Untuk Mums yang berencana memberikan ASI kepada bayinya, mungkin hal ini bisa membingungkan. Setelah diberikan ASI, bayi malah kembung, rewel, atau malah terdapat ruam kulit. Mungkinkah bayi alergi terhadap ASI ibunya sendiri?

 

Jawabannya tidak. Protein yang terdapat pada ASI tidak menimbulkan reaksi alergi. Dalam ASI terdapat anibodi IgsA dalam jumlah tinggi yang melapisi permukaan usus bayi sehingga tidak mudah ditembus oleh protein asing. Apalagi, Mums dan sikecil memiliki kesamaan genetik hingga 50%, sehingga belum pernah ada bayi yang menimbulkan reaksi antibodi terhadap susu yang dihasilkan oleh ibunya.

 

Tetapi, adik bayi mungkin alergi terhadap senyawa lain yang terikut kedalam ASI melalui apa yang Mums konsumsi. Makanan yang biasanya menimbulkan reaksi alergi pada bayi (melalui perantaraan ASI maupun tidak) berupa susu sapi, kacang-kacangan, telur, kacang kedelai, seafood, dan sebagainya.

 

Sehingga ketika bayi menunjukkan reaksi alergi setelah diberikan ASI, Mums biasanya diminta untuk menghindari makanan yang kemungkinan menimbulkan alergi tersebut untuk melihat apakah gejala tersebut membaik, yang biasanya membutuhkan waktu 3 – 5 hari.

 

Jika keadaan membaik, tenaga kesehatan biasanya akan menginstruksikan Mums untuk mencoba beberapa jenis makanan (food challenge) untuk melihat apakah gejala alergi tersebut kembali, biasanya dalam waktu 1 – 2 hari.

 

Selain makanan yang menimbulkan reaksi alergi, ternyata rasa dan aroma makanan yang Mums konsumsi ternyata dapat dirasakan adik bayi loh Mums. Karena itu, mitos ibu menyusui jangan mengonsumsi cabai karena ASI nya akan pedas, bisa jadi benar.

 

Mums disarankan untuk mencoba berbagai jenis bahan makanan, karena selain dengan makan makanan yang bervariasi dapat meemenuhi kebutuhan Mums dan si Kecil, si Kecil juga mengenali rasa bahan makanan melalui ASI. Terdapat penelitian bahwa ibu menyusui yang makan beraneka ragam akan menurunkan risiko anak picky eating atau memilih-milih makanan.

 

Jadi Mums, apabila Mums curiga si kecil mengalami reaksi alergi, jangan langsung menghentikan ASI, karena ASI mampu mengurangi reaksi alerginya. Sebaiknya konsultasikan dahulu pada dokter spesialis anak.