Kebanyakan orang memilih detoksifikasi sebagai langkah yang paling efektif dan mudah untuk menyehatkan diri. Detoks itu bertujuan membersihkan tubuh dari racun dan zat-zat berbahaya. Melakukan detoksifikasi memang memiliki tujuan yang baik. Namun, apakah dengan melakukan detoksifikasi terbukti ampuh untuk menghapus semua racun yang ada dalam tubuh?

 

Asal Muasal Istilah Detoksifikasi

Sampai saat ini masih belum jelas dari mana gagasan membersihkan tubuh secara mendalam atau melakukan detoksifikasi. Sejauh ini yang kita ketahui, banyak praktik pengobatan tradisional mendeskripsikan detoksifikasi sebagai suatu cara untuk menghindari penyakit.

 

Deskripsi tersebut datang dari satu gagasan bahwa racun menumpuk dalam tubuh dan tubuh membutuhkan pembersihan secara teratur. Karena pengertian tersebut, orang berlomba-lomba mengonsumsi produk-produk detoksifikasi. Produk- produk komersial detoksifikasi yang disebut mencakup berbagai macam jenis, mulai dari enema, irigasi kolon, detoks jus lemon, sampai mengonsumsi ramuan herbal, dan suplemen nutrisi berdosis tinggi. Tahukah Kamu bahwa sebenarnya semua hal tersebut hanyalah membuang-buang uang saja?

 

Tubuh Memiliki Sistem Detoksifikasi

Dalam istilah medis, detoksifikasi berarti membuang racun dan penumpukan zat beracun yang masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan atau kulit. Dalam dunia medis, detoksifikasi hanya dilakukan ketika jumlah zat beracun dalam tubuh seseorang sudah terlalu banyak sampai sistem detoksifikasi tubuh tidak bisa membersihkannya lagi. 

 

Banyak orang yang tidak tahu bahwa tubuh kita memiliki sistem detoksifikasi sendiri. Sistem detoksifikasi dalam tubuh menggunakan kulit (lewat keringat dan sebum), hati dan batu empedu (cairan empedu), ginjal (urine), paru-paru, sistem limpatik (limpa), usus (feses) untuk membuang racun.

 

Racun-racun tersebut berasal dari dalam dan luar tubuh. Racun dari dalam tubuh merupakan produk-produk sisa dari proses fisiologi. Contohnya, proses pencernaan komponen-komponen makanan untuk memproduksi energi yang menggunakan oksigen, dan menghasilkan molekul-molekul yang tidak stabil, yang disebut radikal bebas. Molekul-molekul tersebut harus dinetralisir atau diubah untuk menghindari terjadinya penumpukan racun dalam tubuh.

 

Racun-racun yang berasal dari luar bisa datang dari senyawa-senyawa makanan dan minuman, termasuk alkohol dan bahan-bahan aditif dalam makanan olahan. Racun juga berasal dari obat-obatan, asap tobako, dan polusi udara.

 

Salah Pengertian Detoksifikasi

Banyak racun dari luar tubuh (xenobiotic) yang bisa larut dalam lemak dan menumpuk di jaringan lemak. Saat ini, racun-racun tersebut semakin mudah masuk ke dalam tubuh akibat meningkatnya gaya hidup modern, sehingga menyebabkan melonjaknya aktivitas industri. Limbah industri mengontaminasi tanah dan air. sehingga berdampak pada produk pertanian dan perikanan.

 

Dalam pertanian, bahan-bahan kimia juga digunakan sehingga mengasilkan residu dalam produk-produk makanan. Bahkan kosmetik, produk kesehatan kulit dan plastik serta kardus makan meningkatkan potensi masuknya bahan kimia ke dalam tubuh. Hal-hal tersebutlah yang menjadi sumber kekeliruan kita. Perusahaan-perusahaan mempromosikan produk detoksifikasi mereka dengan mendeskripsikan lingkungan hidup kita yang semakin kotor. Karena tidak banyak informasi kuat tentang bahan-bahan kimia yang tidak berbahaya di lingkungan, semua orang menganggap bahwa bahan kimia apa pun yang masuk ke dalam tubuh adalah racun dan harus dihilangkan.

 

Namun sebenarnya, tubuh kita membersihkan bahan-bahan kimia tersebut setiap saat. Yang terbaik yang bisa Kamu lakukan adalah berhenti mengonsumsi makanan-makanan yang tidak sehat. Lagipula, tidak ada produk diet detoksifikasi cepat yang bisa menghapus efek-efek negatif dari gaya hidup tidak sehat yang telah berlangsung sejak lama. Tidak ada dasar ilmiah atau bukti kuat yang menunjukkan manfaat dari program-program diet detoksifikasi cepat tersebut. 

 

Kamu tidak perlu khawatir karena racun-racun dalam tubuh dibersihkan oleh sistem detoksifikasi internal, termasuk sejumlah organ dan enzim dalam DNA. Yang bisa Kamu lakukan untuk mengurangi banyaknya detoksifikasi yang dilakukan oleh tubuh adalah dengan tidak terlalu sering mengonsumsi alkohol dan makanan gorengan.

 

Cara Tubuh Kita Mendetoksifikasi Racun

Dari ratusan fungsi hati, salah satunya adalah mendetoksifikasi unsur-unsur makanan apa pun (termasuk kafein atau teh herbal dan suplemen) dan racun-racun yang masuk dari luar ke dalam tubuh. Secara keseluruhan, proses detoksifikasi memiliki 3 tahap. Dalam 2 tahap pertama, senyawa-senyawa yang bisa larut dalam lemak diubah menjadi senyawa yang bisa larut dalam air. Tahap ketiga dari proses tersebut mengangkut senyawa-senyawa yang telah diubah tersebut keluar dari sel-sel sebelum keluar dari dalam tubuh lewat feses atau urine 

 

Racun-racun yang terproduksi di dalam tubuh, seperti radikal bebas, dikendalikan oleh gen-gen yang membuat enzim antioksidan. Di sinilah enzim-enzim dalam tubuh memainkan peran penting. Semakin banyak racun yang harus didetoksifikasi, semakin banyak pula tubuh memproduksi enzim-enzim tersebut.

 

Meskipun hati memiliki peran yang sangat penting, organ-organ lain juga berpartisipasi dalam detoksifikasi. Selain itu, vitamin-vitamin dan mineral dalam makanan yang kita konsumsi juga memiliki fungsi dalam detoksifikasi. Tetapi ini bukan berarti Kamu harus mengonsumsi makanan-makanan tersebut secara berlebihan karena hal tersebut juga bisa menghasilkan racun dalam tubuh.

 

Kesimpulannya adalah, tubuh merupakan alat detoksifikasi yang paling ampuh. Kamu tidak perlu mengonsumsi produk-produk detoksifikasi karena tubuh Kamu sendiri yang akan menjalankan fungsinya membersihkan racun setiap saat. Kamu hanya perlu membantu fungsi kerja detoksifikasi tubuh Kamu dengan mengkonsumsi makanan yang yang sehat.