Sebagian besar dari kita pasti sering menggunakan istilah “belum 5 menit” saat menjatuhkan makanan. Sayang sekali membuang makanan padahal jatuhnya baru sebentar. Istilah “belum 5 menit” sebenarnya memperbolehkan konsumsi makanan yang jatuh sebelum lewat dari 5 menit. Jadi, kalau belum 5 menit makanan itu jatuh, masih boleh dimakan, kalau sudah lewat harus dibuang. Benar enggak ya istilah itu? Aman tidak mengonsumsi makanan yang jatuh walaupun belum lewat 5 menit?

 

Perlu Kamu ketahui nih GengS kalau istilah “belum 5 menit” tidak hanya terkenal di Indonesia, lho. Orang-orang di negara lain juga rajin mengikuti aturan tersebut. Tentunya makanan itu sesuatu yang sangat berharga ya, tapi kalau sudah jatuh apa tidak mengandung risiko? Yuk kita cari tahu.

 

Banyak peneliti yang melakukan studi mengenai istilah “belum 5 menit” atau “belum 5 detik” karena populernya aturan ini. Di antara banyaknya penelitian tersebut, berikut ini beberapa hasil penelitian yang cukup populer.

 

Hasil penelitian dari Rutgers University di New Jersey oleh Donald Schaffner menyimpulkan bahwa makanan dapat tercemar oleh kuman dan bakteri hanya dalam hitungan kurang dari satu detik. Ia melakukan tes dengan berbagai jenis makanan yang jatuh di beberapa permukaan yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa makanan yang jatuh positif mengandung bakteri salmonella, jumlah terus meningkat dari satu detik, 5 detik, hingga 300 detik.

 

Dalam Rutgers Today, Donald Schaffner menjelaskan bahwa bakteri dapat mencemari makanan dalam waktu yang sangat cepat. Perpindahan bakteri tersebut dipengaruhi oleh jenis makanan dan permukaan tempat makanan jatuh. Bakteri tidak mempunyai kaki, jadi ia bergerak bersama cairan. Makanan atau permukaan yang cenderung lembap akan membuat pencemaran  berlangsung lebih cepat.

 

Terkait dengan istilah “belum 5 menit”, penelitian lain juga menghasilkan kesimpulan yang tidak jauh berbeda, bahwa istilah tersebut tidak akurat. Bakteri memang menyukai tempat yang lembab untuk berkembang. Jadi pada jenis makanan yang cair atau permukaan seperti tanah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk tercemar. Untuk makanan yang jatuh jika masih dengan kulit atau pembungkusnya, maka lebih sedikit memiliki risiko pencemaran.

 

Selain itu, perlu Kamu ketahui juga kalau tidak ada tempat apa pun yang bebas seratus persen dari kuman, termasuk lantai yang telah disapu dan dipel. Walaupun secara logika, lantai akan jauh lebih bersih dibanding tanah ketika makanan terjatuh. Serta tidak menutup kemungkinan pula jika seseorang tetap mengonsumsi makanan yang jatuh dan tidak higienis untuk terjangkit beberapa penyakit terutama pada saluran pencernaan.

 

Jangan lupa berpikir 2 kali untuk mengonsumsi makanan favoritmu jika terjatuh, ya.