Ketika test pack menunjukkan 2 garis biru, Mums dan Dads pasti gembira bukan kepalang. Akhirnya, si Kecil yang dinanti-nanti dan didoakan setiap waktu agar segera hadir terwujud juga. Namun, rasa bahagia tentunya akan dibarengi dengan segudang pertanyaan dari Mums maupun Dads terkait kehamilan, apalagi jika ini adalah anak pertama.

 

Jangan bingung dan panik, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp.OG, MKes., akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan umum seputar kehamilan agar Mums dan Dads semakin siap menghadapi fase kehamilan bersama. Yuk, disimak!

 

1. Seberapa sering harus kontrol kehamilan?

Menurut dr. Dara, idealnya ada 2 parameter yang bisa dijadikan acuan bagi para ibu hamil untuk kontrol kehamilan. Yang pertama adalah dari anjuran Kementerian Kesehatan RI dan yang kedua adalah anjuran dari World Health Organization (WHO).

 

Kementerian Kesehatan menyarankan Mums untuk melakukan antenatal care atau pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, yakni sekali di trimester pertama, sekali di trimester kedua, dan 2 kali di trimester ketiga. Hal tersebut kemungkinan didasarkan pada pertimbangan para ibu hamil yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan akan kesulitan untuk sering-sering mengunjungi dokter kandungan.

 

Sedangkan anjuran dari WHO lebih banyak, bisa dua kali lipat atau sekitar 8 kali. “Biasanya 1-2 kali di trimester pertama, 2 kali di trimester kedua, dan sisanya 4-5 kali di trimester ketiga. Di trimester ketiga memang akan lebih sering karena kalau hamil tua itu biasanya keluhan makin banyak. Mulai dari keputihan, ketuban merembes, hingga gerakan janin berkurang,” ujar dr. Dara.

 

Namun, nantinya dokter kandungan Mums akan punya pertimbangan apakah Mums perlu melakukan kontrol lebih sering, tergantung dari kondisi kehamilan Mums. Jadi, setiap ibu hamil akan berbeda.

 

2. Adakah makanan dan minuman yang harus dikonsumsi atau dihindari?

Pada dasarnya, makanan terdiri dari yang bersifat nutrisi makro dan nutrisi mikro. Jika berbicara nutrisi makro, contohnya adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk protein, Mums bisa memilih daging sapi yang rendah atau tanpa lemak, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Sayur dan buah juga baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.

 

Lalu apa yang harus dihindari? Intinya segala sesuatu, entah itu buah-buahan, susu, ataupun karbohidrat, sebaiknya hindari yang terlalu manis, yang kalorinya terlalu tinggi, serta yang terlalu asin, untuk meminimalisir risiko diabetes melitus gestasional atau hipertensi kehamilan (pre-eklampsia).

 

Jadi makan makanan seperti kerang, kepiting, atau durian boleh? Boleh asal tidak berlebihan. Untuk kadarnya sendiri sebaiknya konsultasi ke dokter kandungan karena ibu hamil berbeda-beda kondisinya.

 

3. Berapa kebutuhan cairan ibu hamil dan apa akibatnya jika kekurangan air putih?

Kebutuhan cairan orang normal rata-rata adalah sekitar 1,8 liter per hari. Hanya saja untuk ibu hamil, terutama ketika memasuki trimester kedua, harus lebih dari itu. Dokter Dara menganjurkan agar Mums menambah sekitar 300 ml air di trimester kedua. Pasalnya, kalori yang dibutuhkan ibu hamil akan bertambah, sehingga kebutuhan cairan pun juga akan bertambah. Sementara di trimester ketiga, Mums bisa menambah 300-1.000 ml air per harinya.

 

Jika cukup air minum, ujar dr. Dara, risiko dehidrasi minim. Kemudian, Mums jadi buang air kecil lebih sering, sehingga kandung kemih Mums akan selalu bersih. Manfaatnya, Mums pun terhindar dari risiko infeksi saluran kemih (ISK).

