Mengatasi penumpukan lemak di perut memang gampang-gampang susah. Terkadang di saat rencana untuk melakukan berbagai program sudah ada, namun rasa malas untuk melakukannya timbul.

 

Penumpukan lemak di perut menyebabkan perut membesar atau biasa disebut buncit. Hal ini bisa memiliki banyak pengaruh, baik bagi kondisi tubuh maupun penampilan.

Baca juga: 8 Kebiasaan Ini Membuat Perut Kamu Buncit

 

Berbagai macam program, baik itu olahraga maupun diet disajikan dengan banyak pilihan. Tinggal bagaimana Kamu menjalankannya saja. Nah, diambil dari beberapa sumber, ini ada beberapa rangkuman cara atau bisa juga dikatakan macam solusi untuk mengatasi perut buncit Kamu.

 

Berolahraga

Menurut Dr. Kazlauskaite dari Rush University Medical Center, berolahraga dapat meningkatkan tingkat cairan otak yang mengatur metabolisme lemak dan suasana hati. Ini juga dapat meningkatkan motivasi Kamu untuk melakukan aktivitas lain yang dapat membantu mencegah stres.

 

Menggabungkan latihan

Kamu perlu menggabungkan latihan kardiovaskular dengan latihan angkat beban. Latihan beban dapat meningkatkan massa otot, yang mengatur tubuh Kamu untuk membakar kalori.

 

Kate Patton, ahli diet klinik Cleveland mengatakan, otot membakar lebih banyak kalori dibanding lemak. Dengan massa otot yang besar, tubuh seakan menjadi mesin pembakar kalori yang beroperasi sepanjang. Ia juga menganjurkan untuk melakukan 250 menit latihan dengan intensitas sedang, atau 125 menit latihan pada intensitas tinggi dalam seminggu.

 

Makan makanan segar

Sebisa mungkin, makanlah makanan segar, seperti sayuran, buah-buahan dan lauk pauk yang dimasak atau diolah sendiri. Gizi dalam bahan makanan segar belum banyak mengalami kerusakan, tentunya jika diolah secara benar. Makanan-makanan seperti itulah yang kaya akan zat antioksidan, yang memiliki sifat anti-inflamasi.

Baca juga: Fakta Mengejutkan tentang Perut Buncit

 

Konsumsi kedua jenis protein

Berapa banyak sih protein yang harus Kamu makan? Baiknya Kamu mengonsumsi kedua jenis sumber protein, baik itu nabati maupun hewani, sesuai kebutuhan agar jumlah dan kualitas zat gizinya lebih baik dan sempurna.

 

Takaran idealnya adalah protein hewani sebanyak 2 - 4 porsi (70 - 140 gr) atau 2 - 4 potong daging sapi ukuran sedang (80-160 gr) yang setara dengan 2 - 4 potong daging ayam dan ikan per ekor per hari. Untuk pangan nabati, dianjurkan 100 - 200 gr per hari atau setara dengan 4 - 8 potong tempe atau tahu.

 

Jangan hilangkan porsi lemak

Jangan hilangkan porsi lemak dalam menu Kamu. Tapi, sebaiknya Kamu mengonsumsi lemak non-jenuh tunggal, yang banyak terdapat di kacang-kacangan, alpukat, atau minyak zaitun. Bisa juga mengonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak non-jenuh ganda, terutama asam lemak Omega-3 yang dapat ditemukan dalam kenari, biji bunga matahari, dan ikan salmon. Selain berfungsi menurunkan level lemak jahat (LDL), makanan-makanan ini memiliki efek anti-inflamasi dalam tubuh.

Baca juga: Ternyata Lemak Tidak Selalu Jahat, Lho!
 

Cermati kandungan kalori

Cermati kandungan kalori masing-masing jenis makanan yang biasa dimakan tiap hari. Selain itu, Kamu juga bisa menyesuaikan asupan kalori berdasarkan jenis aktivitas di hari itu.

Jika Kamu hanya duduk menonton televisi, sebaiknya asup makanan berkalori rendah. Berbeda jika hari ini Kamu harus berkativitas berat.

 

Secara mudah, Kamu bisa mulai dengan mengurangi asupan karbohidrat secara bertahap, dan perbanyak makan sayuran dan buah-buahan ditambah minum air putih 8 gelas per hari.

 

Kurangi konsumsi gula

Kamu harus mengurangi konsumsi gula, dengan cara batasi minuman bersoda (soft drink), ganti makanan penutup dengan buah dan sayur, perhatikan juga informasi kandungan gula saat berbelanja makanan kemasan. Sebaiknya Kamu mengurangi konsumsi gula hingga tidak lebih dari 10% dari total kalori harian Kamu.

 

Tidur secara teratur

Perbaiki ritme biologis tubuh Kamu dengan membiasakan diri tidur secara teratur. Tidurlah selama 7 - 9 jam setiap malam.

 

Itulah beberapa solusi untuk mengatasi penumpukan lemak di perut Kamu. Dan lagi, jangan lupa konsultasikan ke dokter kamu masing-masing, ya. (WK)