Stunting terus menjadi masalah kesehatan masyarakat utama secara global. Kondisi kesehatan yang banyak menimpa balita ini adalah manifestasi dari banyak faktor, termasuk asupan makanan yang tidak memadai dan kondisi kesehatan yang buruk. Namun, makanan bergizi berkualitas buruk selama kehamilan pun juga menjadi penyebab asupan gizi bayi dan anak usia dini tidak memadai.

 

Itulah pengetahuan umum mengenai penyebab stunting pada anak balita. Untuk detailnya, inilah lima (5) faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi pada mereka:

  1. Asupan makanan bernutrisi yang bergizi rendah atau buruk.

Bila ibu hamil kurang bisa menjaga asupan nutrisinya, hal ini tidak hanya berakibat stunting pada bayi kelak. Bahkan, bila satu keluarga tidak sadar akan pentingnya gizi yang cukup bagi bayi, stunting dapat menjadi penyakit turun-temurun yang juga menurunkan kualitas hidup sekeluarga.

 

  1. Lingkungan sekitar yang kurang bersih dan rentan menyebabkan infeksi.

Lingkungan tempat bayi dilahirkan juga berpengaruh besar terhadap kondisi kesehatannya. Lingkungan yang kurang bersih juga dapat menyebabkan stunting pada bayi karena infeksi dari lingkungan tersebut. Infeksi ini dapat mengganggu kerja usus dalam mencerna makanan. Selain itu, makanan yang dikonsumsi ibu yang kurang bersih juga mengurangi nilai gizi dan dapat menyebabkan bayi stunting.

 

  1. Kondisi perekonomian keluarga yang buruk.

Tidak bisa dipungkiri bahwa bayi-bayi penderita stunting kebanyakan berasal dari keluarga yang serba kekurangan. Tingkat ekonomi rendah membuat akses gizi semakin sulit diperoleh. Akibatnya, ibu hamil kerap hanya makan seadanya, sehingga janin dalam kandungan tidak mendapatkan gizi yang cukup.

 

Bahkan, ibu hamil dari keluarga berekonomi lemah juga lebih rentan kelelahan, karena kadang harus ikut bekerja keras membantu perekonomian keluarga. Beban ganda dengan pekerjaan rumah tangga juga memperparah kondisi ibu hamil.

 

  1. Bayi yang lahir dengan berat badan di bawah rata-rata normal.

Faktor ini merupakan perpanjangan dari ibu hamil yang tidak mendapatkan gizi yang cukup. Akibat akses gizi yang tidak didapatkannya, bayi yang dilahirkan kemudian mempunyai berat badan di bawah rata-rata normal. Untuk mencegah hal ini, ibu hamil harus mendapatkan gizi yang cukup serta mengecek berat badannya setiap bulan.

 

  1. Kurangnya pencegahan stunting pada awal kelahiran.

Inilah faktor awal dari semua faktor lainnya yang menyebabkan stunting pada bayi. Tidak hanya ibu hamil yang kurang memperhatikan asupan nurisi selama masa kehamilan. Bila ibu tidak rajin membawa anak untuk diimunisasi sejak bayi, maka risiko bayi menderita stunting semakin besar.

 

Nah, inilah lima (5) faktor penyebab stunting pada anak balita. Namun, sebenarnya masih ada lagi faktor eksternal yang seharusnya sudah mulai sering dibahas dan ditangani dengan lebih serius.

 

Peran Gender dan Kurangnya Kesadaran Akan Kesetaraan Gender

Ini bukan salah kaprah bahwa wanita harus menjadi pria dan begitu pula sebaliknya. Suami dan istri harus sama-sama sadar akan pentingnya asupan nutrisi lengkap dan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil secara teratur. Terutama dari keluarga dengan akses ekonomi dan pendidikan rendah, banyak pria yang masih menganggap bahwa uang belanja (termasuk makanan) masih urusan istri di rumah.

 

Hal ini diperparah dengan akses pendidikan ibu hamil dari keluarga berekonomi rendah yang minim atau nyaris tidak ada. Makanya, kesadaran akan pentingnya gizi ibu hamil dan anak untuk mencegah stunting sangat kurang. Karena itulah, pendidikan tinggi untuk anak perempuan sangat penting. Jadi, saat mereka menikah dan punya anak nanti, mereka tidak akan pasrah dengan akses gizi yang seadanya.

 

 

 

Sumber:

Biomedcentral

WHO

NCBI NLM

IDN TIMES