 

Selain itu, Mums berisiko kecil mengalami sembelit atau konstipasi. Memang apa bahayanya sulit buang air besar pada ibu hamil? “Mums punya risiko ambeien (wasir). Karena perut terasa tidak enak, akhirnya dipaksa mengejan saat buang air, ambeien pun muncul. Jika ambeien muncul dan makin besar, kemungkinan untuk melahirkan normal menjadi lebih kecil,” tambah dr. Dara.

 

Selama hamil, biasanya darah Mums pun akan lebih kental. Jika kekurangan cairan, darah akan semakin kental dan dapat mengakibatkan sakit kepala, mudah lesu, loyo, serta susah konsentrasi.

 

Kekurangan cairan tidak hanya berdampak buruk bagi Mums, melainkan juga pada janin. Jika Mums kurang minum air, si Kecil akan kekurangan cairan dan sedikit buang air kecil. Akibatnya, volume air ketuban sedikit. Si Kecil pun berisiko terhambat pertumbuhannya dan terlahir prematur.

 

Untuk pemilihan air putih yang tepat, air harus tidak berasa, tidak berwarna atau jernih, dan tidak berbau. Sebaiknya, Mums memilih air yang mengandung mineral dari sumber alami karena mengandung mineral penting bagi tubuh, seperti kalsium karbonat, magnesium sulfat, kalium, dan sodium sulfat.

 

Pastikan air mineral yang dipilih berasal dari sumber air yang terlindungi dari cemaran, sehingga kandungan mineralnya juga ikut terjaga. Air mineral yang Mums konsumsi juga harus diproses sesuai syarat kesehatan yang berlaku dengan cek kualitas ketat serta bersertifikat BPOM.

 

4. Bagaimana cara mengatasi mual dan muntah?

Mual dan muntah identik terjadi selama kehamilan, terutama pada trimester pertama. Untuk mengurangi masalah umum ini, sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu jangan telat dan melewatkan waktu makan, serta hindari makanan yang dapat merangsang asam lambung, seperti makanan yang terlalu asam dan terlalu pedas.

 

Kondisi mual dan muntah berisiko terhadap kehilangan cairan tubuh, sehingga Mums rentan mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, penting menjaga kebutuhan cairan tubuh tetap terpenuhi selama hamil agar terhindar dari bahaya dehidrasi.

 

Bila mual dan muntah tetap berlanjut meski sudah melakukan kedua hal tersebut, konsultasi ke dokter kandungan agar tidak bertambah parah. Umumnya, dokter akan memberikan terapi obat oral terlebih dahulu. Namun apabila muntah tetap tidak berhenti dan Mums merasa lemas, segera ke rumah sakit untuk mendapatkan infus supaya tidak dehidrasi.

 

5. Perlukah minum susu atau vitamin kehamilan?

“Kalau ditanya perlu, jawabannya perlu. Tapi kalau ditanya harus, ya mungkin tidak harus. Sifatnya ini perlu dalam artian akan lebih baik. Kenapa? Karena ibu hamil perlu nutrisi yang lebih dibandingkan dengan tidak hamil,” terang dr. Dara.

 

Ketika hamil, kalsium yang ada di dalam tubuh Mums akan digunakan oleh si Kecil. Jika kadar kalsium kurang, nanti tulang Mums tidak padat, yang berakibat mudah retak hingga patah. Itulah mengapa Mums perlu minum susu selama hamil. Lalu apakah harus susu khusus untuk ibu hamil? Sebenarnya tidak harus, tetapi akan lebih bagus karena biasanya sudah ditambahkan nutrisi mikro yang diperlukan ibu hamil.

 

Begitupun dengan vitamin, meski penyebutan yang tepat adalah suplemen, ini diperlukan karena mengandung vitamin dan nutrisi mikro yang diperlukan oleh ibu hamil. Contohnya, asam folat, kalsium, dan zat besi. Berdasarkan pedoman dari WHO pada tahun 2020, Mums disarankan untuk mengonsumsi suplemen yang setidaknya mengandung 13-15 nutrisi mikro di dalamnya, meliputi 30 mg zat besi dan 0,4 mg asam folat, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari selama hamil.

