Hamil lagi saat usia bayi belum cukup 6 bulan? Selamat Mums! Secara bersamaan, Mums memiliki 2 anak yang harus diperhatikan. Terlebih akan kebutuhan nutrisinya yang hanya didapat melalui ASI (Air Susu Ibu). Namun, apakah aman jika menyusui ketika hamil? 

 

Salah satu dampak yang mungkin dapat membuat ibu khawatir adalah bagaimana dengan produksi ASI saat hamil? Tak perlu khawatir, Mums! Jumlah ASI tak akan berkurang maupun habis jika tetap dinutrisi sehari-hari. Untuk itu, sebaiknya perbanyak konsumsi makanan bergizi, seperti kaya protein dan serat, serta tak lupa untuk minum air mineral lebih banyak untuk mendukung kelancaran ASI. 

 

Risiko Menyusui Ketika Hamil

Bukannya tidak menimbulkan dampak sama sekali, tetapi menyusui ketika hamil ternyata dapat menyebabkan kontraksi ringan. Kontraksi ini akan sangat membantu saat persalinan, tetapi jika usia kandungan dan janin belum mencukupi maka kontraksi dapat menimbulkan kelahiran prematur. Hal ini disebabkan karena ketika Mums menyusui, tubuh akan melepaskan hormon oksitosin. Hormon inilah yang sebenarnya berperan penting dalam proses persalinan nanti. Ketika menyusui, hormon akan dilepaskan seiring rangsangan yang berasal dari puting susu. Namun, jangan panik! Kondisi ini adalah normal dan dampak kontraksi tersebut tidak berbahaya seperti terjadinya kelahiran prematur. Sebab, kontraksi yang ditimbulkan sifatnya masih ringan dan jumlahnya tidak mencukupi seperti yang dibutuhkan untuk persalinan.

 

Perubahan Kondisi saat Menyusui Ketika Hamil

Jika Mums merasakan perbedaan pada kehamilan dengan kondisi ini, itu wajar. Sebab, kehamilan memang membuat banyak perubahan terutama untuk tubuh ibu. Perhatikan perbedaan kehamilan tersebut apakah sesuai dengan kondisi umum yang satu ini atau tidak?

  • Puting akan lebih sensitif. Ketika hamil, tubuh ibu akan memproduksi banyak hormon dan salah satunya adalah hormon Progesteron. Namun ternyata, produksi hormon tersebut ada yang justru membuat beberapa bagian tubuh menjadi sensitif dan nyeri saat disentuh. Puting susu merupakan bagian yang paling dapat dirasakan, terlebih saat Mums menyusui. Jadi, bersabarlah jika puting terasa nyeri atau sakit. Kondisi tersebut memang tidak nyaman untuk Mums selama kehamilan ini.

 

  • Produksi ASI akan berkurang dan rasanya berbeda. Kondisi ini pun wajar terjadi. Terlebih saat usia kehamilan memasuki 4 atau 5 bulan. Di usia tersebut, tubuh akan memproduksi kolostrum untuk mempersiapkan produksi ASI janin yang di dalam kandungan. Produksi zat inilah yang membuat kuantitas ASI berkurang dan rasanya sedikit berbeda. Mungkin pada tahap ini pula bayi yang menyusui mulai enggan untuk mengonsumsi ASI. Apabila usia bayi belum mencukupi untuk mengonsumsi makanan pengganti ASI (MPASI), sebaiknya konsultasikan ke dokter anak untuk meminta saran agar anak tetap terpenuhi nutrisinya. Yang terpenting, Mums menjaga dan memerhatikan perkembangan kedua anak secara adil. Terlebih agar beratnya semakin bertambah.

 

Tips Menyusui Ketika Hamil

  • Perhatikan cara menggendong bayi. Ketika usia kehamilan sudah mulai tua, sebaiknya jangan menggendong anak di depan. Sebab, akan memberikan tekanan pada janin yang terdapat di kandungan. Selain itu, hindari menggendongnya terlalu sering. Hal tersebut akan berakibat sama ketika Mums menggendong bayi di posisi depan.

 

  • Lakukan pemeriksaan rutin dengan dokter kandungan. Faktor kondisi kesehatan ibu yang hamil lagi ketika usia anak belum genap 2 tahun menjadi fokus utama. Sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin dengan dokter dan berkonsultasilah jika menemukan beberapa keluhan tak biasa. 

 

  • Bersikaplah kritis pada dokter jika Mums memiliki riwayat keguguran. Keguguran yang merupakan bagian dari masalah kehamilan terburuk akan sangat penting untuk diperhatikan. Terlebih jika Mums pernah mengalaminya dan saat ini tengah mengandung sembari menyusui. Konsultasikanlah ke dokter dan carilah informasi melalui media massa untuk mengetahui apakah berpengaruh pada janin jika tetap menyusui atau sebaliknya? 

 

  • Banyak minum air mineral. Tidak hanya untuk mencegah timbulnya penyakit, ternyata air mineral pun bermanfaat untuk meningkatkan produksi ASI. Terlebih dengan kondisi Mums yang saat ini, menyusui ketika hamil. Tentu kebutuhan akan produksi ASI jauh lebih besar ketimbang menyusui satu anak saja.

 

  • Perhatikan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Angka ini merupakan panduan seseorang untuk mengetahui batasan asupannya terhadap makanan. Terlebih sangat bermanfaat untuk orang dengan keluhan obesitas yang perlu memerhatikan asupan makanannya. Namun, sama halnya dengan ibu hamil yang juga perlu memerhatikan asupan gizi. Pada 6 bulan pertama menyusui sebaiknya konsumsi 2480-2580 kkal per hari. Dan, 6 bulan berikutnya konsumsilah 2550-2560 kkal per hari. Perlu diingat jika kebutuhan gizi ini hendaknya disesuaikan dengan usia Mums saat ini. Semakin tua, sebaiknya kurangi jumlah kalori dari yang telah ditetapkan. Kemudian, untuk asupan gizi itu sendiri sebaiknya perbanyak jenis zat gizi berikut, protein yang didapat dari ikan, telur, maupun daging. Sebaiknya konsumsi 76-77 gram per hari. Lemak yang bersifat tak jenuh, dapat diperoleh dari kacang-kacangan, alpukat, ikan berlemak seperti salmon, dan jenis minyak zaitun. Konsumsilah sebanyak 71-86 gram per hari jika Mums menyusui bayi dengan usia 6 bulan pertama, dan 73-88 gram per hari jika Mums menyusui bayi di usia 6 bulan selanjutnya. Konsumsi zat besi yang cukup, dapat diperoleh dari protein hewani maupun sayuran berdaun hijau sebanyak 32-34 mg per hari. Kalsium, Kalium, dan Kolin banyak diperoleh dari susu dan produk olahannya serta jenis sayuran berdaun hijau. Konsumsi 2 butir telur per hari untuk mendapatkan 250 mg kolin. Vitamin C dan E, dapat terpenuhi dari buah-buahan seperti jeruk, mangga, dan alpukat. Serta sayur-sayuran seperti brokoli, kol, dan bayam. Konsumsi vitamin C sebanyak 100 mg per hari dan 19 mg per hari untuk vitamin E. (BD/OCH)