Print Beberapa tahun yang lalu, kami didiagnosis menderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). PCOS adalah bentuk endocrine disorder yang paling umum berdampak pada perempuan usia reproduktif–salah satu fitur utamanya adalah peningkatan produksi androgen oleh ovaries (Duncan, 2014). Jika seseorang memiliki PCOS, maka akan terjadi ketidakseimbangan hormon, yang kemudian dapat menyebabkan beberapa gejala PCOS pada wanita dalam tubuh, seperti menstruasi, hair growth, acne, weight gain, serta memengaruhi respon tubuh terhadap insulin. Artikel kami kali ini akan membahas salah satu gejala PCOS pada wanita, yaitu menstrual irregularity. Saya dan Ninda bukanlah tenaga medis professional, jadi rather than membahas PCOS secara scientific yang jelas bukan keahlian kami, kami akan membahas perjalanan kami dalam melakukan perawatan, dengan harapan untuk dapat menginspirasi teman-teman sesama perempuan yang mungkin mengalami permasalahan yang sama

PERJALANAN HIDUP DENGAN PCOS

Citta Saya pertama kali pergi menemui dokter kandungan di usia 16 tahun, setelah 3 tahun lamanya sejak pertama menstruasi saya tidak pernah mengalami menstrual regularities. Saat itu saya menemui dokter di RSCM Kencana di Jakarta dan melakukan beberapa tes laboratorium untuk mengecek kadar hormon, gula darah, kolesterol, dan beberapa tes lainnya. Hasil laboratorium menjadi dasar bagi dokter untuk mendiagnosis saya dengan kemungkinan  PCOS, yaitu dengan gejala dysmenorrhea (menstrual irregularity), dyslipidemia, dan insulin resistance. Sejak saat itu, setiap hari saya rutin mengonsumsi obat-obatan termasuk birth control pill, metformin, dan statin untuk mengontrol gejala yang ada. Diagnosis secara dini dan perawatan yang teratur membuat saya dapat menjalani hidup sehari-hari dengan sehat secara keseluruhan dan mampu beraktivitas dengan baik. Ninda Di saat teman-teman saya sudah mendapatkan menstruasi pertamanya di usia 11-12 tahun, saya baru mendapat menstruasi pertama di usia 14 tahun. Menstruasi yang saya alami tersebut hanya berlangsung sekali dan tidak ada keberlanjutan lagi selama setahun. Barulah, menstruasi berikutnya datang teratur selama 3 bulan lalu berhenti lagi sampai waktu yang tak tentu. Saat saya masih berusia belasan tahun, ketidakdatangannya siklus menstruasi merupakan sebuah keuntungan karena saya tidak perlu repot bolak-balik ke kamar mandi dan tidak perlu mencuci pakaian yang ‘tembus’. Selain kondisi menstruasi saya yang ‘hilang-hilangan’, saya juga mengalami keadaan jerawat cystic di wajah yang cukup parah. Terus terang saya lebih merasa terganggu dengan keadaan kulit wajah saya dibanding menstruasi saya yang tak kunjung datang. Setelah 5 tahun saya mencoba berbagai klinik dokter kulit, dokter pada klinik dermatologi terakhir yang saya kunjungi (dan treatmentnya cocok dan berhasil membantu mengatasi jerawat saya, phew!) menyarankan saya datang ke ginekolog untuk mengecek kondisi menstruasi saya yang diduga menjadi penyebab kondisi jerawat cystic saya itu. Akhirnya setelah pergi ke ginekolog, dimana dilakukan cek fisik seperti hirsutisme, USG, dan tes darah, jelas membuktikan adanya ketidakseimbangan hormonal pada saya dan dokter pun positif mendianogsa saya dengan PCOS. Terus terang perasaan dan pikiran saya menjadi sangat kacau saat itu. Saya dalam hati tidak terima, "kenapa harus saya yang mengalami ini?" Perasaan itu terus saja berkecamuk dalam diri saya sekitar satu tahun lamanya. Saat sulit yang saya alami itu membuat saya merasa gagal sebagai perempuan karena kondisi ini dapat memengaruhi fertilitas saya. Untuk menjelaskan ke teman-teman saya pun juga cukup sulit, karena PCOS tidak membuat saya tampak 'penyakitan' but actually it wrecks your basic function as a woman and could lead to other serious medical conditions. Tidak hanya itu, saya juga memiliki ketakutan ketika memikirkan rencana berkeluarga di masa depan. Saya takut ketika harus menjelaskan ke pasangan saya nanti, apakah dia serta keluarganya mau menerima kondisi saya ini dan apakah dia juga mau berusaha lebih keras untuk mendapatkan anak dibandingkan pasangan yang istrinya tak mengidap PCOS. Namun, semakin lama akhirnya saya bisa belajar untuk menerima kondisi saya ini. Saya yakin dengan berusaha sunguh-sungguh, saya pasti bisa menjadi seorang ibu nantinya. Pemeriksaan serta perawatan rutin pun akhirnya saya jalani. Dengan keadaan saya memiliki PCOS, saya menjadi belajar lebih banyak tentang kesehatan, betapa pentingnya taking care of your own womanly health dan lebih rajin berolahraga. Sampai hari ini saya juga masih melakukan tes darah dan check up rutin ke dokter beberapa kali dalam setahun untuk mengamati jumlah hormon saya. Walaupun sejujurnya saya masih bisa dibilang tidak disiplin dalam menjaga kesehatan, menstruasi saya sudah lebih sering datang dibanding tahun sebelumnya.

