Infeksi saluran kemih merupakan masalah umum yang terjadi selama masa kehamilan. Infeksi ini tidak hanya menyerang kandung kemih dan uretra, melainkan bisa merambat ke ureter hingga ginjal. Mums perlu hati-hati akan bahaya infeksi saluran kemih saat hamil. Pasalnya, terkadang masalah yang kerap disebut ISK ini tidak menunjukkan gejala!

 

Mengapa Infeksi Saluran Kemih saat Hamil Umum Terjadi?

Alasan terkuat mengapa infeksi saluran kemih saat hamil umum terjadi adalah karena hormon. Perubahan hormon yang terjadi akan memperlambat laju urine. Alhasil, bakteri memiliki lebih banyak waktu untuk tumbuh di dalam saluran kemih.

 

Alasan lain Mums berisiko lebih besar mengalami ISK saat hamil adalah:

  1. Urine mengandung lebih banyak gula, protein, dan hormon.
  2. Pertumbuhan rahim menghambat laju urine menuju kandung kemih.
  3. Bakteri, misalnya Coli, dari anus masuk ke uretra.
  4. Organ intim atau anggota tubuh lain tanpa sengaja mendorong bakteri dari luar vagina masuk ke uretra.
  5. Kelompok bakteri B streptococcus.

 

Pentingnya Mendeteksi Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

Sebenarnya, gejala ISK pada ibu hamil sama saja dengan orang yang tidak hamil. Hanya saja, masalah ini harus dideteksi sedini mungkin pada ibu hamil karena dapat mengakibatkan komplikasi kehamilan.

 

Inilah beberapa gejala yang menunjukkan Mums mengalami infeksi saluran kemih saat hamil:

  • Selalu ingin buang air kecil atau buang air kecil lebih sering.
  • Terasa nyeri atau sensasi terbakar ketika buang air kecil.
  • Nyeri, kram, atau terasa sensasi terbakar di area perut bawah atau punggung bawah.
  • Urine tampak keruh atau berbau.
  • Terdapat darah pada urine (haematuria), bisa berwarna merah, pink, atau merah gelap.

 

Jika infeksi sudah menyerang ginjal, maka Mums bisa mengalami:

  • Demam.
  • Mual.
  • Muntah
  • Sering mengalami nyeri pada punggung bagian atas di salah satu sisi.

 

Permasalahannya, infeksi saluran kemih tidak selalu menunjukkan tanda-tanda. Terkadang bakteri sudah ada di saluran kemih, tetapi belum atau tidak menunjukkan gejala apa pun. Kondisi ini disebut dengan asymptomatic bacteriuria.

 

Asymptomatic bacteriuria terjadi pada 2-10% kehamilan. Meski pada umumnya tidak berbahaya bila dialami oleh wanita yang tidak hamil, bagi ibu hamil ini dapat berdampak buruk. Apalagi jika tidak ditangani dengan tepat. Itulah mengapa Mums perlu melakukan tes urine selama kehamilan, supaya dokter bisa mengecek apakah terdapat bakteri di dalam urine Mums.

 

Bahaya Infeksi Saluran Kemih saat Hamil

Bahaya infeksi saluran kemih saat hamil tidak boleh disepelekan. Pasalnya jika sudah memengaruhi ginjal, Mums bisa mengalami persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi berat, sindrom gangguan pernapasan dewasa, anemia, hingga infeksi jangka panjang.

 

Jika Mums didiagnosis mengalami ISK, baik dengan gejala maupun tanpa gejala, maka dokter akan meresepkan antibiotik untuk 3 sampai 7 hari ke depan. Mums tidak perlu khawatir karena tentunya dokter akan memilih antibiotik yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil.

 

Biasanya, di hari ketiga kondisi Mums akan membaik. Namun, tetap habiskan obat yang diresepkan sesuai rekomendasi waktu pengonsumsian. Mums akan melakukan tes urine kembali seminggu setelah obat habis untuk melihat apakah infeksi sudah hilang. Selanjutnya, Mums akan melakukan tes urine setiap bulannya untuk memastikan infeksi saluran kemih tidak kembali. Jika gejala masih tetap dialami setelah 2 hari mengonsumsi antibiotik atau justru memburuk, segeralah berkonsultasi ke dokter.

 

Nah, itulah penjelasan tentang infeksi saluran kemih serta bahaya infeksi saluran kemih saat hamil. Lakukan pencegahan dengan minum air putih setidaknya 8 gelas sehari, jangan menahan buang air kecil, bersihkan organ intim dari depan ke belakang, serta gunakan celana dalam berbahan katun dan sesuai ukuran ya, Mums! (AS)

 

Referensi 

WebMD: UTIs During Pregnancy

Health Navigator: Urinary tract infection in pregnancy