Masa pandemi Covid-19 memang membuat kita lebih banyak harus di rumah, Mums. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama si kecil, apalagi dengan dukungan gawai. Dengan koneksi internet yang bagus, Mums bisa mulai mencoba membuat konten video YouTube bersama anak yang seru-seru.

Eh, tapi bikin konten YouTube bareng si kecil yang aman gimana, ya?

4 Hal yang Harus Dipikirkan Sebelum Membuat Konten YouTube Bersama Anak

Sebenarnya, siapa pun yang ingin membuat konten YouTube juga harus memikirkan empat (4) hal di bawah ini:

  1. Mengapa ingin bikin konten YouTube bareng anak?
  2. Konten videonya mau yang seperti apa?
  3. Si kecil suka nonton konten video apa saja di YouTube for Kids?
  4. Lalu, bagaimana dengan konten video yang tidak disukai di YouTube for Kids?

Diskusikan rencana bikin konten YouTube dengan anak. Jangan memaksa bila anak tidak tertarik. Namun, bila anak juga ingin melakukannya, arahkan secara bertahap agar acara bikin konten YouTube tetap berjalan lancar, aman, dan tetap terasa nyaman.

Sekilas Tentang YouTube:                                        

YouTube ditujukan untuk pengguna yang berusia minimal 13 tahun karena Google (sebagai perusahaan induk) mengumpulkan dan memasarkan data pengguna. Namun, pada kenyataannya banyak anak yang lebih muda memiliki saluran. Kelompok advokasi menugaskan Google karena gagal menegakkan Undang-Undang Perlindungan Privasi Online Anak-Anak secara ketat.

Anak-anak di bawah 13 tahun secara hukum diizinkan untuk membuat profil di situs yang mengumpulkan data pengguna, selama orang tua menyetujui akun anak tersebut dan mengetahui bahwa data pengguna sedang dikumpulkan. Anak juga dapat meminjam akun orang tua mereka.

Lalu, bagaimana bila si kecil masih berusia balita? Hmm, meskipun sudah ada channel khusus berupa YouTube for Kids, pertimbangkan sekali lagi manfaat dan kerugiannya, Mums. Bila hanya ingin iseng atau lucu-lucuan, seperti konten prank alias menjahili si kecil, sebaiknya lupakan saja. Jangan permalukan anak seperti itu, Mums.

Bila hanya ingin menunjukkan kegiatan sehari-hari anak, pastikan Mums memilih contoh untuk jadi bahan konten dengan bijak. Hindari memfilmkan adegan memalukan yang bisa mengganggu kepercayaan diri si kecil saat dia sudah cukup besar dan menonton hasilnya di YouTube. Misalnya: saat anak sakit atau kegiatannya di kamar mandi.

Bila ingin membuat konten edukatif, pastikan tujuan Mums lebih jelas dan spesifik lagi. Misalnya: contoh kegiatan seru di rumah bersama si kecil selama masa pandemi. Mums juga bisa berbagi resep camilan ringan yang tetap sehat untuk anak lewat video tutorial di YouTube. Pastinya, si kecil jadi model yang tugasnya hanya satu: makan.

Cara Bikin Konten YouTube Bareng Si Kecil yang Aman dan Tetap Menyenangkan

Nah, biar bikin konten YouTube bareng si kecil aman dan tetap seru, begini caranya, Mums:

  1. Bikin rencana konten yang matang.

Misalnya: Mums hanya ingin mendokumentasikan kegiatan si kecil saat akhir pekan. Mums bisa menyorot anak saat sedang bermain di playground, berinteraksi dengan kucing peliharaan, hingga mencoba camilan baru.

  1. Pilih waktu, situasi, dan kondisi yang tepat.

Akhir pekan adalah waktu terbaik, terutama bila sedang tidak ke mana-mana. Cuaca juga harus cerah dan si kecil dalam keadaan sehat. Bila anak sedang sakit atau kelelahan, pastinya anak akan enggan diajak bikin konten YouTube atau apa pun.

  1. Sebaiknya pilih setting yang semi-privat.

Bila masih khawatir dengan kemungkinan predator ikut menonton dan mengincar si kecil, sebaiknya Mums pilih setting yang semi-privat untuk konten YouTube bersama si kecil. Setidaknya, yang bisa menonton hanyalah orang-orang pilihan yang relatif terpercaya di mata Mums. Misalnya: sesame anggota keluarga atau kerabat dekat.

  1. Matikan fitur komentar.

Setiap orang tua pasti punya metode parenting yang berbeda. Tidak hanya itu, pasti suka ada saja yang iseng berkomentar negatif mengenai video yang mereka tonton di YouTube. Tak terkecuali juga dengan konten buatan Mums dengan si kecil.

Agar tidak merasa terganggu, sebaiknya matikan fitur komentar. Jadi, penonton hanya bisa memberi likes.

Bikin konten YouTube bareng si kecil bisa tetap aman dan fun, Mums. Yang penting, jangan terlalu ambisius mengejar viralitas. Tetap utamakan keamanan dan kenyamanan si kecil.

Sumber:

https://www.animotica.com/blog/how-to-make-kids-channel-on-youtube/

https://www.washingtonpost.com/news/parenting/wp/2018/07/19/your-child-wants-to-start-a-youtube-channel-heres-what-to-consider/

https://www.commonsensemedia.org/learning-with-technology/is-it-ok-for-my-kid-to-start-her-own-youtube-channel