Kini sudah banyak beragam diet yang bisa dicoba. Apalagi, para pelaku jenis-jenis diet tertentu gemar menggembar-gemborkan hasilnya di media sosial. Diet yang mereka pilih katanya ‘sukses’ membantu menurunkan berat badan. Makanya, banyak yang kemudian tertarik untuk ikut mencoba metode serupa.

Diet keto merupakan salah satunya. Diet yang masih digemari ini juga punya grup media sosial sendiri. Para pelakunya, terutama wanita, gemar berpromosi.

Namun, meskipun banyak klaim bahwa diet keto sangat baik, jangan asal ikut-ikutan dulu. Tanyakan pada diri sendiri sebelum meneliti: efektifkah diet keto untuk wanita? Bisakah menurunkan berat badan dan tetap sehat?

 

Sekilas Tentang Diet Keto

Diet keto adalah diet berupa pengaturan konsumsi karbohidrat yang sangat rendah. Jatah karbohidrat yang boleh dikonsumsi hanya kurang dari sepuluh persen atau di bawah 50 gram per hari. Sebagai gantinya adalah asupan lemak serta protein.

Ini jauh di bawah standar pola asumsi karbohidrat yang normal, yaitu sekitar 50 hingga 60 persen per hari. Diet keto sendiri kependekan dari diet ketogenik, yaitu manajemen keton – senyawa kimiawi yang berfungsi memecah lemak oleh hati.

Energi tubuh manusia biasanya diambil dari glukosa yang berasal dari karbohidrat. Karena asupan karbohidrat dikurangi drastis, maka tubuh mengambil cadangan energi lain, yaitu dari lemak.

 

Tujuan Awal Diet Keto

Sebenarnya, tujuan awal diet keto bukanlah untuk menurunkan berat badan. Menurut dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp.GK., diet keto secara medis bermanfaat untuk anak yang menderita epilepsi. Karena ada banyak bukti dapat menurunkan berat badan, diet ini kemudian semakin diminati.

 

Ternyata, Diet Keto Lebih Banyak Berhasil Pada Pria

Memang sih, banyak juga wanita yang mengakui kesuksesan diet keto. Namun, sayangnya ada penelitian baru yang justru menemukan fakta ini:

Diet keto lebih banyak berhasil untuk kaum pria.

Mengapa demikian? Ternyata pria secara alamiah lebih mudah menurunkan berat badan daripada wanita. Hal ini berkaitan dengan adanya hormon seks (estrogen) pada wanita yang mencegah diet tinggi lemak membantu menurunkan berat badan.

Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh University of Iowa kemudian dibahas dalam seminar tahunan Endocrine Society. Diet keto yang diberikan pada tikus menunjukkan bahwa tikus betina tidak begitu sukses menurunkan berat badan. Tidak seperti tikus jantan, tikus betina malah menderita gangguan kontrol gula darah.

Inilah perbandingan antara diet keto dengan diet biasa:

  • Diet keto: 75 persen lemak, 3 persen karbohidrat, 8 persen protein
  • Diet teratur: 7 persen lemak, 47 persen karbohidrat, 19 persen protein

Setelah 15 minggu diet keto, tikus jantan mengalami penurunan berat badan, sementara yang betina malah bertambah berat badannya. Para peneliti berspekulasi bahwa hormon estrogen yang menjadi penyebabnya.

Saat peneliti mengangkat ovarium (indung telur) tikus-tikus betina, barulah mereka mengalami penurunan berat badan seperti tikus-tikus jantan. Meski begitu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme diet keto terhadap perbedaan jenis kelamin.

 

Manfaat dan Risiko Diet Keto

Memang diet keto terbukti bermanfaat, meskipun belum tentu sama bagi semua orang. Selain mengendalikan epilepsi dan menurunkan berat badan, diet ini juga dapat mengontrol kadar gula darah.

Namun, diet ini juga punya risiko ketosis berlebih. Akibatnya, pelaku diet dapat menderita dehidrasi dan gangguan serius pada ginjal, hati, hingga lemak darah.

Beberapa efek samping diet keto yang berbahaya termasuk:

  • Mual dan muntah-muntah.
  • Sakit kepala.
  • Sulit BAB (buang air besar).
  • Gangguan
  • Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.
  • Napas dan keringat yang berbau tidak sedap.

Daripada asal mencoba diet, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Tidak semua diet efektif untuk wanita, meskipun ada yang mengklaim bahwa diet keto cocok untuk mereka.

 

Referensi

https://bigthink.com/surprising-science/keto-diet-women

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/06/095918520/mau-coba-diet-keto-ketahui-dulu-manfaat-dan-risikonya?page=all

https://www.health.harvard.edu/blog/ketogenic-diet-is-the-ultimate-low-carb-diet-good-for-you-2017072712089