WHAT OUR BODY IS TRYING TO TELL US: SADARI PENTINGNYA PENGECEKAN KESEHATAN

Siklus menstruasi yang normal terjadi hingga 25 sampai 35 hari, atau mengalami 11-13 periode menstruasi setiap tahunnya. Namun, seringkali perempuan mengalami menstruasi yang lebih jarang maupun lebih sering. Gejala PCOS dimulai dengan menstrual irregularity yang mungkin terjadi di awal masa menstruasi seorang perempuan atau saat menjelang menopause. Namun, gejala PCOS ini perlu menjadi concern apabila rutin dialami. Lebih dari 7 dari 10 perempuan dengan PCOS memiliki irregular periods, few periods, atau bahkan tidak sama sekali (Richardson, 2003). Salah satu cara yang penting dilakukan adalah memiliki buku catatan atau aplikasi di telepon selular untuk mengontrol dan mengecek jadwal menstruasi, untuk keeping track akan regularitas menstruasi. Catatan ini juga bermanfaat untuk ditunjukkan ke dokter saat melakukan konsultasi. Bagi banyak perempuan, menstrual irregularity terkadang tidak terlalu diperhatikan, terlebih lagi bila tidak diikuti dengan gejala lainnya seperti jerawat atau hirsutisme. Bahkan, banyak orang tua yang meyakinkan anak perempuannya bahwa mendapatkan mens secara tidak teratur adalah hal yang biasa. Banyak perempuan yang kami temui saat mengunjungi dokter kandungan adalah mereka yang mengalami kesulitan untuk memiliki anak. Sayangnya, mereka baru menjalani pemeriksaan setelah lama tidak memiliki anak dan kemudian didiagnosis dengan PCOS. Saya dan Ninda sendiri masing-masing baru ke dokter setelah 4-6 tahun mengalami menstruasi yang tidak teratur. Minimnya pengetahuan tentang PCOS di kalangan banyak orang membuat kita tidak sadar mengenai what our body was trying to tell us. Padahal, jika tidak dirawat dengan baik dan teratur, PCOS tidak hanya dapat memengaruhi fertilitas, tetapi juga dapat mengarah ke penyakit-penyakit lainnya seperti diabetes, bahkan berisiko terkena penyakit jantung lebih tinggi dari mereka yang tidak mengidap PCOS. Pemeriksaan atas menstrual irregularity juga penting, tidak hanya untuk pengecekan PCOS. Kadang menstrual irregularity bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi lainnya seperti prolactin problems, hypothalamic-pituitary disease, thyroid disease, dan adrenal problems (Eden, 2005). Sehingga, dalam melakukan pemeriksaan, the sooner the better. Be aware and listen to what our body is trying to tell us.

