Mums adalah ibu menyusui yang tengah bingung apakah boleh ikut berpuasa di bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba? Simak artikel ini untuk menambah informasi Mums.

 

Tentu saja, ibu menyusui bisa ikut berpuasa. Menyusui sangat mungkin dilakukan saat berpuasa, tanpa memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI yang dihasilkan. Beberapa ahli menyebutkan bila ingin berpuasa saat menyusui, sebaiknya dilakukan ketika bayi sudah berusia di atas 6 bulan, yaitu setelah lulus ASI eksklusif. Di 6 bulan pertama usia anak, ASI merupakan makanan satu-satunya. Jadi, pada rentang waktu ini, Mums tidak disarankan untuk berpuasa. Nanti, ketika si Kecil sudah mengonsumsi makanan padat, barulah Mums bisa mulai berpuasa.

 

Berpuasa bagi ibu menyusui bisa dilakukan asalkan kondisi ibu dan bayi sehat, tidak memiliki keluhan seperti kekurangan gizi, produksi ASI yang sedikit, sakit, atau hal lain yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan bayi. Agar produksi ASI tetap baik selama Mums berpuasa, lakukan hal berikut.


1. Makan 3 kali sehari
Bagaimana bisa makan 3 kali sehari padahal sedang berpuasa? Ibu menyusui memerlukan tambahan sekitar 700 kalori tiap harinya. Sebanyak 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh. Jadi, pastikan ibu menyusui tetap makan tiga kali sehari yakni, pada saat sahur, ketika berbuka puasa, dan menjelang tidur. Hal ini untuk memastikan kalori yang dibutuhkan untuk memproduksi ASI tetap terpenuhi.


2. Asupan gizi seimbang
Bukan hanya waktu makan 3 kali sehari yang harus ditepati, tetapi juga perhatikan asupan gizi dalam makanan. Komposisi zat gizi yang ideal adalah, 50 persen karbohidrat, 30 persen protein, dan 10-20 persen lemak. Komposisi makanan dengan gizi seimbang akan mempertahankan kualitas ASI yang baik untuk bayi.


3. Perbanyak konsumsi cairan
Salah satu kunci produksi ASI yang lancar adalah Mums mendapat cukup asupan air. Nah, minum air putih minimal 2 liter sehari perlu sekali dilakukan oleh ibu menyusui. Bagaimana menyiasatinya? Perbanyaklah minum air putih, mulai dari saat berbuka, saat sahur, dan menjelang imsak. Tambahlah asupan cairan dengan mengonsumsi jus buah dan susu. Beberapa ahli menyarankan minum segelas susu setiap sahur untuk mengurangi ancaman anemia (berkurangnya kadar hemoglobin/Hb dalam darah). Untuk merangsang kelancaran ASI, minumlah minuman hangat saat berbuka puasa.


4. Istirahat yang cukup
Puasa membuat tubuh Mums lemas? Ini merupakan hal yang wajar. Karenanya, manfaatkan waktu dengan baik jika tubuh mulai terasa lemas dan lelah. Cobalah untuk beristirahat dengan tidur atau sekadar merebahkan tubuh dan menenangkan pikiran.


5. Prinsip Supply and Demand
Walaupun ibu menyusui tidak makan dan minum selama kira-kira 14 jam, komposisi ASI tidak akan berubah atau berkurang kuantitasnya. Ingatlah akan prinsip supply and demand pada ASI, yaitu semakin sering payudara diisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jika Mums memilih untuk tetap menyusui dan rajin melakukannya saat puasa, ASI akan tetap lancar. Begitupun dengan ibu bekerja, kegiatan memerah ASI sebaiknya dilakukan seperti biasa. Semakin banyak ASI yang dikeluarkan, maka semakin banyak ASI yang akan diproduksi. Jika ibu menyusui yang biasa memerah justru menghentikan kegiatan memerahnya selama bulan puasa, maka ASI yang diproduksi akan berkurang. Berkurangnya produksi ASI bukan disebabkan oleh kegiatan berpuasa, tetapi karena mengurangi kegiatan memerah atau menyusui.