Penyakit

Sindrom tulang servikal (Cervical syndrome)

Deskripsi

Cervical syndrome merupakan istilah yang digunakan pada sekumpulan gejala yang timbul akibat iritasi pada akar saraf cervical. Cervical sendiri merupakan bagian ruas tulang belakang di area leher sampai tengkuk yang melindungi sumsum tulang belakang yang bertugas menyalurkan pesan dari otak ke seluruh tubuh.

 

Gangguan pada jaringan di sekitar bagian cervical dapat menyebabkan timbulnya nyeri dan kekakuan pada bagian leher serta kepala. Pada kasus yang jarang terjadi cervical syndrome juga dapat menimbulkan gejala nyeri, kesemutan, dan mati rasa pada bagian lengan, kesemutan dan mati rasa pada bagian kaki, gangguan koordinasi, bahkan kesulitan berjalan. Seluruh gejala tambahan ini terjadi apabila saraf di leher terjepit.

Pencegahan

Mayoritas kasus cervical syndrome terkait dengan usia, di mana usia yang lanjut menjadi faktor risiko terjadinya kasus ini. Namun beberapa faktor risiko lain dapat diminimalisasi supaya dapat mencegah terjadinya cervical syndrome seperti berhati-hati menjaga area leher dari cedera, atau mengurangi melakukan pekerjaan yang terlalu sering mengharuskan berdiri tegap, atau melakukan gerakan yang sama berulang kali pada leher yang membuat tekanan pada leher dan postur tubuh yang buruk.

Gejala

Sebagian besar kasus cervical syndrome tidak menimbulkan gejala. Gejala yang timbul pun bervariasi deraat keparahannya mulai dari ringan hingga sangat berat. Gejala yang paling sering muncul adalah nyeri pada bagian leher dan bahu.

 

Kebanyakan penderita melaporkan gejala-gejala antara lain nyeri pada leher, bahu, lengan, tangan, dan jari-jari, kekakuan leher, kelemahan pada lengan, mati rasa dan kesemutan pada lengan, tangan, dan jari-jari. Nyeri ini dapat terasa lebih buruk pada saat penderita batuk, bersin, mengubah posisi duduk atau berdiri atau membengkokkan leher. Pada beberapa kasus, walaupun sangat jarang, dilaporkan penderita mengalami pusing, kehilangan keseimbangan, gangguan koordinasi, sampai dengan gangguan berkemih.

Penyebab

Pada dasarnya, bagian cervical pada ruas tulang belakang terdiri dari tulang dan tulang rawan yang rentan mengalami cedera karena tingkat aktivitasnya yang tinggi. Selain karena cedera pada bagian cervical, beberapa penyebab lain terjadinya cervical syndrome adalah bone spurs (pertumbuhan tulang yang overgrowth sehingga menekan bagian tulang rawan, sumsum tulang atau saraf), dehidrasi cakram tulang belakang, serta hernia cakram tulang belakang.

Diagnosis

Diagnosis cervical syndrome dilakukan dengan beberapa cara, mulai dari pemeriksaan fisik terkait keluhan yang dirasakan pasien, kemudian tesimaging (X-ray, CT-scan, MRI, electromyelogram), serta tes konduksi saraf.

Penanganan

Penanganan cervical syndrome bergantung pada keparahan gejala yang muncul. Jika gejala yang dirasakan ringan, maka pengobatan mandiri dapat dilakukan di antaranya dengan mengonsumsi obat antinyeri seperti parasetamol, mengkompres hangat atau mengkompres dingin area yang terasa nyeri, berolahraga rutin yang ringan dan jika perlu menggunakan penyangga leher selama nyeri.

 

Pada kasus yang lebih berat penanganan yang dilakukan relatif lebih kompleks, meliputi fisioterapi, terapi obat-obatan dengan beberapa golongan obat (relaksan otot, antinyeri, steroid, antikejang), serta prosedur pembedahan.

 

Baca juga: Jangan Lakukan Peregangan Ini Sebelum Olahraga!

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...