Pandemi Covid-19 yang sepertinya akan berlangsung lama ini membatasi gerak kita. Berbagai kegiatan yang tadinya bisa dilakukan di luar rumah tanpa khawatir kini berubah. Selain kebijakan #WFH alias work from home, sekolah pun menerapkan online homeschooling.

 

Di satu sisi, positifnya adalah keluarga yang semakin dekat di rumah. Mums bisa memantau perkembangan si Kecil dari segi pendidikan. Namun, saat mencari hiburan pun, anak juga kerap menggunakan gawai. Bagaimana membatasi screen time anak selama masa pandemi?

 

Dari Jadwal Sekolah Hingga Hiburan

Bila anak sudah bersekolah di PAUD, pandemi mau tidak mau membuatnya harus ikut belajar dengan sistem remote learning. Selama gawai tersedia dan koneksi internet memadai, sebenarnya tidak masalah, sih.

 

Nah, masalahnya hal ini dapat menyebabkan waktu screen-time anak bertambah. Kekhawatiran orang tua akan penularan Covid-19 membuat mereka tidak mengizinkan anak keluar rumah. Termasuk Mums, mungkin? Akibatnya, untuk membunuh rasa bosan, anak beralih lagi ke layar gawai. Tidak hanya sekolah, ia juga mencari hiburan lain, seperti bermain online games dan menonton acara hiburan.

 

Bagaimana Cara Membatasi Screen-Time si Kecil?         

Hmm, sepertinya lebih rumit daripada sebelum masa pandemi ya, Mums? Apalagi, anak-anak sudah merasa bosan. Mereka tidak bisa bebas bermain di luar atau ketemu teman-teman karena khawatir akan penularan virus corona. Apalagi, Mums dan Dads juga lebih banyak di rumah dan harus merawat si Kecil tanpa bantuan asisten atau pekerja rumah tangga seperti biasanya.

 

Namun, Mums juga harus menerima kenyataan bahwa screen-time lebih sering daripada biasanya memang pasti terjadi. Untuk itu, ada beberapa cara menguranginya tanpa harus menambah drama lagi di rumah:

 

  1. Mulailah dengan sikap pengertian

Era pandemi Covid-19 memang praktis mengubah hidup kita, Mums. Selain banyak rencana yang harus tertunda, jadwal kegiatan pun harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Dave Anderson, PhD., psikolog klinis dari Child Mind Institute, menekankan empati dan sikap pengertian pada keinginan anak-anak.

 

Katakan kepada anak bahwa Mums mengerti rasa bosan dan frustrasi ia karena tidak bisa bermain di luar atau bertemu teman-teman. Ingatkan juga bahwa memang ada beberapa bagian waktu screen-time yang memang jadi haknya untuk melakukan segala sesuatu yang ia suka.

 

  1. Tawarkan tambahan screen-time sebagai bonus bila anak berkelakuan baik

Coba gunakan waktu layar tambahan sebagai insentif untuk perilaku yang baik. Misalnya, sebagai hadiah karena si Kecil mau membereskan mainannya atau tidak memilih-milih makanan. Bahkan, Mums bisa mengajak si Kecil menulis kesepakatan bersama di kertas post-it, yang kemudian bisa ditempelkan di dinding atas meja belajar anak di kamar.

 

  1. Pertimbangkan alternatif kegiatan lain yang tidak membutuhkan gawai

Melarang atau meminta anak mengurangi screen-time memang mudah. Namun, apa gantinya? Stephanie Lee, PSyD, psikolog klinis dari Child Mind Institute, menyarankan agar para orang tua sudah harus siap dengan alternatif kegiatan yang tidak membutuhkan gawai.

 

Misalnya, membaca buku cerita, menulis, menggambar, bermain dengan hewan peliharaan, dan masih banyak lagi. Bahkan, lebih seru lagi bila Mums dan Dads ikutan terlibat dalam kegiatan yang tidak membutuhkan gawai ini. Pilihannya banyak, kok.

 

  1. Tetapkan jadwal secara konsisten

Cara ini juga terbukti cukup efektif untuk membatasi screen-time anak di era pandemi Covid-19. Misalnya, setengah jam sebelum waktu makan anak masih boleh mengakses gawai. Selain sekolah, bila waktunya untuk kegiatan lain, seperti berolahraga di halaman rumah, anak tidak boleh memegang gawai sedikit pun.

 

  1. Jangan biarkan anak berusaha mengubah jadwal yang sudah ditetapkan

Namanya juga anak-anak. Bila sebelumnya sudah terbiasa dengan screen-time sesuka hati, mungkin awalnya ia akan berontak. Menurut dr. Anderson, transisi semacam ini biasa dan pasti akan terjadi.

 

Namun bila Mums dan Dads bisa belajar tega demi konsisten dengan jadwal yang sudah sesuai kesepakatan bersama, lama-lama anak akan paham juga. Lagipula, apa pun yang berlebihan memang tidak baik.

 

  1. Jadikan Mums dan Dads sebagai contoh pengguna screen-time secara sehat

Yang harus selalu diingat adalah anak peniru sempurna orang tua. Bila ingin anak membatasi screen-time tanpa banyak protes, mulailah memberinya contoh terbaik dulu. Misalnya, tidak memegang gawai sewaktu makan dan total memperhatikan anak saat berinteraksi, seperti mengobrol, bermain, atau membantunya membuat PR.

 

Jangan Lupa Perhatikan Beberapa Hal Ini Terkait ‘Screen-Time’ Anak

Pastikan anak memanfaatkan screen-time mereka tanpa melupakan kesehatan fisik dan mental mereka. Beberapa hal di bawah ini harus diperhatikan.

  • Apakah anak tidur cukup?
  • Apakah anak tidak lupa makan, terutama yang bergizi? Ada kalanya si Kecil ingin makan camilan sambil mengakses gawai. Jadi, pastikan camilannya juga sehat ya, Mums.
  • Apakah anak punya waktu cukup untuk berolahraga, bermain, dan apa pun yang melibatkan gerak badan?
  • Apakah anak tetap berinteraksi dengan keluarga di rumah?
  • Apakah anak juga memanfaatkan gawai untuk melepas rindu dengan teman-temannya, seperti lewat chatroom?
  • Apakah anak memanfaatkan gawai untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya?

 

Jadi, bagaimana membatasi screen-time anak selama masa pandemi? Semoga panduan di atas dapat membantu, Mums! (AS)

 

Referensi

https://childmind.org/article/screen-time-during-the-coronavirus-crisis/

https://www.childrens.com/health-wellness/8-tips-for-managing-screen-time-during-covid-19

https://theconversation.com/coronavirus-how-to-reduce-your-childrens-screen-time-and-make-them-more-active-136549