Penyakit

Testis Tidak Turun (Kriptorkidismus)

Deskripsi

Kriptorkidismus atau kriptorkidisme merupakan kelainan kongenital (bawaan) yang ditandai dengan salah satu atau kedua testis tidak dapat turun ke dalam skrotum sebelum atau setelah bayi laki-laki dilahirkan.

 

Baca juga: Mengenal Kanker Testis yang Cukup Langka Menyerang Pria

Pencegahan

Kriptorkidismus merupakan kelainan bawaan.

Gejala

Testis tidak berada di dalam skrotum. Pada perkembangan janin dalam kandungan, testis tumbuh dan berkembang di dalam rongga perut. Pada akhir kehamilan, secara bertahap testis mulai turun menuju skrotum.

 

Baca juga: Benarkah Penis Bisa Patah?

Penyebab

Penyebab tidak diketahui secara pasti. Perkembangan dan pertumbuhan testikel dipengaruhi oleh genetis, kesehatan ibu selama mengandung dan faktor lingkungan lain yang mempengaruhi perubahan hormon maupun fisik serta aktivitas saraf selama proses perkembangannya.

Diagnosis

Diagnosis dengan melakukan palpasi untuk memastikan ada tidaknya testis di dalam skrotum. Jika testis tidak teraba pada saat bayi baru lahir, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang pada saat usia bayi 3, 6 dan 12 bulan.

 

Baca juga: Cara Mudah Menjaga Kesehatan Penis

Penanganan

Kriptorkidismus dapat ditangani dengan operasi (orkidopeksi) ataupun dengan injeksi hormon. Untuk tindakan operasi, lebih dianjurkan saat usia bayi sudah 1 tahun. Tindakan operasi dilakukan dengan membuat kantong skrotum dengan sayatan tunggal (prosedur Bianchi) atau sayatan ganda (inguinal dan skrotal).

 

 

Terapi injeksi hormon menggunakan hormon human chorionic gonadotrophin (hCG). Hormon ini membantu testis untuk meningkatkan produksi hormon pria. Terapi injeksi hormon sangat bermanfaat terutama jika testis sudah dekat dengan skrotum. Pasien kriptorkidismus harus diperiksa kembali setiap 6 bulan selama 2 tahun untuk memastikan tidak terjadi atropi testis.

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...