Melakukan aktivitis seksual dengan pasangan memiliki banyak manfaat bagi Kamu. Selain bisa meningkatkan hubungan kalian, seks juga bisa meningkatkan mood Kamu. Namun, tahukah Kamu bahwa sex juga dapat memengaruhi kerja otak? Meski belum banyak informasi yang tersedia tentang hubungan antara seks dan otak, para ilmuwan sedikit demi sedikit tengah membuka fakta dengan mengembangkan penelitian terkait studi tersebut. Sambil menunggu para peneliti menguak lebih mendalam, mari kita bahas pengaruh-pengaruh seks pada otak yang sudah ditemukan. 

 

Sex = Drugs

Sex membuat kita merasa puas, itulah mengapa kita menyukai aktivitas tersebut. Kenikmatan yang kita dapatkan dari sex umumnya berasal dari dikeluarkannya dopamine, neurotransmitter yang menaktifkan sistem saraf pusat otak. Dopamine juga merupakan salah satu bahan kimia yang membuat pengguna obat-obatan terlarang merasakan euphoria.

Tentu saja mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan melakukan sex merupakan aktivitas yang berbeda, namun keduanya melibatkan bagian otak yang sama, yaitu sistem saraf pusat otak. Maka itu, daripada jatuh dalam dunia narkotika yang dapat merusak diri Kamu sendiri, lebih baik tingkatkan aktivitas seksual secara sehat dengan pasangan Kamu.

 

Seks Bersifat Antidepressant

Sebuah studi terkait sex dan psikologi dilakukan di Universitas Albany pada tahun 2002. Dalam studi yang dilakukan pada 300 wanita tersebut ditemukan bahwa wanita yang melakukan sex tanpa pengaman atau kondom memiliki potensi depresi yang lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kondom. Para ilmuwan mengatakan, sejumlah senyawa dalam cairan sperma termasuk estrogen dan prostaglandin memiliki bahan-bahan antidepressant atau anti depresi yang diserap oleh tubuh.

Mereka juga menambahkan bahwa potensi berkurangnya depresi juga dipengaruhi oleh hubungan pasangan tersebut. Jika keduanya memiliki hubungan yang baik dan melakukan aktivitias seksual dengan suasana hati yang baik, maka potensi depresi menjadi semakin kecil. Hal ini tentunya merupakan kabar baik bagi pasangan yang sudah menjalin hubungan cukup lama, memiliki kepercayaan terhadap satu sama lain, dan terbukti cukup sehat untuk melakukan sex secara langsung.

 

Seks Menyembuhkan Sakit Kepala

Tahukah Kamu bahwa sex dapat menghilangkan pening? Studi menunjukkan bahwa melakukan sex dapat mengilangkan gejala pusing. Dalam sebuah penelitian di Jerman, 60% dari pasien migraine dan 30% pasien nyeri kepala cluster mengaku sakit kepala yang mereka rasakan hilang saat sedang melakukan aktivitas sex. Ilmuwan belum meninjau lebih dalam lagi terkait studi ini. Namun sejumlah dari mereka berpendapat, hormone oxytocin yang dikeluarkan oleh tubuh ketika melakukan hubungan sex memiliki bahan-bahan yang mengandung pereda sakit.

 

Seks Dapat Menyebabkan Amnesia Temporer

Setiap tahunnya, sekitar 7 dari 100,000 orang mengalami amnesia transien global, yaitu hilang ingatan mendadak yang bersifat sementara dan sama sekali tidak terkait dengan kondisi neurologis. Kondisi tersebut ternyata dapat terjadi akibat melakukan aktivitas sex yang terlalu kasar. Selain itu, stress, rasa sakit dan cedera di kepala, serta menyelam ke air yang terlalu panas atau dingin juga dapat menyebabkan amnesia. Amnesia yang bersifat sementara ini dapat berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam. Untungnya, para ahli menyimpulkan bahwa amnesia akibat sex yang terlalu kasar ini sementara ini tidak pernah bertahan lama.

 

Sex Meningkatkan Percaya Diri

Selain dapat mengurangi potensi depresi, melakukan aktivits sex ternyata juga dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang ketika berada dalam situasi yang menekan. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang-orang yang baru saja melakukan aktivitas sexual memiliki pemikiran dan tindakan yang lebih baik dalam suasana tertekan seperti sedang berbicara di depan publik. Para ilmuwan mengatakan, sex dapat menghilangkan stress dan meningkatkan percaya diri karena aktivitas seksual tersebut menurunkan tekanan darah.

 

Sex Menimbulkan Efek Mengantuk

Tahukah Kamu baha sex dapat memberikan efek mengantuk yang lebih tinggi pada pria daripada wanita? Para ilmuwan mengatakan, bagian otak yang disebut prefrontal cortex mereda setelah proses ejakulasi. Hal tersebut, bersama dengan dikeluarkannya hormon oxytocin dan serotonin menimbulkan efek mengantuk pada pria.