siap2 lari   Malas olahraga adalah hal yang umum terjadi. Walau, kita tahu, apa saja yang mengintai—konsekuensi buruk di kemudian hari—apabila kita menjadikan ini sebagai kebiasaan. Teman saya, sebut saja namanya Andien, memiliki tubuh yang langsing di akhir usia 20-nya. Dan karena kelebihannya ini, ia merasa dirinya tidak butuh berolahraga. “Workout tuh buat orang yang gendut aja. ‘Kan gue udah slim,” paparnya. Banyak orang merasa tidak butuh berolahraga, apa pun itu kondisi dan latar belakangnya. Malas tentunya jadi alasan utama. Dimulai dari malas berkeringat sampai malas bergerak alias “mager”. Padahal, olahraga ternyata amat penting bagi tiap orang, bagi yang langsing, apalagi yang kelebihan berat badan. Dan seandainya kita memahami dengan sadar apa saja keuntungan yang didapat dengan berolahraga dan dampak negatif tidak beolahraga, tentu kita akan berpikir ribuan kali untuk jadi malas-malasan berolahraga.

Gaya Hidup Sedentari Faktor Malas Olahraga

Pada salah satu sesi ngopi-ngopi cantik kita (kira-kira 9 bulan sejak dia mengatakan bahwa dirinya tidak perlu berolahraga karena sudah slim), Andien mengaku bahwa kini berat badannya secara pelan tapi pasti naik 3 kg. Anak laki-laki Andien yang kini berusia 3 tahun sudah dimasukkan ke kelas playgroup sehingga waktu bermain Andien dengannya berkurang drastis, yakni hampir 6 jam tiap harinya. Saat anak laki-lakinya belum bersekolah, Andien sering bergerak aktif bersamanya. Kini, saat pulang sekolah, Si Kecil langsung tidur dan baru bangun menjelang sore. Selama anaknya tidur, Andien dapat menuntaskan beberapa kerjaan freelance-nya sambil sesekali menonton saluran TV kabel favoritnya. Semua kegiatan tersebut membuat gaya hidup Andien bergeser jadi sedentari alias banyak duduk. Kebiasaan baru pun bertambah; untuk menemani kegiatan kerja di rumahnya ini, Andien jadi suka mengemil. Akibatnya, satu per satu penyakit pun muncul; tubuh gampang lelah, sakit punggung, serta sakit kepala. Berikutnya, ia memberanikan diri melakukan medical check-up dan hasilnya cukup mencengangkan. Tingkat kolestrolnya jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Orang yang gaya hidupnya sedentari hampir bisa dipastikan malas olahraga. Yang saya rasakan dengan banyak duduk ketimbang bergerak aktif awalnya memang mirip dengan Andien, terutama bagian sakit punggung. Dan setelah saya baca lebih lanjut, ternyata risiko dari kebiasaan ini cukup menyeramkan, mulai dari kegemukan, penyakit jantung, kanker, diabetes, sampai kematian dini. Semua risiko di atas tidak datang dalam waktu sebulan-dua bulan atau setahun. Dampaknya biasanya baru akan muncul setelah kebiasaan hidup sedentari dan malas olahraga ini berlangsung selama lebih dari 5 tahun. Jadi, tidak perlu menunggu 5 tahun dong, untuk mengubah cara agar tidak malas berolahraga. Caranya adalah dengan lebih banyak bergerak, dimulai dari cara praktis seperti ini:

  1. Gunakan tangga daripada lift. Ingin sesuatu yang lebih menantang? Coba tambah kecepatan langkah kita saat naik tangga.
  2. Selalu berjalan kaki. Tinggalkan kendaraan saat pergi ke mini market. Daripada menyuruh office boy beli makan siang, lebih baik kita yang lakukan ini sendiri dan beranjak dari kubikel di kantor.
  3. Berjalan kaki lebih cepat dari biasanya. Hal sesimpel ini akan menaikkan detak jantung dan tentunya membuat jantung kita lebih sehat.
  4. Kerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri. Aktivitas seperti menyapu, mengepel, merapikan tanaman di kebun membuat persendian bergerak dan tidak kaku lagi.
  5. Bermain bersama anak-anak. Kali ini beri kesempatan si nanny beristirahat dan biarkan tubuh kita ikut berlari dan melompat bersama anak-anak. Tentu saja interaksi ini tak hanya bermanfaat bagi kita, tapi juga bagi si kecil.
  6. Lebih sering berdiri saat menelepon maupun menonton TV. Lebih oke lagi, coba lakukan crunches dan squats saat ada selingan iklan.
  7. Biasakan berjalan kaki setelah makan siang. Atau, mengobrol bersama teman-teman sambil berdiri ketimbang terus duduk dan malah mencari dessert.
  8. Berdiri saat bekerja di depan komputer.  Ini yang paling saya suka! Mengetik sambil berdiri membuat kita lebih produktif karena harus membagi konsentrasi antara bekerja dan melatih stamina kaki.
  9. Pegang semua barang belanjaan tanpa menggunakan troli. Dengan melakukan ini tiap kali berbelanja, otot tangan pun akan makin kuat dan tanpa disadari, kita sebenarnya tengah melakukan strength training. Barang belanjaan sama fungsinya seperti dumbbells!
  10. Terapkan desk exercise. Salah satu latihan yang cukup populer dan menantang adalah office chair squats.

Intinya, banyak kegiatan yang bisa kita upayakan untuk “menipu” pikiran agar mulai bergerak dan tidak lagi malas olahraga, seperti yang akhirnya Andien lakukan. Jadi, mau mencoba cara yang mana dulu? Atau, malah punya tips lain seputar ini? Yuk, diskusikan ini di bagian comment.