Anak adalah pembawa kebahagiaan di keluarga. Setelah menikah, sebagian besar pasangan mengharapkan datangnya buah hati. Setelah buah hati lahir dengan sehat, Mums dan Dads mungkin mulai insecure. Duh, kelak anakku bisa hidup nyaman dan jadi orang sukses gak ya? Apalagi saat ini perkembangan jaman terasa berlangsung cepat.

 

Semua orang tua mengalami kecemasan yang sama. Tak heran, banyak orang tua yang melakukan segala cara agar anaknya memiliki skill dan cerdas sejak dini. Jika perlu, dimasukkan ke berbagai les di usianya yang masih balita. Bagaimana membantu anak menemukan potensinya, apa yang mesti Mums lakukan?

 

Tantangan Anak di Masa Depan

Laporan World Economic Forum: “The Future of Jobs” menyatakan bahwa 65% anak-anak yang lahir sekarang akan menghadapi tantangan di mana pekerjaan-pekerjaan di masa mendatang kemungkinan besar adalah pekerjaan-pekerjaan yang belum ada saat ini.

 

“Tantangan masa depan yang akan anak-anak hadapi nanti penuh dengan ketidakpastian. Mengantisipasi itu, anak-anak perlu disiapkan untuk menemukan potensi diri mereka, dengan mengembangkan learning behaviour, agar nantinya mampu membangun masa depan yang sukses. Demi mewujudkan itu, pendampingan kepada anak-anak harus dilakukan sekarang! Tak bisa ditunda lagi,” jelas Paul Blackstone, Global CEO and Founder CURIOOkids, dalam acara Grand Opening di Bintaro, Tengarang Selatan, 9 November 2023.

 

Menurut Paul, CURIOOkids hadir untuk pertama kalinya di Indonesia untuk membantu mengasah potensi anak-anak Indonesia secara optimal dengan membangun berbagai keterampilan, pola berpikir dan learning behaviour, yang nantinya dapat digunakan mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa datang.

 

Samanta Elsener, psikolog anak dan keluarga menyampaikan pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik pada anak untuk menemukan potensi, mengembangkan learning behaviour, dan mengasah keterampilan esensial, "Motivasi intrinsik berasal dari kebutuhan dasar psikologis: perasaan kompeten, otonomi dan regulasi diri. Ketiganya saling mempengaruhi dalam mendorong anak-anak untuk melakukan sesuatu. Ketika anak-anak merasa memiliki kendali atas pembelajaran dan perkembangan mereka, mereka lebih cenderung menjadi aktif, antusias, dan fokus mencapai tujuan.”

Bukan hanya itu, motivasi ekstrinsik (proses pengkondisian dari luar diri) juga memiliki pengaruh yang setara besarnya. “Penghargaan dan pengakuan eksternal juga memiliki peran penting dalam memotivasi anak-anak. Ketika merasa diakui, baik oleh orang tua, guru, dan lingkungan sekitar mereka, kepercayaan diri anak-anak pun semakin tumbuh,” jelasnya.

 

Adanya motivasi intrinsik maupun ekstrinsik berdampak besar pada perkembangan anak-anak, terutama dalam mengasah hard skill, soft skill dan regulasi emosi, sehingga mereka mampu berprestasi secara akademis, menjalin relasi sosial yang positif, dan lebih lanjut mendorong kesuksesan berkarir saat dewasa nanti,” tambah Samanta. 

 

Studio pertama CURIOOkids Indonesia telah hadir di Bintaro, Tangerang Selatan. Fasilitas-fasilitas di studio antara lain adalah enam ruang kelas eksklusif berdinding kaca untuk memberikan suasana lapang dan memudahkan pengawasan, furnitur-furnitur yang mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan anak-anak, area bermain yang dilengkapi alat-alat edukasi, tech room, area menunggu orang tua, dan sebagainya. Target siswa adalah anak-anak berusia dari 4 tahun sampai 12 tahun.

 

“Studio kami ini merupakan bagian dari jaringan CURIOOkids global yang sudah tersebar di 7 negara lainnya yaitu Jepang, China, Hong Kong, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Oman. CURIOOkids telah berada di lebih dari 40 titik lokasi di 8 negara dan telah mempunyai lebih dari  6.000 anak-anak pelajar sejak tahun 2020,” jelas Kish Gill, President Director CURIOOkids Indonesia.

 

Menurut Kish Gill, learning behaviour menjadi kunci krusial agar anak mampu bertahan, dan bahkan sukses menjalani situasi zaman yang terus berubah. Learning behavior tersebut dikembangkan oleh CURIOOkids dengan memberikan pendampingan kepada anak-anak dalam mengasah hard skill dan soft skill mereka, antara lain dalam kecakapan berbahasa, penggunakan teknologi digital, pemikiran kreatif, kolaborasi tim, pemecahan masalah, dan berpikir secara kritis.