yang penting diperhatikan dari penggunaan atapulgit adalah ia bersifat absorben, sehingga juga dapat menyerap obat-obatan lain yang Kamu minum. Alhasil, efek dari obat-obatan tersebut akan berkurang. Oleh karena itu, penggunaan atapulgit sebaiknya diberikan jeda sekitar 2 jam sebelum atau setelah mengonsumsi obat-obatan lain.

 

Dioctahedral smectite

Sama seperti atapulgit, dioctahedral smectite, biasa disingkat diosmectite, juga suatu zat yang bersifat absorben. Obat ini dapat dibeli bebas tanpa resep dokter. Di Indonesia, obat ini tersedia dalam bentuk serbuk dalam kemasan, yang harus dilarutkan dalam air sebelum digunakan.

 

Dosis diosmectite yang dianjurkan untuk dewasa adalah 9 gr (setara dengan 3 saset) dalam sehari. Sedangkan untuk anak-anak usia 6-12 tahun, dosis maksimal adalah 1½ saset dalam sehari. Karena sifatnya absorben, maka penggunaan diosmectite sebaiknya diberi jeda 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi obat-obatan lain.

 

Loperamide

Loperamide adalah obat yang bekerja meredakan diare melalui perlambatan motilitas atau gerakan saluran pencernaan. Ini akan memengaruhi penyerapan air di saluran cerna. Loperamide tersedia dalam berbagai merek dagang dan berkekuatan 2 mg per tablet. Obat ini adalah obat keras, yang hanya bisa diperoleh melalui resep dokter ya, Gengs.

 

Pada kasus diare akut, loperamide biasanya diberikan dengan dosis awal 4 mg (2 tablet), kemudian 2 mg (1 tablet) setiap sesudah buang air besar cair. Maksimal penggunaan adalah 16 mg alias 8 tablet sehari.

 

Penggunaan loperamide sebaiknya dihentikan jika tidak ada perbaikan gejala diare setelah 48 jam pengonsumsian obat. Loperamide juga harus segera dihentikan apabila pasien mengalami konstipasi atau sulit buang air besar.

 

Cairan oralit

Cairan oralit atau oral rehydration salts juga merupakan salah satu terapi yang penting dalam mengatasi kondisi diare. Oralit memang tidak menghentikan diare, tetapi penting untuk mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat terjadi selama mengalami diare karena terlalu sering membuang cairan.

 

Oralit tersedia dalam bentuk serbuk, yang harus dilarutkan dalam segelas air matang sebelum digunakan. Komposisinya adalah gula dalam bentuk dekstrosa serta elektrolit yang penting untuk tubuh, seperti natrium, kalium, dan klorida. Untuk anak-anak, tersedia juga cairan rehidrasi dalam bentuk siap minum.

 

Gengs, itu dia macam-macam obat yang dapat digunakan untuk meredakan gejala diare. Seperti yang sudah disebutkan di atas, jika diare tetap berlangsung setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut selama kurang lebih 2 hari, sebaiknya segera periksakan dirimu ke dokter.

 

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam untuk menentukan penyebab diare. Biasanya dilakukan tes feses ataupun darah, tergantung kondisi klinis masing-masing pasien. Salam sehat! (AS)

 

Referensi

Pusat Informasi Obat Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2019).