Setiap orang tua pasti ingin anaknya sehat, baik secara fisik maupun emosional. Anak yang dapat berkembang secara utuh pasti membahagiakan Mums dan Dads. Namun, benarkah bayi dapat mengalami masalah perkembangan emosional? Bagaimana cara mendeteksi tanda-tanda tersebut?

 

Sekilas tentang Perkembangan Emosional pada Bayi

Tahun pertama bayi adalah masa paling penting dalam perkembangan emosionalnya. Di sinilah saatnya si Kecil mulai belajar mengenali emosi mereka dan berusaha mengatasinya. Hubungan anak dengan orang tua dan anggota keluarga lain di sekelilingnya berperan penting dalam hal ini.

 

Misalnya, si Kecil lebih mudah belajar dan menyerap informasi baru saat dalam keadaan yang menyenangkan dan nyaman. Bila merasa aman dan nyaman dengan orang tua dan keluarganya sendiri, anak biasanya lebih mudah berinteraksi dengan orang-orang lain di sekelilingnya. Hal ini akan memengaruhi kecakapan sosialnya saat bersosialisasi di masyarakat.

 

Bagaimana Cara Mengetahui Perkembangan Emosional Bayi?

Setiap anak lahir dengan kecenderungan kepribadian masing-masing, bahkan sudah terlihat sejak bayi. Ada yang pendiam, lincah, ataupun banyak bicara. Intinya, seperti apa pun kepribadian anak, Mums dan Dads harus menerima dirinya apa adanya. Selama anak bahagia, ya tidak masalah.

 

Bila si Kecil mulai mengembangkan “regulasi diri” di tahap awal kehidupannya, berarti dia baik-baik saja. Regulasi diri adalah kemampuan untuk menenangkan diri sendiri saat merasakan emosi yang membuat tidak nyaman. Misalnya ketika sedih, bingung, dan takut.

 

Cara khas bayi saat berusaha menenangkan diri sendiri biasanya seperti mengisap jari atau memejamkan mata. Selain berusaha menenangkan diri sendiri, bayi lebih terbantu dengan sentuhan dan suara lembut.

 

Tanda-tanda Masalah Perkembangan Emosional pada Bayi

Jika melihat si Kecil berperilaku seperti ini, berarti saatnya Mums dan Dads mulai waspada:

  • Sering terlihat gelisah dan tegang, sehingga mengganggu pola makan dan tidur.
  • Sangat takut untuk mencoba sesuatu yang baru dan keluar dari zona nyaman.
  • Mudah marah dan sering uring-uringan, umumnya tanpa sebab yang jelas.
  • Sering menangis dalam beberapa situasi dan kondisi.
  • Selalu tampak lesu dan sepertinya tidak bersemangat bermain atau mencoba hal baru.

 

Masalah emosional juga dapat memengaruhi fisik seseorang, bahkan untuk bayi sekali pun. Waspada juga bila si Kecil mulai sering menderita sakit perut, sakit kepala, atau mengeluhkan rasa sakit lainnya. Untuk amannya, periksakan anak ke dokter untuk memastikan penyakit tersebut karena gangguan kesehatan fisik atau pengaruh psikosomatis atau psikis pada bayi.

 

Cara Menenangkan Bayi dengan Masalah Emosional

Sebenarnya, Mums tidak perlu khawatir bila si Kecil suka tiba-tiba marah, mengamuk, atau menangis, bahkan tanpa sebab yang jelas. Anak sedang belajar berusaha mengenali emosi-emosinya sendiri, meskipun itu emosi yang negatif. Yang menjadi masalah adalah bila gejala ini terus berlangsung dan mulai mengganggu kesehatan fisik si Kecil. Inilah beberapa cara yang bisa dilakukan Mums untuk menenangkan si Kecil yang bermasalah dalam mengelola emosinya sendiri:

 

  1. Langsung ajak ia bicara

Saat si Kecil tampak bingung, kesal, atau sedih, ajaklah ia bicara mengenai apa yang dirasakan. Mums juga bisa jujur mengenai perasaan Mums selama tidak berlebihan dalam memberitahunya. Hal ini dilakukan agar anak merasa aman dan tidak merasa bersalah karena merasakan emosi negatif.

 

  1. Gunakan ekspresi wajah yang jelas

Saat bermain maupun mengajak si Kecil bicara, gunakan ekspresi wajah yang jelas untuk membantunya mengidentifikasi perbedaan emosi.

 

  1. Kenali tanda-tanda si Kecil akan ‘meledak’ sebelum berusaha menenangkannya

Si Kecil bisa saja menunjukkan ekspresi tegang, posisi tubuh kaku, mulut manyun, dan pipi kemerahan. Bahkan, ada juga yang tampak akan menangis atau gemetar. Mums bisa menenangkannya dengan pelukan, sentuhan lembut, atau berusaha mengalihkan perhatian si Kecil pada sesuatu yang menyenangkan. Misalnya, Mums bisa menunjukkan mainannya.

 

  1. Bila sudah cukup besar, biarkan anak mengatasi emosinya sendiri

Saat anak sudah cukup besar, biarkan ia belajar mengatasi perasaannya sendiri. Namun, bukan berarti Mums bisa total melepaskannya begitu saja. Amati kapan ia butuh kesempatan untuk menghadapi masalahnya sendiri dan kapan ia membutuhkan dukungan Mums. Tentu saja, semua ini butuh proses.

 

  1. Dampingi saat belajar hal baru dan berada di tempat baru

Sama seperti poin sebelumnya, amati tingkah-laku si Kecil. Bila belum cukup percaya diri untuk melakukan sesuatu atau berkenalan dengan orang baru, berarti dukungan Mums masih dibutuhkan. Bila anak ternyata sudah cukup berani, beri ia kesempatan untuk belajar hal-hal baru dan mengeksplorasi tempat baru.

 

Bagaimana bila si Kecil Masih Mengalami Gangguan Emosional?

Pastinya Mums membutuhkan bantuan dokter atau terapis anak untuk mengatasi masalah ini. Dokter dan terapis akan membantu menemukan penyebabnya, seperti trauma. Tidak perlu malu atau merasa bersalah akan hal ini. Yang penting adalah si Kecil sehat dan bahagia.

 

Selain itu, jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan Mums sendiri. Dads juga bisa lho menjadi pasangan yang suportif. Dan, jangan malu pula untuk meminta dukungan dari keluarga dan sahabat. (AS)

 

Sumber

https://www.babycentre.co.uk/a25014671/warning-signs-of-emotional-development-problems

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/HealthyLiving/trauma-and-children-newborns-to-two-years