Berlari menempuh jarak 42,195 km itu jauh, Jarak sejauh ini kurang lebih sama dengan jarak yang harus ditempuh jika berkendara dari Jakarta menuju Karawang melalui tol Cikampek. Banyak pelari yang memiliki impian untuk mendapatkan titel ‘Marathon Finisher’ untuk pertama kalinya, atau target-target lainnya, seperti mengejar personal best atau bahkan ada yang mengejar kualifikasi untuk Boston Marathon. Menariknya, banyak yang terjadi pada tubuh kita saat sedang berlari sejauh 42km. Berikut ini efek marathon bagi tubuh :

Tinggi badan Anda akan berkurang

Rata-rata pelari marathon akan menjadi lebih pendek sekitar 1 cm di akhir lomba daripada saat mereka baru memulainya. Ini disebabkan karena dari waktu ke waktu, cakram pada tulang belakang mengompres, demikian hasil penelitian para peneliti di Swansea University, Inggris. Tetapi tinggi badan secara alami akan kembali ke ukuran semula dalam waktu satu hari.

Kehilangan berat badan

Kebanyakan pelari akan kehilangan 2 sampai 5 kilogram massa tubuh selama marathon berlangsung. Menurut Boston Athletic Association, rata-rata seseorang berkeringat sekitar 0,8 hingga 1,4 liter per jam saat berlari. Ini berarti sekitar 3,4 sampai 6 liter keringat yang dikeluarkan selama lari maraton penuh. Menurut Louise Sutton, peneliti dari Leeds Metropolitan University, minum terlalu banyak saat dan sesudah finish marathon adalah sebuah kesalahan besar, karena dapat menyebabkan hyponatremia.

Rusaknya Kuku Jari

Dengan rata-rata sekitar 32.500 langkah saat sedang berlari jarak marathon, besar kemungkinan jika kuku kaki kita akan terluka jika sepatu yang digunakan tidak tepat. Kejadian yang paling sering dialami para pelari adalah, rasa perih kuku dengan lecet, dan bonus kuku yang menghitam. Hal seperti ini dapat dihindari dengan menggunakan kaos kaki yang nyaman (kering dan tidak terlalu tipis) serta pemilihan sepatu yang pas. Pastikan sepatu lari yang digunakan lebih besar 1 ukuran dari sepatu yang sehari-hari kita gunakan, untuk menghindari lecet pada kuku jari kaki. Walaupun dengan jarak yang cukup jauh dengan berbagai efeknya pada tubuh. Tidak mengurangi antusiasme pelari untuk mengikuti kategori marathon ini. ‘Pain is temporary. But pride, finisher medals and instagram selfies are last forever’