“Namanya juga anak-anak.”

Sering mendengar komentar seperti ini dari orang tua saat anak-anak mereka berulah di ruang publik? Pastinya ada rasa kesal ya, karena cara ini tidak mendidik anak untuk bersikap lebih baik. Padahal, banyak cara untuk mendisiplinkan balita yang tepat.

Apa justru jangan-jangan Mums yang hobi beralasan seperti kalimat di atas, setiap kali si kecil berbuat nakal? Hmm, jangan diteruskan ya, Mums. Tidak hanya Mums yang terlihat kurang baik sebagai orang tua, si kecil juga bisa tumbuh jadi anak yang bermasalah.

Belum terlambat untuk mulai mendisiplinkan balita dengan cara yang tepat. Sepuluh (10) cara ini dapat mendisiplinkan mereka, tanpa harus melakukan kekerasan:

  1. Menjadi panutan.

Jangan hanya menyuruh anak untuk melakukan ini atau melarang itu, apalagi dengan nada membentak. Selain memberitahu mereka dengan suara lembut, tunjukkan bahwa Mums dan Dads adalah panutan yang baik soal disiplin.

Misalnya: membereskan meja dari pekerjaan sesudah selesai digunakan. Biarkan si kecil melihat, sambil menjelaskan bahwa ini sama seperti mereka yang harus membereskan mainan mereka sesudah bermain.

  1. Menerapkan batasan.

Terapkan batasan yang jelas mengenai yang boleh dan tidak diperbolehkan untuk dilakukan si kecil. Gunakan bahasa yang sederhana agar anak cepat tanggap dan paham.

Misalnya: jangan melompat-lompat di atas kursi, karena kursi hanya untuk duduk. Hindari menakut-nakuti mereka soal jatuh. Selain malah membuat mereka merasa tertantang, Mums akan merasa bersalah bila hal itu terjadi beneran.

  1. Memberikan konsekuensi.

Setiap perbuatan ada akibatnya. Ajarkan hal sederhana ini pada anak. Bila perbuatan baik membuat orang senang dan mendatangkan pujian, maka perbuatan yang kurang baik adalah sebaliknya.

Misalnya: bila si kecil masih saja membuat keributan di ruang publik, seperti supermarket, ada konsekuensi yang harus ditanggungnya. Mums bisa tidak jadi membelikan cemilan kesukaannya atau tidak mengajaknya pergi lain kali.

  1. Mendengarkan anak.

Bila sulit berusaha memahami jalan pikiran anak, cobalah dengarkan si kecil. Selalu ada alasan di balik tingkah laku anak yang tidak berkenan di hati Mums. Berhubung anak balita biasanya belum bisa mengekspresikan perasaan mereka dengan tepat, makanya mereka cenderung berulah.

Misalnya: bisa saja anak berulah karena kesal Mums terlalu memperhatikan kakak atau adik mereka. Bisa juga anak sedang bosan, lapar, atau mengantuk.

  1. Memberi perhatian pada anak, namun dengan porsi yang tepat.

Intinya, rata-rata anak kecil berulah karena menginginkan perhatian orang tua mereka. Beri perhatian, namun dengan porsi dan saat yang tepat. Misalnya: tahu saat yang tepat untuk menegur maupun memuji anak.

  1. Memberikan pujian atas sikap baik anak.

Kesalahan umum orang tua adalah baru memberi perhatian saat anak berulah. Makanya, anak semakin banyak tingkah demi terus diperhatikan Mums dan Dads.

Padahal, anak pun ingin dipuji dan dianggap perbuatan baiknya berarti. Bila melihat anak berbuat baik, seperti: mau membereskan mainan sendiri tanpa disuruh hingga menghabiskan makanannya, jangan lupa memuji mereka. Anak pasti senang karena bisa membuat Mums dan Dads senang.

  1. Tahu saat yang tepat untuk tidak merespon ulah anak.

Bila anak sengaja berulah demi mendapatkan perhatian Mums (apalagi sampai berteriak: “Ma, lihat sini, deh!”), saatnya bersikap cuek. Kadang cara ini justru lebih efektif mendisiplinkan anak. Secara tidak langsung, Mums mengajarkan anak bahwa ada cara lain yang lebih baik untuk mendapatkan perhatian Mums.

  1. Persiapkan diri bila kemungkinan anak akan berulah.

Ketidakjelasan juga bisa membuat anak berulah. Misalnya: Mums mengajak mereka ke suatu tempat tanpa memberitahu kegiatan yang akan atau bisa mereka lakukan di sana. Makanya, untuk mengekspresikan rasa bingung, anak pun mulai tidak bisa diam dan bikin keributan.

Makanya, jelaskan kegiatan yang bisa anak lakukan sebelum sampai di lokasi. Jadi, anak sudah punya gambaran mengenai yang bisa mereka kerjakan dan terhindar dari rasa cepat bosan.

  1. Mengalihkan perhatian anak.

Anak sudah mulai atau terlanjur berulah? Saatnya berusaha mengalihkan perhatian mereka. Makanya, penting untuk membawa beberapa mainan yang dapat menyita waktu dan perhatian mereka bila mulai bosan. Misalnya: buku gambar dan alat-alat untuk mewarnai.

  1. Berikan time-out (hukuman).

Bila usaha pengalih perhatian gagal total, saatnya time-out. Jangan lupa, peringatkan dulu si kecil dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami anak. Misalnya: bila si kecil masih berteriak-teriak meski sudah ditegur Mums tiga kali, mereka harus diam di kamar. Mums bisa menentukan waktu sesuai usia si kecil.

Bila anak sudah di atas usia tiga tahun, sebaiknya Mums juga mulai mengajarkan mereka cara mengendalikan diri sendiri. Misalnya: bila mereka nakal, suruh mereka berdiam di kamar dan baru boleh keluar bila sudah bisa tenang.

Mendisiplinkan anak balita bisa kok, Mums. Asal caranya tepat. Semoga sepuluh cara ini bisa membantu Mums.

Sumber:

https://www.healthychildren.org/English/family-life/family-dynamics/communication-discipline/Pages/Disciplining-Your-Child.aspx

https://www.webmd.com/parenting/guide/7-secrets-of-toddler-discipline#1

https://kabar24.bisnis.com/read/20180826/79/831549/pola-asuh-cara-mendisiplinkan-anak-tanpa-teriakan-dan-kekerasan