Setiap orang pasti pernah mengalami buang angin atau yang biasa disebut dengan kentut, mulai dari kentut secara diam-diam, atau bahkan kentut yang tercium sangat 'semerbak' hingga satu ruangan. Nah walaupun kalian sudah sering mengalaminya, tapi kira-kira kalian tahu enggak sih bagaimana kentut ini bisa terjadi?

 

Kentut atau dalam bahasa ilmiah disebut dengan flatulensi merupakan proses keluarnya gas melalu anus atau dubur akibat adanya akumulasi gas dalam perut (terutama dari usus besar atau kolon). Kentut biasanya akan ditandai dengan rasa mulas pada perut. Meski tidak selalu berbau, namun umumnya kentut yang dikeluarkan setiap orang akan memiliki bau yang busuk dan bersifat asam. Bau yang busuk ini disebabkan oleh kandungan gas yang terkandung dalam kentut, seperti karbondioksida, nitrogen, dan hidrogen sulfida. Gas ini terbentuk karena adanya proses fermentasi bakteri dari proses pencernaan. 

 

Bau busuk yang tercium dari kentut ini dapat menjadi tanda bahwa seseorang ingin buang air besar, adanya efek samping obat-obatan tertentu, sedang masuk angin, kelebihan menelan udara, menderita konstipasi atau sembelit, ataupun karena kelebihan makanan tertentu. Adapun beberapa jenis kandungan makanan yang dapat memicu terjadinya kentut antara lain:

 

1. Sorbitol

Sorbitol merupakan jenis gula yang dalam prosesnya membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh. Selain membutuhkan waktu lebih lama, sisa-sisa dari sorbitol ini biasanya akan dijadikan bahan     fermentasi oleh bakteri usus. Proses fermentasi inilah yang akhirnya akan menghasilkan gas hidrogen di     dalam tubuh. Sorbitol banyak terkandung dalam beberapa jenis buah-buahan seperti apel, pir, plum, dan persik. Selain itu, beberapa jenis makanan juga ada yang dibubuhi sorbitol seperti permen dan permen karet.

 

2. Fruktosa dan rafinosa

Fruktosa dan rafinosa juga merupakan jenis gula yang sulit dicerna sehingga dapat memicu munculnya gas berlebih dalam usus besar. Kandungan fruktosa banyak ditemukan dalam sayuran seperti bawang dan juga jenis minuman berkarbonasi. Sedangkan rafinosa banyak terkandung dalam sayuran seperti kubis, brokoli, dan asparagus. Selain beberapa sayuran, kandungan rafinosa juga banyak ditemukan dalam kacang-kacangan.

 

3. Karbohidrat

Beberapa jenis makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti jagung, kentang, roti, sereal, dan pasta, dapat menghasilkan banyak gas selama proses pencernaan. Namun, hal ini tidak berlaku pada nasi. Karena meskipun nasi mengandung banyak karbohidrat, nasi tidak menyebabkan gas berlebih pada sistejm pencernaan.

 

4. Laktosa

Laktosa yang banyak terkandung dalam susu dan berbagai makanan olahannya seperti keju dan eksrim juga berpotensi meningkatkan produksi gas berlebih dalam tubuh. Hal ini karena laktosa juga memiliki proses yang lama untuk dicerna, terutama jika tubuh kekurangan enzim laktosa.

 

Lalu bagaimana sih mekanisme terjadinya kentut ini? Begini, seperti yang telah kita ketahui bahwa kentut ini keluar dari lubang dubur karena kepadatannya lebih ringan. Gerak peristaltik di dalam ususlah yang membuat isi dari perut, termasuk gasnya akan terdorong ke bawah, ke daerah sekitar anus yang memiliki tekanan lebih rendah. Hal ini disebabkan karena gerak peristaltik usus menjadikan ruang menjadi bertekanan. Dalam perjalanan menuju anus, gelembung-gelembung kecil bergabung dan menjadi gelembung besar. Jika dalam proses pencernaan tidak ada gerak peristaltik, maka gelembung gas akan menerobos ke atas lagi, namun tidak terlalu jauh karena kondisi usus yang berbelit-belit. Inilah mengapa gas kentut tidak melakukan perjalanan ke tubuh bagian atas.

 

Jumlah gas kentut yang diproduksi seseorang dalam sehari rata-rata setengah liter dalam setiap 14 kali kentut. Sedangkan rata-rata normal seseorang kentut dalam sehari antara 10-20 kali. Dalam frekuensi yang normal, kentut merupakan hal yang sehat karena merupakan tanda bahwa sistem pencernaan khusunya gerak peristaltik usus hingga anus berjalan dengan normal.