Sebagai seorang apoteker, salah satu hal yang seringkali saya identifikasi sebagai hambatan dalam terapi dengan obat adalah ketidakpatuhan pasien dalam minum obat. Dalam dunia medis, kepatuhan dalam konsumsi obat disebut dengan adherence. Ada 2 tipe ketidakpatuhan atau non-adherence terhadap pengobatan, yakni intentional (disengaja) dan unintentional (tidak disengaja).


Lupa minum obat sesuai dengan aturan pakai yang diberikan adalah salah satu bentuk unintentional non-adherence yang paling banyak saya temui. Dan sejujurnya, saya sendiri juga sering mengalaminya. Saya akui, memang cukup sulit untuk selalu patuh terhadap regimen pengobatan, terutama jika kita adalah orang yang sibuk dengan berbagai aktivitas harian.


Laporan yang dikeluarkan oleh World Health Organisation (WHO) pada 2003 menyebutkan bahwa 50% populasi pasien tidak mengonsumsi obat-obatan mereka sesuai dengan anjuran. Hal ini terutama terjadi pada pasien dengan kondisi penyakit kronis yang membutuhkan terapi obat secara kontinyu untuk mengontrol penyakit mereka, misalnya pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus, asma, kanker, depresi, dan tuberkulosis.


Lupa minum obat tentunya dapat merugikan pasien. Terutama karena kondisi kesehatan menjadi tidak terkontrol dan dapat terjadi relapse atau perburukan dari penyakit yang diderita, bahkan dapat pula menyebabkan meningkatnya angka kematian. Apakah Kamu termasuk orang yang sering lupa dalam minum obat? Atau apakah Kamu memiliki anggota keluarga atau teman yang sering lupa dalam mengonsumsi obat rutin mereka? Ada beberapa tips yang dapat Kamu coba untuk membantu mengurangi kejadian lupa minum obat. Yuk, simak satu persatu!


1. Set alarm dan tulis di kalender
Ini adalah cara yang sering saya dan suami praktikkan agar kami tidak lupa minum obat. Mengatur alarm di hand phone untuk berbunyi di jam minum obat setiap hari sangat membantu saya. Kendalanya adalah jika kita sudah tahu bahwa alarm berbunyi, tapi sehabis itu tetap menunda minum obat! Selain dengan alarm, menggunakan kalender sebagai penanda juga dapat menjadi pilihan. Terutama jika obat dikonsumsi dalam interval waktu tertentu (tidak setiap hari), contohnya obat untuk osteoporosis yang disuntikkan satu bulan sekali.

 

2. Gunakan aplikasi di smart phone
Sekarang ini, saya rasa hampir semua orang menggunakan smartphone. Tidak hanya untuk bersosial media saja, smartphone juga dapat kita manfaatkan sebagai pengingat minum obat! Cukup pergi ke application store di smartphone dan ketik kata kunci ‘pill reminder’. Ada banyak sekali apps yang dapat membantu menjadi pengingat minum obat. Silakan pilih yang menurutmu paling user friendly.

 

3. Mintalah bantuan kepada teman dan keluarga
Mengonsumsi obat secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama secara psikologis dapat menjadi beban bagi seseorang. Dan hal ini dapat berujung pada ketidakpatuhan minum obat. Oleh karena itu, dukungan orang-orang di sekitar seperti teman dan keluarga akan sangat membantu! Hal ini yang saya lakukan pada ayah saya, seorang pasien diabetes melitus tipe 2 yang setiap hari harus minum obat metformin. Saya tidak pernah jemu mengingatkan beliau untuk rutin minum obat, baik secara langsung maupun lewat telepon dan alat komunikasi lain saat kami berjauhan.

 

4. Taruh obat dalam pill box
Pill box atau kotak obat dapat digunakan sebagai alat bantu pengingat minum obat, terutama jika pasien harus mengkonsumsi banyak obat dalam sehari. Biasanya hal ini terjadi pada pasien geriatrik atau lansia. Contohnya almarhum nenek saya, yang setiap pagi harus minum obat hipertensi dan diabetes, lalu setiap siang konsumsi suplemen vitamin, dan malam konsumsi obat kolesterol. Saran saya, saat memasukkan obat ke dalam pill box, sebaiknya obat tidak dikeluarkan dari kemasan primernya, karena hal ini dapat memengaruhi stabilitas obat. Sebaiknya kemasan primer obat dipotong-potong hingga satuan terkecil baru dimasukkan ke dalam pill box.

 

5. Integrasikan waktu minum obat dengan kegiatan sehari-hari
Untuk orang-orang dengan aktivitas yang padat, saya sering menyarankan minum obat diintegrasikan dengan kegiatan rutin sehari-hari. Misalnya, minum obat setiap saat sarapan, atau saat bangun tidur, atau sebelum tidur. Setiap kali melakukan kegiatan rutin tersebut, secara otomatis akan ingat juga untuk mengonsumsi obat.

 

6. Minta dokter atau apoteker untuk menyederhanakan regimen pengobatan
Rumitnya aturan penggunaan obat adalah salah satu masalah yang memicu lupa minum obat. Pasien cenderung lebih ingat jika obat hanya dikonsumsi satu kali sehari, dibandingkan dengan jika obat harus dikonsumsi 2 atau 3 kali dalam sehari. Adapun frekuensi konsumsi obat dipengaruhi oleh waktu obat bertahan dalam kadar terapi di dalam darah (waktu paruh).
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa jenis obat sudah hadir dalam bentuk modified release, yaitu obat dilepas perlahan sehingga kadarnya dalam darah dapat terus konstan, sehingga dapat dikonsumsi satu kali sehari saja, contohnya, metformin. Metformin ‘konvensional’ biasanya dikonsumsi 3 kali sehari karena waktu paruhnya sekitar 6 jam. Namun saat metformin dibuat dengan formulasi modified release, waktu paruhnya menjadi 24 jam. Jadi, jika Kamu memiliki masalah dengan ketidakpatuhan minum obat karena aturan pakainya yang rumit, hal ini dapat dikonsultasikan dengan dokter agar dokter dapat memilihkan sediaan obat yang aturan pakainya lebih bersahabat.

 

7. Pahami manfaat dan kegunaan obat
Pada dasarnya, ketidakpatuhan konsumsi obat akan terus terjadi jika si Pasien tidak paham, atau tidak percaya, akan manfaat obat tersebut pada dirinya. Saya pernah ngobrol dengan seorang pasien hipertensi yang mengaku tidak rutin minum obat, karena merasa ia baik-baik saja walaupun tidak minum obat. Barulah saat ia mengalami hipertensi emergensi dan tensi sistoliknya melonjak ke angka 180 mmHg, ia mulai memahami pentingnya konsumsi rutin obat hipertensi. Oleh karena itu, memahami manfaat dan kegunaan obat secara baik dapat menjadi kunci agar tidak lagi lupa mengonsumsi obat.


Tujuh tips di atas cukup mudah diaplikasikan, bukan? Cobalah mencari mana cara yang paling nyaman digunakan olehmu atau orang-orang di sekitarmu yang harus mengonsumsi obat secara rutin. Ingat, ketidakpatuhan minum obat dapat menyebabkan sakit yang dialami makin parah, lho! Jadi, mari berlatih untuk lebih patuh minum obat! Salam sehat!