Zaman sekarang, diet banyak dilakukan oleh orang-orang yang ingin mencapai bentuk tubuh ideal. Namun, jika motivasi utama semata-mata hanya untuk mengurangi berat badan dan dilakukan dengan kurang tepat, diet malah akan berdampak pada malnutrisi dan masalah kesehatan lainnya. Karena itu, diet sebaiknya dilakukan dengan tepat dan atas dasar kesehatan, bukan hanya karena ingin tampil langsing tanpa lemak.

 

Motivasi yang salah inilah yang memicu lahirnya berbagai kesalahpahaman mengenai metode diet. Mulai dari asupan yang boleh dan tidak boleh dimakan, hingga waktu terbaik untuk makan. Berbagai hal ini ternyata sebaiknya tidak Kamu ikuti, karena akan berujung pada diet yang salah. Apa saja itu?

 

Mitos: Makan di atas jam 8 malam dapat menyebabkan kegemukan.

Asumsi utama dari kepercayaan ini yaitu bahwa pada malam hari tubuh tidak akan memproses makanan sebaik di siang hari, terutama karena tubuh tidak dipakai beraktivitas di malam hari. Akibatnya, kalori akan tertimbun dan menjadi lemak. Jangan tertipu ya, asumsi ini ternyata salah! Metabolisme tubuh sebenarnya tidak mengenal waktu, baik itu pagi, siang, sore, ataupun malam. Menurut Columbia University Health Services, tubuh tetap akan memproses kalori dengan sama setiap waktunya. Jadi, asupan kalori di malam hari tetap akan diproses secara sama dengan kalori yang Kamu makan di siang hari.

Lalu, bagaimana waktu makan malam yang benar? Kuncinya adalah untuk tidak terlalu banyak makan ketika mendekati waktu tidur. Hal ini dikarenakan dapat berdampak pada gangguan pencernaan dan heartburn selama tidur, dan bukan semata-mata karena meningkatkan berat badan. Jika Kamu merasa lapar di malam hari, silahkan makan cemilan yang sehat dan ringan, seperti potongan buah ataupun sereal dengan susu. Penyebab obesitas adalah cemilan malam yang tidak sehat dan tidak terkontrol, bukan karena waktu makan itu sendiri.

 

Mitos: Hindari karbohidrat karena dapat membuat gemuk.

Mitos kedua ini didasari oleh asumsi bahwa karbohidrat akan diubah menjadi gula di dalam tubuh, dan disimpan dalam bentuk lemak. Tetapi faktanya, karbohidrat sendiri sebenarnya tidak dapat membuat tubuh gemuk. Selain itu, karbohidrat dalam sayur, buah, dan gandum utuh justru baik bagi tubuh. Bahkan, ini nutrisi penting selama diet. Kesimpulannya, penyebab kegemukan bukanlah dari karbohidrat itu sendiri, tetapi dari jumlah yang dikonsumsi. Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, lemak, serta protein dapat meningkatkan asupan kalori, yang akan berujung pada kegemukan. Tidak perlu menghindari makanan yang mengandung karbohidrat. Hanya saja, pastikan Kamu memakannya dalam jumlah yang wajar. Kunci utama dari diet yang sehat adalah pembatasan asupan kalori, bukan hanya membatasi karbohidrat maupun lemak.

 

Mitos: Tidak perlu sarapan agar berat badan turun.

Ini mungkin mitos yang masih dipercaya oleh banyak orang. Mereka berasumsi bahwa mengurangi makan, misalnya sarapan atau makan malam, dapat menurunkan berat badan dengan cepat. Tapi, tahukah kalian bahwa anggapan tersebut salah? Peneliti menemukan, orang yang tidak mengonsumsi sarapan cenderung memiliki berat badan yang lebih tinggi daripada mereka yang rutin sarapan. Jika tidak sarapan, maka Kamu akan jauh lebih lapar di siang hari dan porsi makanan Kamu akan lebih banyak. Ketika Kamu kehilangan kontrol dan akhirnya makan banyak, jumlah kalori yang masuk pun bertambah. Kamu pun malah akan menjadi gemuk. Karena itu, tidak perlu melewatkan sarapan demi menurunkan berat badan. Makanlah di pagi hari untuk menambah energi agar dapat beraktivitas dengan lancar.

 

Nah, ternyata masih banyak ya mitos mengenai diet. Perlu diingat bahwa tujuan utama dari menerapkan gaya hidup sehat bukan semata-mata untuk mendapatkan bentuk tubuh yang indah, melainkan untuk kesehatan tubuh itu sendiri. Lakukan diet atau terapkan gaya hidup sehat demi mencapai tubuh yang sehat, ya!