 

Konsultasikan kepada dokter kandungan terkait pemilihan suplemen kehamilan yang akan Mums konsumsi, untuk dilihat apakah kandungannya sudah sesuai dengan kebutuhan Mums atau belum, ya.

 

6. Berapa batas kenaikan berat badan yang sehat selama hamil?

Hal ini tergantung pada indeks massa tubuh Mums atau sering dikenal dengan body mass index (BMI). Jika BMI Mums normal dan status gizi baik, WHO merekomendasikan kenaikan ideal berat badan hingga melahirkan adalah sekitar 10-14 kg, dengan rata-rata kenaikan 12 kg.

 

Bila Mums overweight atau berat badan berlebih, dr. Dara mengatakan kenaikan idealnya adalah antara 6-10 kg selama kehamilan. Sementara jika Mums underweight atau kekurangan berat badan, maka disarankan untuk menaikkan berat badan sekitar 18-20 kg.

 

7. Kapan waktu yang aman untuk berhubungan seks?

Jawabannya kapan saja asalkan tidak ada masalah kehamilan, misalnya perdarahan, kontraksi dini, dan ketuban rembes ya, Mums! Hanya yang perlu ditekankan, karena ada si Kecil di dalam rahim, sebaiknya Mums dan Dads lebih berhati-hati selama berhubungan seks.

 

Dan yang tidak kalah penting, ungkap dr. Dara, Mums dan Dads perlu membersihkan area genital sebelum berhubungan intim, untuk meminimalisir risiko keguguran, kontraksi, kelahiran prematur, dan ketuban pecah. Anus juga jangan lupa dibersihkan sebab kuman umumnya banyak terdapat di area tersebut. Jika tidak dibersihkan, ditakutkan kuman akan terdorong masuk ke vagina dan membahayakan janin.

 

8. Apa saja tanda-tanda berbahaya pada kehamilan?

Duh, isu ini tentu paling mengkhawatirkan ya, Mums. Menurut dr. Dara, bila dirangkum dari departemen kesehatan dalam promosi kesehatan para ibu hamil, tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai dan mengharuskan Mums untuk segera ke rumah sakit ialah:

 

  • Kesulitan makan dan muntah terus menerus di trimester pertama.
  • Demam tinggi.
  • Gerakan janin berkurang atau bahkan tidak bergerak di trimester kedua dan ketiga.
  • Terdapat perdarahan dari vagina, baik di trimester pertama, kedua, maupun ketiga.
  • Ada beberapa bagian tubuh yang bengkak, contohnya muka, tangan, dan kaki.
  • Air ketuban merembes dan pecah sebelum usia kandungan 37 minggu.

 

9. Apakah bisa melahirkan normal?

Berbicara soal melahirkan normal, ada banyak sekali parameternya dan perlu dinilai dari waktu ke waktu. “Yang pasti, melahirkan normal itu dibagi dalam 2 parameter, parameter ibu dan parameter janin,” ujar dr. Dara.

 

Untuk parameter ibu, sebisa mungkin Mums tidak memiliki penyakit penyerta, seperti preeklamsia dan diabetes. Kemudian, Mums juga harus selalu menjaga kebersihan genital supaya terhindar dari risiko ketuban pecah sebelum waktunya.

 

Untuk parameter janin, salah satu yang menentukan keberhasilan persalinan normal adalah posisi di dalam rahim. Jika posisi si Kecil melintang, maka Mums tidak mungkin menempuh persalinan normal. Sedangkan bila posisinya sungsang, itu juga agak menyulitkan.

 

Agar kesempatan untuk melahirkan normal menjadi lebih besar, Mums perlu rutin kontrol ke dokter kandungan. “Jadi, dokter sudah bisa mengarahkan. Contohnya pada saat kehamilan 8 bulan dan posisi bayi sungsang, dokter akan mengarahkan Mums untuk sering-sering menungging supaya bayi berputar dengan sendirinya,” jelas dr. Dara.

 

Nah, itulah 9 jawaban dari dr. Dara terkait pertanyaan-pertanyaan umum kehamilan. Semoga bisa menjawab segala keingintahuan Mums dan Dads, serta lebih tenang dan lebih siap dalam menjalani fase kehamilan, ya!

 

 

Referensi