Pembalut merupakan salah satu kebutuhan wanita di kala mentruasi atau sehabis melahirkan. Selain pembalut, ada juga beberapa alat yang digunakan, seperti tampon, menstrual cup, ataupun kain untuk mencegah darah menstruasi bocor. Tapi, tahukah Kamu ada beberapa orang yang sebenarnya alergi terhadap pembalut?  


Alergi pembalut juga sering disebut sebagai dermatitis sanitary pad. Hal ini terjadi ketika kulit di sekitar selangkangan bereaksi terhadap pembalut yang digunakan ketika menstruasi. Ini dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang ada pada pembalut.

Baca juga: Pengobatan Mandiri sebagai Cara Mengatasi Alergi 


Dikutip dari newtimes.co.rw, dr. Rachna Pande dari Ruhengeri Hospital di Rwanda, Afrika, menjelaskan bahwa pembalut wanita tidak sepenuhnya murni terbuat dari kapas. Banyak produsen yang mengklaim bahwa pembalut berisi kapas dengan kekuatan menyerap cairan darah secara maksimal. Namun, dari situlah penyebab alerginya.

 
Sebagian besar bantalan gel pembalut mengandung dioksin, serat sintetis, dan produk petrokimia. Sebagian kandungan di dalam beberapa merek pembalut juga mengandung plastik, yang dapat menimbulkan reaksi tertentu pada vagina.


Dikutip dari HuffingtonPost, pembalut umumnya mengandung infinicel. Infinicel merupakan bahan gel yang dapat menampung 10 kali daya berat cairan. Pembalut yang mengandung infinicel jika dibakar akan menghasilkan asap hitam mengepul, karena kandungan bahan kimia di dalamnya. Berbeda jika dibandingkan pembalut organik yang terbuat dari 100 persen kapas organik.

Baca juga: Alergi Pakaian? Kenali Dulu Penyebabnya! 


Untuk beberapa orang yang mengalami kulit sensitif, Kamu mungkin akan mengalami reaksi terhadap bahan-bahan kimiawi yang tedapat di dalam pembalut. Alergi pembalut biasanya terjadi dengan kemunculan gejala berikut:

  • Muncul ruam merah di sekitar vagina.
  • Gatal hingga timbul benjolan.
  • Adanya rasa panas seperti sensasi terbakar.
  • Keputihan.
  • Vagina membengkak.
  • Kulit memerah.

 

 

Adakah Pengganti Pembalut?

Di berbagai negara, pembalut bukanlah satu-satunya yang digunakan ketika menstruasi. Ada tampon, kain, atau menstrual cup untuk menahan darah yang keluar. Namun, kebanyakan produk kewanitaan ini mengandung bahan rayon, vicose, dan bubur kertas kayu selulosa.


Padahal, rayon dan viscose menyebabkan bahaya potensial karena serat penyerapnya sangat kuat. Serat tersebut dapat menempel di dinding vagina dan meningkatkan risiko terkena toxic shock syndrome.


Oleh karena itu, Kamu disarankan untuk memilih pembalut yang aman. Pembalut organik merupakan pembalut yang menggunakan 100 persen kapas organik. Menggunakan pembalut berbahan organik dapat mencegah alergi, dibandingkan dengan bahan-bahan pembalut yang mengandung kimia.

Baca juga: Baru Alergi Setelah Dewasa, Apa Penyebabnya?

 

Gunakan juga pembalut dengan bantalan berbahan hypoallergenic. Hal ini dapat mencegah rasa gatal dan ruam merah. Pembalut-pembalut sehat jenis ini biasanya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan pembalut biasa, tetapi dapat menangani kulit Kamu yang sensitif.

 

Selain itu, terkadang kulit bisa alergi karena kebersihan yang tidak dijaga dengan baik. Tidak hanya harus mengganti pembalut secara teratur, Kamu juga harus membersihkan kulit sekitar vagina sesering mungkin. Hal ini dilakukan karena bantalan pembalut atau perekatnya mungkin saja tertinggal di sekitar vagina dan menyebabkan iritasi.

 

Jika Kamu alergi terhadap pembalut, gunakan pembalut yang terbuat dari kapas organik atau yang mengandung bahan hypoallergenic. Kalaupun Kamu tetap tidak ingin menggunakan pembalut, gunakanlah tampon ataupun menstrual cup. Berbeda dengan pembalut, menstrual cup tidak mengandung bahan-bahan yang dapat menyebabkan gejala alergi lho, Gengs. (TI/AS)