Baru duduk 5 menit, tiba-tiba si Kecil sudah gelisah dan ingin berlarian. Selalu begitu setiap saat, seperti energinya tidak akan pernah habis. Bahkan, saking bersemangatnya dalam melakukan banyak hal, Mums jadi lelah sendiri saat mengikuti gerak-geriknya.

 

Ya, kemampuan si Kecil yang semakin berkembang setiap tahunnya, mulai dari berjalan, melompat, hingga berlari, membuatnya tidak bisa berhenti untuk bereksplorasi. Mungkin hal tersebut normal-normal saja karena menurut Mums si Kecil menunjukkan dirinya yang aktif.

 

Namun, jika lama-kelamaan kebiasaan ini justru menjadikan si Kecil sulit mengontrol aktivitas serta reaksinya terhadap kejadian yang ada di sekitar, maka orang tua harus mulai waspada dan curiga. Pasalnya, kebiasaan ini bisa menjadi tanda bahwa anak sudah tergolong hiperaktif.

 

Baca juga: Anak Hiperaktif? Jangan-jangan karena ADHD!

 

Apa bedanya anak aktif dan hiperaktif?

Perbedaan perilaku antara anak yang aktif dan hiperaktif sebenarnya sangat tipis alias tidak mudah dikenali. Namun, jika Mums lebih jeli lagi membedakannya, Mums bisa mengenali apakah si Kecil hiperaktif atau hanya sekadar aktif saja.

 

Perlu diketahui, anak yang aktif adalah anak yang memiliki kelebihan energi, sehingga mereka akan lebih banyak bergerak dibanding anak lainnya. Keadaan ini sangat wajar dialami oleh anak-anak. Sedangkan, anak hiperaktif adalah anak yang memiliki gangguan tingkah laku akibat perkembangan otak yang tidak normal.

 

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh adanya gangguan pada pusat perhatian dan saraf otak motorik anak. Akibatnya, anak hiperaktif akan sulit memusatkan perhatian, pikiran, dan konsentrasi.

 

Nah, supaya Mums bisa memastikan kondisi si Kecil, berikut ada beberapa tanda dan perbedaan antara anak yang aktif dan hiperaktif:

  • Anak aktif biasanya mudah merasa bosan dengan suatu permainan tertentu karena kurang menarik dan menantang. Namun, di lain waktu, ia juga bisa asyik dengan mainan yang memang disukai. Sedangkan, anak hiperaktif lebih mudah bosan dengan segala jenis mainan. Hal ini karena cakupan perhatian anak hiperaktif lebih pendek.

  • Anak yang aktif bisa fokus saat ada orang lain yang menyajikan topik menarik. Namun, anak hiperaktif akan mengalami kesulitan saat harus fokus mendengarkan topik selama beberapa menit. Anak hiperaktif juga akan merasa gelisah setiap kali diminta duduk diam.

  • Pada waktu makan, anak aktif akan sulit diajak makan di meja makan karena ia merasa bosan. Biasanya, ia akan melakukan aktivitas lain, seperti menonton televisi saat sedang makan. Sedangkan, anak hiperaktif selain sulit diajak makan di meja makan, ia juga sering meninggalkan makanan sebelum habis, karena lebih tertarik melakukan hal lain.

  • Anak yang aktif akan lebih cepat menangkap serta mengingat kosakata baru. Saat emosinya sedang stabil dan tenang, ia dapat diajak berbicara bahkan mendengarkan orang lain berbicara. Sedangkan, anak hiperaktif cenderung berbicara dengan tempo yang cepat dan volume tinggi. Ia juga lebih sering menginterupsi atau memotong pembicaraan orang lain.

  • Dalam hal bersosialisasi dan berteman, anak aktif lebih bisa bersabar. Sedangkan, anak yang hiperaktif umumnya tidak akan mau mengalah atau bergantian dengan orang lain.

  • Meskipun setiap anak sering menangis sebagai bentuk komunikasi, namun kebiasaan menangis pada anak aktif masih dapat ditoleransi. Bahkan, anak aktif masih bisa menjaga perasaannya, sehingga ia tidak mudah menangis. Sementara, anak hiperaktif memiliki sifat yang hipersensitif. Mereka mudah terusik dengan segala jenis rangsangan, lalu mengeluh. Biasanya, keluhan ini ia ungkapkan melalui rengekan tanpa air mata.
 Baca juga: Tidak Selalu Anak Sakit Butuh Antibiotik

 

Tanda-tanda yang telah disebutkan bisa menjadi acuan bagi orang tua untuk mengenali kondisi si Kecil. Namun, untuk mendapat diagnosa yang tepat, tidak ada salahnya jika orang tua berkonsultasi kepada psikiater mengenai kondisinya tersebut. Jika ternyata si Kecil benar tergolong hiperaktif, maka biasanya psikiater akan menyarankan terapi untuk mengurangi gejalanya.

 

Anak hiperaktif bukanlah anak yang memiliki keterbelakangan mental. Sehingga, mereka hanya perlu ditenangkan dan diperlakukan dengan tepat. Selain itu, kesabaran dari orang tua juga sangat penting saat menghadapi anak yang hiperaktif. Ya, meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan anak dengan kondisi hiperaktif, namun perhatian yang besar dari orang tua bisa sangat membantu anak hiperaktif untuk lebih mengontrol emosinya. (BAG/AY)