“Anak-anak enggak boleh terlalu sering makan permen, nanti bisa sugar rush!”

 

Pernah dengar para ibu mengatakan hal di atas? Sebenarnya sugar rush itu apa sih? Sugar itu kan bahasa Inggris dari gula, lalu ada apa dengan gula ini? Kenapa ya banyak ibu yang melarang anak-anaknya mengonsumsi permen atau makanan dan minuman yang mengandung banyak gula? Bukannya gula itu bermanfaat ya untuk tubuh?

 

Yup, memang benar jika sugar rush ini memiliki keterkaitan dengan masalah gula. Banyak orang terutama para orang tua yang percaya jika anak terlalu banyak mengonsumsi gula ataupun makanan dan minuman yang mengandung banyak gula, anak akan menjadi hiperaktif bahkan mengarah pada gangguan ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder).

 

Nah, bagi Kamu yang percaya dengan sugar rush ini, tampaknya harus mengubah cara pandang. Ternyata sugar rush hanyalah mitos. Ya, benar hanya MITOS alias tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

 

Hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan adanya hubungan antara banyaknya konsumsi gula dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Hal ini juga telah ditegaskan oleh The American Dietetic Association (ADA). Menurut Mark Wolraich, M.D., kepala kedokteran anak di University of Oklahoma di Oklahoma, anggapan tersebut timbul karena melihat perilaku anak saat acara pesta, yaitu cenderung menyantap aneka makanan manis dan berperilaku seakan-akan sedang ‘menggila’.

 

Makanan manis memang diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh dengan cepat, namun hal ini tidak akan bertahan lama. Kenaikan gula darah inilah yang akan memberikan dorongan energi pada anak dan membuat mereka sedikit kesulitan untuk memfokuskan diri. Meski begitu, gula bukanlah menjadi penyebab dari anak menjadi berperilaku secara hiperaktif.

 

Daripada menyalahkan gula sebagai penyebab timbulnya perilaku hiperaktif ini, ADA menyarankan para orang tua memeriksa lingkungan sekitar, apakah ada hal-hal tertentu yang mungkin memang membuat anak mengalami overstimulasi. Misalnya dalam sebuah pesta atau kegiatan liburan, sangat wajar bila anak berperilaku lebih enerjik dibanding biasanya (bahkan jika mereka tidak mengonsumsi makanan atau minuman manis sekalipun). Hal ini karena suasana menyenangkan yang tercipta yang membuat si Kecil menjadi lebih larut dalam kesenangan tersebut.

 

Ketidakbenaran mitos sugar rush ini semakin diperkuat lagi dengan pernyataan NIH (National Institute of Health) di Amerika Serikat, sebagai organisasi yang menjadi kiblat kesehatan dunia. Berdasar sebuah penelitian dan bukti ilmiah, tidak ditemukan adanya hubungan antara konsumsi gula berlebih pada anak dengan tingkat hiperaktivitasnya. Meski begitu, organisasi ini juga berpendapat bahwa tidak ada salahnya untuk membatasi konsumsi gula pada anak, karena konsumsi gula yang berlebih sangat terkait dengan masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes mellitus, dan gigi berlubang.