Mums, melihat si kecil bersemangat di hari pertamanya bersekolah rasanya bahagia, ya. Apalagi bila anak langsung punya teman banyak karena sifatnya yang supel dan ceria. Mums jadi merasa lega karena tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Si kecil bisa belajar sekaligus bersenang-senang tanpa beban.

Namun, bagaimana bila semua itu mendadak berubah? Saat anak mogok sekolah, Mums jadi cemas dan bertanya-tanya. Ada apa?

Sindrom Mogok Sekolah (School Avoidance Syndrome)

Sebenarnya, apa sih, yang menyebabkan anak tiba-tiba mogok sekolah? Penyebabnya bisa macam-macam, seperti:

  • Menjadi korban perisakan di sekolah oleh anak-anak lain.
  • Berduka karena kematian anggota keluarga.
  • Baru pindah ke rumah baru dan sekolah baru.

Jika sebelum masuk sekolah si kecil sempat lama tinggal di rumah bersama Mums, maka wajar saja bila terjadi penolakan darinya akan perubahan. Meskipun banyak yang cenderung mengaitkan sindrom menghindari sekolah dengan separation anxiety disorder (gangguan kesehatan psikologis yang membuat anak sulit berpisah dengan orang tua atau siapa pun yang disayanginya), kadang bisa jadi masalahnya hanyalah pengalaman tidak enak si kecil dengan sekolah.

Gejala Sindrom Mogok Sekolah

Sindrom ini lazim dialami anak-anak usia lima hingga enam tahun. Selain ditandai dengan hobi menangis dan mengamuk saat diantar ke sekolah, biasanya anak mengeluhkan beberapa hal di bawah ini yang katanya mereka rasakan:

  • Mulas atau sakit perut.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri dada.
  • Pegal-pegal atau nyeri sendi.

Anehnya, semua gejala di atas bisa hilang begitu Mums setuju membiarkan si kecil tidak sekolah dulu dan tinggal di rumah saja. Beberapa tanda si kecil hanya enggan ke sekolah dapat dilihat dari:

  • Kenaikan berat badan yang normal.
  • Meskipun mengaku pusing atau mual, si kecil tidak sampai demam, muntah-muntah, maupun menderita diare.
  • Anehnya, anak tidak menunjukkan gejala atau mengeluhkan sakit apa pun saat tidak di sekolah, seperti di rumah atau saat hari libur.
  • Bila anak mengeluh pegal-pegal atau nyeri sendi, dokter anak tidak menemukan penyebabnya. (Contoh: memar atau pembengkakan).
  • Anak menunjukkan perilaku gelisah atau takut seperti dikuasai fobia, misalnya: tidak ingin berpisah dengan Mums dan selalu khawatir. Dalam banyak kasus, anak juga sering bermimpi buruk.

Cara Mengatasi Sindrom Mogok Sekolah

Tentu saja, anak tetap harus mengatasi masalahnya dan kembali bersekolah. Semakin lama dibiarkan tinggal di rumah, maka akan semakin sulit baginya untuk memberanikan diri ke sekolah.

Dalam beberapa kasus, bahkan sesudah dokter anak menyatakan bahwa anak tidak menderita sakit apa pun secara fisik, ada orang tua yang langsung membawanya ke spesialis sebelum menghadapi kenyataan bahwa anak memang hanya mogok sekolah.

Meskipun dokter tidak menemukan bukti gejala keluhan fisik, tidak berarti anak berbohong soal yang dirasakannya. Beberapa cara di bawah ini bisa Mums tempuh untuk mengatasi sindrom mogok sekolah si kecil:

  • Tanyakan pada wali kelas atau staf sekolah mengenai kemungkinan penyebab si kecil jadi mogok sekolah.
  • Bawalah si kecil ke terapis anak bila Mums mulai merasa kewalahan memintanya untuk ke sekolah.
  • Mintalah bantuan perawat di UKS (unit kesehatan sekolah) di sekolah si kecil bila anak mulai mengeluhkan sakit fisik. Misalnya: membolehkan anak untuk istirahat sebentar sebelum memintanya kembali ke kelas.
  • Jangan lupa, catat semua perkembangan si kecil saat mengatasi sindrom mogok sekolah.
  • Bila akar masalahnya ada di rumah (seperti perceraian orang tua, kematian anggota keluarga, kehadiran adik baru, dan lain-lain), pertimbangkan meminta bantuan terapis keluarga untuk mengatasi masalah ini.

Kesimpulan

Selama penyebab anak mogok sekolah bukan karena masalah kesehatan fisik, Mums boleh merasa lega. Setidaknya Mums bisa secara bertahap membujuk si kecil agar mau menghadapi ketakutannya akan sekolah. Misalnya: meyakinkan anak untuk mencoba ke sekolah sebentar saja. Bila ingin pulang, anak tinggal bilang.

Setiap hari, cobalah tambahkan waktu anak di sekolah secara bertahap. Semoga tanpa sadar, lama-lama anak akan kembali terbiasa dengan suasana di sekolah.

Semoga sindrom mogok sekolah ini akan segera berlalu dan si kecil kembali senang bersekolah ya, Mums.

Sumber:

https://www.verywellfamily.com/what-is-school-refusal-2634242

https://www.parents.com/kids/education/elementary-school/when-your-child-doesnt-want-to-go-to-school/

https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=when-your-child-refuses-to-go-to-school-1-987