Mums mungkin harus membaca buku cerita berseri karya Paula Danziger berjudul Amber Brown. Dalam bahasa yang sederhana dan polos, buku ini mengisahkan tentang Amber, gadis kecil yang berusaha mengatasi perceraian kedua orang tuanya. Lalu, bagaimana dengan dunia nyata? Bagaimana bila Mum dan Dad harus bercerai? Pastinya kita tidak mau perceraian memberi dampak buruk pada si Kecil, bukan?

 

Tahun Pertama adalah yang Terberat

Tidak hanya bagi Mums dan Dads, tahun pertama sesudah perceraian amat berat bagi si Kecil. Yang tadinya serumah dengan Mums dan Dads, sekarang anak harus tinggal bergantian. Bahkan, ia juga bisa merasakan bahwa orang tuanya sudah tidak saling menyukai lagi.

 

Beberapa anak ada yang akhirnya mulai terbiasa dengan perubahan rutinitas selepas orang tua mereka berpisah. Sayangnya, ada juga yang tidak. Bahkan, ada yang akhirnya mengalami dampak emosional yang cukup lama.

 

Dampak Emosional Anak Akibat Perceraian Orang Tua

Inilah 2 dampak emosional pada anak akibat Mum dan Dad bercerai:

  • Karena melihat kedua orang tuanya tidak bersama lagi, ada ketakutan ia akan berhenti disayangi orang tua juga.
  • Jangan kaget bila anak bertanya, “Apa ini gara-gara aku nakal ya, Ma?” Ada kemungkinan anak akan merasa bahwa perceraian orang tua adalah kesalahannya.

 

Namun, ada juga anak yang malah merasa lega. Bila bercerai berarti Mums dan Dads tidak bertengkar lagi (terutama di depan mereka), mungkin artinya lebih baik. Lagi-lagi, setiap anak menghadapinya dengan cara berbeda-beda.

 

Manajemen Stres Setelah Perceraian

Tidak hanya Mums dan Dads yang harus menangani manajemen stres diri sendiri, anak juga jangan sampai luput dari perhatian. Dalam beberapa kasus, sebenarnya bukan saat perceraian anak mulai stres, tetapi adaptasi sesudahnya. Apalagi bila perceraian membawa beberapa dampak tambahan berikut, seperti:

  • Anak harus pindah sekolah.
  • Masalah finansial begitu masing-masing orang tua menjadi single parent. Akibatnya, anak harus pindah ke rumah yang lebih kecil dan tidak bisa sering jalan-jalan atau jajan lagi.
  • Mums atau Dads jadi kurang sabar menghadapi anak karena kelelahan. Bila sebelumnya terbiasa berbagi masalah dengan pasangan, kini harus lebih banyak menghadapi semuanya sendirian.

 

Jangan Memperburuk Dampak Perceraian bagi Anak

Meskipun sudah tidak mungkin lagi memperbaiki perbedaan dan sepakat akan satu hal, ingatlah bahwa anak tetap milik bersama. Anak tetap menyayangi orang tuanya, meskipun sudah tidak bisa lagi tinggal seatap.Inilah beberapa cara untuk mengurangi dampak emosional perceraian pada si Kecil:

 

  1. Jangan saling menunjukkan kekesalan atau berdebat di depan anak

Masih ingat sewaktu tinggal bersama dan bertengkar di depan anak? Perhatikan wajah sedihnya. Jangan ulangi kesalahan yang sama ketika sudah berpisah. Kesal dengan mantan boleh saja, tetapi bersikaplah dewasa.

 

  1. Jangan pernah meminta anak untuk memihak

Masih terkait dengan nomor pertama, jangan pernah menggunakan anak untuk menyakiti atau membalas dendam kepada mantan. Jangan pula menjadikan anak sebagai sumber persaingan tidak sehat. Tidak ada anak yang mau disuruh memilih, lebih suka ayah atau ibunya, apa pun alasannya.

 

  1. Pelihara hubungan sehat dengan si Kecil

Tetap jalin komunikasi yang hangat dengan si Kecil, sama seperti dulu kalian masih bersama. Bila Mums dan Dads memastikan relasi sehat dengan anak, maka ia akan lebih mudah menghadapi perceraian.

 

  1. Konsisten dengan aturan dan disiplin

Jangan biarkan aturan dan disiplin melonggar sesudah perceraian. Mums dan Dads tetap harus sepakat mengenai metode disiplin dan aturan yang tidak boleh dilanggar anak. Jangan sampai salah satu mengalah karena kasihan.

 

  1. Dukung anak agar lebih kuat mengatasi perasaan negatifnya

Biarkan si Kecil mengeluarkan unek-uneknya dan dengarkan dengan penuh simpati. Misalnya, ia merasa sedih karena orang tua teman-teman sekolahnya tampak akur dan saling tersenyum. Bujuk anak agar tetap tegar.

 

  1. Buat anak agar merasa tetap aman

Bila anak merasa takut akan ditinggal kedua orang tua, buatlah ia merasa tetap aman. Ajak ia untuk pelan-pelan memahami bahwa yang berpisah hanya Mums dan Dads, bukan berarti anak juga akan ditinggalkan

 

  1. Carilah dukungan profesional bila sudah merasa kewalahan

Jangan pernah takut meminta bantuan profesional bila sudah merasa kewalahan. Misalnya, anggota keluarga atau teman, terutama yang pernah mengalami hal serupa. Bahkan, terapis pun dapat membantu.

 

Dampak perceraian orang tua bagi anak memang tidak mungkin dihindari. Namun, Mums dan Dads tetap harus bekerja sama dalam mengurangi dampaknya agar si Kecil tetap berbahagia. (AS)

 

Referensi

Verywell Family: The Psychological Effects of Divorce on Children

Kompas.com: Orangtua Cerai, Anak Jadi Korban? Kurangi Dampaknya dengan 9 Tips Ini