Sebaiknya, segera lakukan pemeriksaan atas menstrual irregularity apabila:

  • mengalami heavy periods/bleeding;
  • mengalami menstruasi lebih dari 7 (tujuh) hari;
  • mengalami menstruasi lebih dari sekali dalam sebulan;
  • tidak mengalami menstruasi sama sekali/setahun hanya beberapa kali (NHS, 2015).

LAKUKAN RISET!

Salah satu hal yang unik dari pertemanan kami berdua adalah bahwa kami memiliki kondisi yang sama serta menemui dokter yang sama. Selama itu, kami juga sering bertukar informasi dan artikel mengenai PCOS yang kami temukan di internet. Saya dan Ninda menemukan beberapa support group untuk PCOS, salah satunya melalui jejaring Facebook. Sayangnya, kami sering menemukan perempuan dengan PCOS yang menjadi target sasaran dari penjualan produk-produk herbal dan produk lainnya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keamanannya dari segi medis. Pernah juga kami menemukan beberapa perempuan yang mengaku didiagnosis PCOS bukan oleh seorang dokter medis profesional. Sekali juga, saya menemukan seseorang yang didiagnosis dan membeli obat dari sebuah institusi, yang setelah saya telusuri tidak memiliki izin praktek yang legal. Inilah yang menjadikan riset itu penting! Sebelum pergi ke dokter, lakukan research tentang pilihan dokter dan rumah sakit yang memiliki rekomendasi yang baik. Pilihlah dokter yang suportif, mudah dihubungi, serta nyaman dalam berkonsultasi mengenai rencana perawatan dan pemeriksaan rutin. Rencanakan juga alokasi budget yang dimiliki dalam memilih dokter. Selain itu, sebagai pasien, setiap orang memiliki tanggungjawab akan dirinya sendiri. Lakukan banyak riset, bacalah literatur medis, dan website yang terpercaya untuk mempelajari kondisi pengecekan kesehatan kita. Sehat tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga sehat pikiran. Jangan lupa juga untuk berdiskusi dengan keluarga, pasangan, atau teman yang dipercaya sebagai support system disaat yang sulit, apalagi karena PCOS membutuhkan perawatan secara rutin.

BIASAKAN HIDUP SEHAT

Siapapun dianjurkan untuk hidup sehat, namun khususnya bagi perempuan dengan gejala PCOS, pola hidup yang sehat menjadi sangat penting karena akan memengaruhi gejala-gejala yang dimiliki dan meningkatnya resiko menderita gangguan yang lain seperti sindrom metabolisme, resistensi insulin, dan penyakit kencing manis. Hal yang berubah bagi saya dan Ninda adalah pola makan. Kami berusaha mengurangi makanan yang manis, mengandung bahan pengawet, dan mengurangi konsumsi karbohidrat seperti nasi putih untuk menjaga berat badan dan gula darah. Sekarang ini, kami sudah mulai mendapatkan periode menstruasi yang lebih rutin, meskipun tanggalnya tidak dapat ditebak.

STAY ALERT AND POSITIVE!

Menstrual irregularity adalah hal yang umum terjadi dan PCOS seringkali menjadi penyebabnya. Jangan panik karena terkadang irregularity dalam menstruasi mungkin saja terjadi pada periode tertentu, misalnya saat sedang dalam kondisi stress–akan tetapi, stay alert! Apabila kalian mengalami menstrual irregularity yang berkelanjutan, segeralah pergi ke ginekolog untuk melakukan pemeriksaan. Kami berdua merasa sangat bersyukur mendapatkan diagnosis PCOS sejak awal sehingga kami dapat melakukan treatment sejak dini dan menyadari pentingnya menjaga tubuh dan jiwa yang sehat. Do take care of yourself, you are the most important person in the world thus you should treasure your health!

Salam hidup sehat :) 

***

Citta Widagdo is a law graduate of University College London, specialising in the human right to health and bioethics governance. She has interned in various charities and legal clinics, including work shadowing the Chief Medical Officer of England. Annisa Aprianinda is a  graphic designer and illustrator based in Jakarta. She enjoys nu-disco music and also loves to play ukulele on her spare time.