Ketika anak saya baru pertama kali mulai mengonsumsi makanan padat sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI), tentunya saya punya banyak persiapan, mulai dari peralatan makan dan masak sampai persiapan batin. Bagaimana tidak? Mendengar cerita dari Mama saya yang selalu bilang kalau makan saya susah banget waktu kecil, tentunya bikin deg-degan juga. Jangan sampai Elika juga susah makan nantinya. Awalnya memang agak stres. Apalagi kalau melihat postingan ibu-ibu di instagram yang rajin banget bikin menu MPASI beraneka ragam. Rasanya saya nggak becus banget jadi ibu. Namun kemarin ini Omanya Elika datang dan langsung kesenangan melihat Elika makannya pinter banget. Lahap dan habis sepiring! Si Oma bingung. Kok bisa gigit ya padahal belum ada gigi? Kok nggak keselek ya padahal potongan buah yg digigit besar-besar? Untung jaman sekarang sudah banyak ilmu tentang MPASI, yah. Sosial media juga bikin ibu-ibu terkoneksi satu sama lain dan bisa saling sharing. Jadi sekarang memberi makan anak harusnya bukan lagi hal yang bikin stress (seperti ibu-ibu jaman dulu yang sering mengeluhkan anaknya susah makan). Si Oma cerita, dulu saya sampai umur 1 tahun makan nya masih disaring (katanya takut saya keselek atau ususnya belum bisa mencerna makanan padat) dan proses nyuapinnya bisa sampai 2 jam! Saat ini usia Elika sudah 9 bulan, namun sejak berusia 7,5 bulan lalu, Elika sudah nggak mau makan-makanan yang terlalu halus teksturnya. Maunya makan finger foods, mulai dari wortel, kentang, maunya dipegang sendiri, cuma tentunya tetap harus dikukus ya, karena kalau tidak kan masih keras banget dan Elika belum punya gigi. Sekarang saya jadi nggak heran sih kalau katanya dulu saya susah makan. Mungkin pada saat itu saya juga sudah seperti Elika sekarang kali ya? Nggak suka makanan yang terlalu halus. Beberapa hal yang saya pelajari dari sharing ibu-ibu tentang MPASI dan pengalaman sendiri adalah:

1. Duduk.

Ajak anak untuk duduk bareng di meja makan. Jangan sambil digendong, apalagi sambil jalan-jalan keliling komplek. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kebiasaan makan anak dan anak jadi tahu saatnya makan.

2. Fokus.

Anaknya jangan dikasih mainan. Kalau mau kasih sesuatu untuk dipegang, kasih makanannya (finger food) biar bisa dipegang dan sekalian dimakan

3. Durasi.

Batasi memberi makan anak sampai 30 menit saja. Mau baru dapat 3 sendok saja atau anaknya masih mau makan juga tetap. 30 menit tok! Nanti boleh kasih makan lagi pada waktu snack. Jangan takut anak kelaparan. Hal ini bertujuan agar anak tidak lelah dan bosan.

3. Ide masakan dari makanan sehari-hari keluarga.

Contohnya adalah kalau hari ini di rumah sedang masak sop, bikin sop versi untuk anak bayi, yang tanpa gula garam dan penyedap rasa, dengan potongan yang kecil-kecil dan lebih lembek. Kira-kira seperti itu.

4. Kreatif. 

Coba-coba tekstur, suasana, bahkan mungkin peralatan makan. Jika lembek tidak mau, mungkin mau yang padat. Makanan yang dicampur tidak mau, mungkin mau dipisah. Pakai sendok tidak mau, mungkin mau makan sendiri atau disuapi pakai tangan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, akhirnya saya bebas stres dari mengurusi MPASI Elika. Intinya, MPASI itu trial and error. Dulu saya pernah baca di salah satu artikel yang saya lupa dimana. Katanya anak di bawah 1 tahun itu masih baru belajar proses makan. Jadi nggak perlu pakai target harus habis sekian banyak. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan biar nanti sampe besar nanti dia nggak susah makan. Maminya obsesi bawa Elika traveling. Jadi dari awal sudah diajarin biar bisa makan sendiri dan nggak repot makannya